Minggu, 13 Maret 2016

BE GRATEFULL OF YOUR FAILURES (BERSYUKURLAH ATAS KEGAGALAN ANDA).

BE GRATEFULL OF YOUR FAILURES
(BERSYUKURLAH ATAS KEGAGALAN ANDA).
Namanya Didier. Lahir di Bayonne (Perancis Selatan) pada tahun 1968. Di sana olah raga favorite nya adalah rugby.
Jadi Didier pun belajar dan berlatih main rugby bersama teman temannya.
Didier punya keinginan dan motivasi yang sangat tinggi.
Sayangnya badan Didier lebih pendek dari teman temannya.
Dan pelatih mencoretnya dari tim utama.
Didier harus berada di luar lapangan melihat teman temannya yang lebih tinggi bermain di tim utama.
Didier pun memutuskan untuk bermain di cabang olahraga lain.
Pergilah dia ke sekolah sepakbola yunior di Nantes (Perancis Barat).
Akhirnya di cabang sepakbola Didier Deschamps berjaya. Dia menjuarai liga Perancis (dengan Marseille), liga Italia (dengan Juventus), liga Inggris (dengan Chelsea), bahkan menjadi juara Eropa dan juara Dunia dengan timnas Perancis, dan sekarang Didier menjadi pelatih timnas Perancis.
Sementara teman-temannya yang lain yang dulu diterima di tim utama rugby di Bayonne tidak mencapai prestasi sehebat Didier.
Ternyata Didier harus merasakan kegagalan (ditolak di tim rugby Bayonne) sebelum akhirnya pindah ke sepakbola dan menjadi juara dunia.
Namanya Dila. Dia sekolah di sebuah Junior College di Singapore. Nilainya termasuk average (sedang sedang saja) karena memang dia bersekolah di one of the best school in Singapore. Nilai bahasa Inggrisnya biasanya C. Seperti teman teman dekatnya.
Kemudian ....
6 bulan sebelum ujian akhir dia mengikuti preliminary ujian (semacam try out).
Nilai teman temannya masih di C. Dan Dila seperti tidak mempercayai matanya melihat hasil preliminary nya ..... F (nilai terendah).
Dila menangis dan menelpon papanya,"Papa... I am so sad. I NEVER FAIL BEFORE. I feel like I am such a loser. I dont know what to do from now on.....:
Papanya bilang,"Dila, bersyukurlah bahwa kegagalan ini terjadi sekarang. Lihat betapa sayangnya Allah sama Dila. Coba kalau kegagalan itu terjadi pas ujian akhir. Di mana hasilnya akan diprint di ijazah untuk seumur hidupmu. Bangkitlah. Belajarlah. Do your best to improve"
Dan Dila pun work her ass off. She work hard, extremely hard, much harder than anyone else. She also looks at how she could do things differently. Dan itu dilakukan selama 6 bulan.
Dan kemudian ....
Hasil ujian akhir pun diumumkan....
Teman2 dekatnya mendapatkan nilai C (karena mereka memang biasanya mendapatkan C).
Dila mendapatkan nilai A, yang paling tinggi untuk ujian A-level yang diuji langsung oleh Cambridge university.
If only .... seandainya saja ... Dila tidak mendapatkan F pada preliminary ujian, mungkin dia tidak akan pernah mendapatkan nilai A.
Apakah pesamaan dan perbedaan di antara kedua cerita itu?
The only difference is that Dila keep tryng to learn English and keep working harder on one field while Didier change the field, from Football to Rugby.
But both are equally persistent in pursuing their dream.
Persamaannya adalah :
1) Dua2nya memiliki tekad dan motivasi tinggi untuk berhasil
2) Dua2nya pernah gagal, (Didier ditolak masuk tim Rugby, Dila mendapatkan F untuk Bahasa Inggris)
3) Pada saat gagal dua2nya merasa sedih dan frustasi
4) Setelah gagal mereka bangkit dan berusaha lagi
5) Pada akhirnya mereka berdua mencapai keberhasilan, dalam skala yang berbeda, but it is still a success. Didier menjadi juara dunia sepakbola. Dila mendapatkan nilai A dalam bahasa Inggris.
6) Dua2nya harus bersyukur bahwa mereka pernah gagal.
Seandainya tidak ditolak di tim Rugby mungkin Didier tidak menjadi juara dunia.
Seandainya nilainya tidak turun dari C ke F, mungkin Dila tidak akan bekerja keras sampai akhirnya mencapai A.
Ternyata mereka harus bersyukur (be grateful) atas kegagalan yang mereka pernah alami (for the failures that they faced).
That's the mental of para juara.
Apakah anda bermental juara?
Apakah anda bersyukur atas kegagalan anda?
Atau apakah anda menangis, meratapi nasib anda dan menyerah?
The choice is yours. You decide for yourself.
Bahwa objective yang challenging memang membuat kita kadangkala gagal dulu.
But its ok. Bukan berarti bahwa kita harus menurunkan cita-cita atau tujuan kita.
Michelangelo, seorang pelukis pada jaman Renaissance di Eropa pernah berkata," The danger is not when you set your goal too high and fail. The danger is when you set your goal too low and you achieve it"
YANG BAHAYA ITU BUKANNYA KALAU KITA MENCANANGKAN CITA CITA TERLALU TINGGI DAN GAGAL MENCAPAINYA.
YANG BAHAYA ADALAH PADA SAAT KITA MENCANANGKAN CITA CITA TERLALU RENDAH DAN TERCAPAI.
SO, gak ada masalah kok. Gantungkan cita citamu setinggi langit.
Seperti saya yang waktu kecil bercita cita kuliah ke Jerman, dan banyak yang mentertawakan saya.
Seperti Singapore yang 30 tahun lalu bercita cita untuk mempunyai airport terbaik di dunia.
Seperti Didier Deschamps yang bercita cita menjadi juara dunia sepakbola.
That s perfectly OK.
Set your objective high, very high, extremely high.
And then become obsessed with your objective.
Work hard to achieve it.
Kemudian ....
Di tengah jalan pasti anda akan mengalami kegagalan.
It's ok.
Bedanya para juara dan yang lain bukannya para juara selalu sukses dan yang lain pernah gagal.
Mereka semua (termasuk para juara) pernah gagal.
Mungkin gagal di latihan atau gagal di pertandingan yang sesungguhnya.
Perbedaannya hanya satu:
Para juara (The winners) itu kalau gagal akan BANGKIT kembali dan mencoba