Minggu, 13 Maret 2016

Rambut Putih Bapak

Anak : "Pak, kenapa rambut Bapak sebagian berubah menjadi putih?"
Bapak : " Setiap kamu melakukan hal yang membuat ayah tidak senang maka satu helai rambut ayah akan berubah menjadi putih, Nak! Karena itu jadilah anak baik...!"
Anak : " Hmm....aku sekarang paham mengapa rambut kakek semuanya putih..."

Your Strength can kill you .....

Your Strength can kill you .....
Seorang teman saya, sebut saja namanya Bintang, mengontak saya minggu yang lalu. Bintang bekerja di sebuah perusahaan minyak dan baru saja menyelesaikan kontraknya di luar negeri.
Biasanya dia selalu mengambil 2 tahun kontrak kerja.
Seringkali di akhir masa kerjanya Bintang punya 2-3 alternatives, memperpanjang kontraknya atau menandatangani kontrak baru di tempat lain.
Masalahnya kali ini dunia oil and gaz sedang dilanda krisis. Jadi kontraknya tidak diperpanjang. Dan pulanglah dia ke tanah air. Ternyata industry oil and gaz juga mengalami situasi yang sama di sini. Mereka juga sedang sangat fokus pada efiensi dan mungkin harus mempertimbangkan untuk merumahkan karyawan karyawan mereka.
Jadi Bintang pun kesulitan mendapatkan pekerjaan yang baru.
Padahal a career in oil and gaz is all his life.
Dia tidak pernah mempertimbangkan untuk bekerja di industry lain atau bahkan dia juga tidak pernah belajar apapun selain di industry itu.
Jadi sekarang Bintang makin kesulitan mendapatkan pekerjaan, meskipun tadinya he was considered as one of the super talent in oil and gaz indutstry (makanya kontraknya selalu diperpanjang terus
, dengan kenaikan gaji yang lumayan pula).
Bintang pun galau dan kebingungan apa yang harus dilakukan?
Kasus Bintang adalah kasus klasik di mana seseorang (atau sebuah organisasi) merasa mempunyai strength yang hebat, dan kemudian berhenti belajar dan menganggap bahwa strength itu bisa menjadi modal kuat untuk seumur hidupnya.
Saya mempelajari itu sejak kecil. Tetangga saya adalah seorang penjual kain dan mempunyai kios di pasar. Sebut saja namanya Pak Jatmiko. Pak Jatmijo selalu ke Pasar Klewer di Solo setiap beberapa minggu sekali. Kemudian Pak Jatmiko akan menjual kain di pasar. Pelanggannya adalah para pembeli kain yang kemudian akan pergi ke penjahit untuk menjahitkan kain tersebut menjadi baju sesuai selera mereka.
Pak Jatmiko mempunyai good understanding kain dengan corak mana yang akan disukai pelanggannya. Dia juga mempunyai communication skills yang baik untuk berhubungan dengan pelanggannya.
Dengan strength itu pak Jatmiko menjadi pedagang yang berhasil dan dia pun menjadi salah satu orang terkaya di kampung kami.
Sampai suatu saat ........
Orang orang di kampung kami mulai malas menjahitkan baju. Mereka mulai tidak sabar.
Mereka mulai beralih ke membeli baju jadi yang sudah siap dipakai.
Pak Jatmiko tidak berfikir ke sana karena dia selalu berfikir bahwa dia adalah penjual kain.
Akibatnya bisnisnya pun pelan pelan menurun drastis. Dan dari predikat sebagai salah satu orang terkaya akhirnya pendapatannya pub turun drastis.
Apakah anda melihat similarity antara kasusnya Bintang dan kasusnya Pak Jatmiko.
Dua-duanya adalah kasus di mana orang terlalu percaya dengan strengthnya tetapi akhirnya kariernya harus mati pelan pelan .
Dan itu ternyata tidak hanya berlaku bagi individu. Itu juga berlaku bagi organisasi atau perusahaan.
Kodak mati pelan pelan karena mereka terlalu percaya pada strength mereka (kemampuan membuat tinta cetak foto yang bagus), padahal orang orang lama lama tidak mencetak foto lagi.
Pada saat mereka telat untuk mengubah diri mereka pun mati pelan pelan.
Nokia Mobile Phone (perusahaan yang membesarkan dan mmendidik saya selama 12 tahun awal karier saya), juga mengalami nasib tragis.
Mereka mempunyai strength di voice quality of the phone and user friendly of the menu.
Tetapi pada saat orang tidak lagi menggunakan hanphone untuk menelpon dan lebih suka browsing and messaging, they lost their competitive advantage and business performance nya pun turun menukik tajam.
Juha Akras, HR leader mereka, dalam sebuah interview dengan Business week menyatakan bahwa yang Nokia hadapi waktu itu adalah "ignorance complacency" dan bukanlah "arrogant complacency".
Still, it was a complacency case kan?
Tidak semua organisasi gagal. Ada juga yang berhasil.
IBM berhasil mengubah dirinya dari sebuah product company (mainframe) menjadi service company (consulting service ... dll).
Gerai-gerai Fuji Image Plaza yang tidak relevant lagi (karena orang tidak mencetak foto lagi), berubah menjadi 7-Eleven, atau Sevel kata anak-anak muda sekarang. And now they are even more succesfull.
So it is difficult but it is not impossible.
Mungkin dilakukan sih.
Seperti kita yang terbiasa menulis dengan tangan kanan (dan itu menjadi strength kita), ternyata suatu saat kita kecelakaan dan tangan kanan kita patah.
Touch the wood, and hope it will never happen.
Still, seandainya itu terjadi, dan ternyata kita tidak pernah belajar menulis dengan tangan kiri, we will really be in the deep shit, kan?
What is the learning lesson.
Mbok ya kadang kadang belajar menulis dengan tangan kiri?
(Atau sebaliknya, kalau anda kidal).
Apakah anda harus menunggu untuk patah tangan baru belajar menulis dengan tangan kiri?
Apakah perusahaan harus menunggu untuk bangkrut dulu dan baru mencari capability yang baru?
Apakah anda harus kehilangan pekerjaan dan kesulitan mencari pekerjaan baru sebelum anda mempelajari skills yang lain?
Learn to write with both hands.
If one hand cannot write well, practice then.
Learn the new skills for your career, they might save your life!
Jadi bagaimana dong.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa anda terapkan.
1) Follow the global trend.
What is happening and what will be happen in the future.
Issue issue green environment sudah ditiupkan sejak tahun 1980-an. Di Eropa malah sudah banyak Partai Politik yang green.
Sejak saat itu ....
Tinggal menunggu waktunya bahwa harga minyak akan jatuh.
Dan ini berlaku dalam semua industry.
Kalau anda di dunia photography anda harus ya sudah mengamati bahwa jumlah photo yang dicetak makin lama makin turun.
Kalau anda di banking industry, mestinya anda mengamati bahwa jumlah pelanggan yang pergi ke branch makin sedikit, karena mereka lebih suka menggunakan ATM, digital banking atau mobile banking.
Observe what happen in your industry. Observe what happen with consumer behavior.
2) Identify what are the potential gaps.
Based on your observation, identify what are the new skills that you need to learn.
Pak Djatmiko mungkin harus mengubah bisnisnya menjadi toko pakaian jadi.
Kodak mungkin harus mengembangkan organizational capability dalam digital and software.
What are the new skills that you need to learn?
3) Learn again.
Pelajarilah hal baru tersebut. Make it become a priority.
Mungkin ada yang lebih suka olahraga berlari daripada berenang. Tapi kalau suatu saat anda tenggelam di sungai atau di pantai, anda akan bersyukur bahwa anda pernah belajar berenang.
Mungkin anda enjoy dan hobby mempelajari skills yang berhubungan dengan pekerjaan anda yang sekarang. But you never know, a new skills can save your career and your life in the future.
4) Build your network.
Again, enhance your network with people not only from your industry, but from other indistry. You will learn more information. And they can share more knowledge when you need them.
Sometimes, when you will need job, they can safe your life.
5) Consider carefully if you want to stay in this job our change your career.
After looking at the trend and you develop your competences, you need to carefully analyze if you want to stay or you want to move with a new career.
I left Nokia during the glory time, and I got 3 job offers.
I would have more difficulty in finding new jobs if they were already in big difficulty.
I moved from Telco industry to Banking industry 3 years ago.
The timing is everything.
Dont follow Bintang where he only try to find new job when he lost his job.
Actually the best time to find a job is when you still have a job, and you perform well in that job. You will have a strong bargaining and negotiation power.
Jadi kemampuan anda membaca situasi dan mengambil keputusan yang tepat pada saat yang tepat adalah satu hal yang akan menyelamatkan karier dan hidup anda .
Remember, your strength can kill your ( or your career).
So you better have a plan B to save your career (and your life).
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto

BE GRATEFULL OF YOUR FAILURES (BERSYUKURLAH ATAS KEGAGALAN ANDA).

BE GRATEFULL OF YOUR FAILURES
(BERSYUKURLAH ATAS KEGAGALAN ANDA).
Namanya Didier. Lahir di Bayonne (Perancis Selatan) pada tahun 1968. Di sana olah raga favorite nya adalah rugby.
Jadi Didier pun belajar dan berlatih main rugby bersama teman temannya.
Didier punya keinginan dan motivasi yang sangat tinggi.
Sayangnya badan Didier lebih pendek dari teman temannya.
Dan pelatih mencoretnya dari tim utama.
Didier harus berada di luar lapangan melihat teman temannya yang lebih tinggi bermain di tim utama.
Didier pun memutuskan untuk bermain di cabang olahraga lain.
Pergilah dia ke sekolah sepakbola yunior di Nantes (Perancis Barat).
Akhirnya di cabang sepakbola Didier Deschamps berjaya. Dia menjuarai liga Perancis (dengan Marseille), liga Italia (dengan Juventus), liga Inggris (dengan Chelsea), bahkan menjadi juara Eropa dan juara Dunia dengan timnas Perancis, dan sekarang Didier menjadi pelatih timnas Perancis.
Sementara teman-temannya yang lain yang dulu diterima di tim utama rugby di Bayonne tidak mencapai prestasi sehebat Didier.
Ternyata Didier harus merasakan kegagalan (ditolak di tim rugby Bayonne) sebelum akhirnya pindah ke sepakbola dan menjadi juara dunia.
Namanya Dila. Dia sekolah di sebuah Junior College di Singapore. Nilainya termasuk average (sedang sedang saja) karena memang dia bersekolah di one of the best school in Singapore. Nilai bahasa Inggrisnya biasanya C. Seperti teman teman dekatnya.
Kemudian ....
6 bulan sebelum ujian akhir dia mengikuti preliminary ujian (semacam try out).
Nilai teman temannya masih di C. Dan Dila seperti tidak mempercayai matanya melihat hasil preliminary nya ..... F (nilai terendah).
Dila menangis dan menelpon papanya,"Papa... I am so sad. I NEVER FAIL BEFORE. I feel like I am such a loser. I dont know what to do from now on.....:
Papanya bilang,"Dila, bersyukurlah bahwa kegagalan ini terjadi sekarang. Lihat betapa sayangnya Allah sama Dila. Coba kalau kegagalan itu terjadi pas ujian akhir. Di mana hasilnya akan diprint di ijazah untuk seumur hidupmu. Bangkitlah. Belajarlah. Do your best to improve"
Dan Dila pun work her ass off. She work hard, extremely hard, much harder than anyone else. She also looks at how she could do things differently. Dan itu dilakukan selama 6 bulan.
Dan kemudian ....
Hasil ujian akhir pun diumumkan....
Teman2 dekatnya mendapatkan nilai C (karena mereka memang biasanya mendapatkan C).
Dila mendapatkan nilai A, yang paling tinggi untuk ujian A-level yang diuji langsung oleh Cambridge university.
If only .... seandainya saja ... Dila tidak mendapatkan F pada preliminary ujian, mungkin dia tidak akan pernah mendapatkan nilai A.
Apakah pesamaan dan perbedaan di antara kedua cerita itu?
The only difference is that Dila keep tryng to learn English and keep working harder on one field while Didier change the field, from Football to Rugby.
But both are equally persistent in pursuing their dream.
Persamaannya adalah :
1) Dua2nya memiliki tekad dan motivasi tinggi untuk berhasil
2) Dua2nya pernah gagal, (Didier ditolak masuk tim Rugby, Dila mendapatkan F untuk Bahasa Inggris)
3) Pada saat gagal dua2nya merasa sedih dan frustasi
4) Setelah gagal mereka bangkit dan berusaha lagi
5) Pada akhirnya mereka berdua mencapai keberhasilan, dalam skala yang berbeda, but it is still a success. Didier menjadi juara dunia sepakbola. Dila mendapatkan nilai A dalam bahasa Inggris.
6) Dua2nya harus bersyukur bahwa mereka pernah gagal.
Seandainya tidak ditolak di tim Rugby mungkin Didier tidak menjadi juara dunia.
Seandainya nilainya tidak turun dari C ke F, mungkin Dila tidak akan bekerja keras sampai akhirnya mencapai A.
Ternyata mereka harus bersyukur (be grateful) atas kegagalan yang mereka pernah alami (for the failures that they faced).
That's the mental of para juara.
Apakah anda bermental juara?
Apakah anda bersyukur atas kegagalan anda?
Atau apakah anda menangis, meratapi nasib anda dan menyerah?
The choice is yours. You decide for yourself.
Bahwa objective yang challenging memang membuat kita kadangkala gagal dulu.
But its ok. Bukan berarti bahwa kita harus menurunkan cita-cita atau tujuan kita.
Michelangelo, seorang pelukis pada jaman Renaissance di Eropa pernah berkata," The danger is not when you set your goal too high and fail. The danger is when you set your goal too low and you achieve it"
YANG BAHAYA ITU BUKANNYA KALAU KITA MENCANANGKAN CITA CITA TERLALU TINGGI DAN GAGAL MENCAPAINYA.
YANG BAHAYA ADALAH PADA SAAT KITA MENCANANGKAN CITA CITA TERLALU RENDAH DAN TERCAPAI.
SO, gak ada masalah kok. Gantungkan cita citamu setinggi langit.
Seperti saya yang waktu kecil bercita cita kuliah ke Jerman, dan banyak yang mentertawakan saya.
Seperti Singapore yang 30 tahun lalu bercita cita untuk mempunyai airport terbaik di dunia.
Seperti Didier Deschamps yang bercita cita menjadi juara dunia sepakbola.
That s perfectly OK.
Set your objective high, very high, extremely high.
And then become obsessed with your objective.
Work hard to achieve it.
Kemudian ....
Di tengah jalan pasti anda akan mengalami kegagalan.
It's ok.
Bedanya para juara dan yang lain bukannya para juara selalu sukses dan yang lain pernah gagal.
Mereka semua (termasuk para juara) pernah gagal.
Mungkin gagal di latihan atau gagal di pertandingan yang sesungguhnya.
Perbedaannya hanya satu:
Para juara (The winners) itu kalau gagal akan BANGKIT kembali dan mencoba lagi sampai akhirnya berhasil.
Sementara yang lain (The losers) kalau gagal akan berhenti, berputus asa dan menyerah.
Which one are you? The winners or the losers?
The choice is yours. You can decide by yourself if you want to be a winner or a loser.
By deciding if you will fight again or by giving up when you fail.
Dan ternyata ini juga berlaku dalam berbagai aspek kehidupan .
Olahraga, sekolah, karier, bisnis, sales, belajar sesuatu yang baru...etc.
Among some success that I have personally achieved, there were also so many failures I faced.
Berapa kali saya gagal dalam ujian saya di Perancis (sebelum akhirnya lulus).
Di awal karier saya, Berapa kali saya ditolak oleh perusahaan pada saat saya melamar ke sana.
Pada saat saya di menjadi consultant, berapa kali saya gagal menjual project saya ke calon customer saya.
I was gratefull with all my failures.
Saya sangat mensyukuri kegagalan saya itu.
They made me much stronger.
Kegagalan2 itu membuat saya jauh lebih kuat.
To win, you dont have to succeed with every effort you make.
You just need to train yourself to take the pain that comes as result of failures, rejection or underperformance and keep success in your sight.
The faster you get up and move on, the better it will be.
And you will gain the unique and invaluable talents and resources needed to keep winning and winning over the long journey for success.
Jadi, apa yang harus kita lakukan pada saat gagal?
1) Sadarilah bahwa kegagalan itu biasa terjadi dan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan
2) Terus menerus visualisasikan goal anda.
Stay excited and motivated to achive your goal.
Focus.
Dont get distracted.
3) Push through pain.
Tahan rasa sakit dan kekecewaan dari kegagalan itu. Bersiap siaplah bahwa kegagalan berikutnya akan datang lagi.
Jangan berpikir bahwa kegagalan ini adalah kegagalan terakhir.
There will be more...
Just move on and focus on your goal
4) Learn from your failures.
Pelajari dari kegagalan itu.
Apa yang anda bisa lakukan dengan cara yang berbeda. Look with different perspective, look from different angle, change the way you do things ....
5) And (I will repeat again)
Keep trying, keep walking, keep running, keep fighting, kee learning, keep training, keep working, keep smilling, keep laughing, keep singing, ignore others, until you achieve your goal.
Teruslah mencoba, teruslah berlari, teruslah berjalan, teruslah berjuang, teruslah berlatih, teruslah belajar, teruslah bekerja, teruslah tersenyum, teruslah tertawa, teruslah menyanyi, jangan hiraukan yang lain ...sampai anda mencapai tujuan anda.
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto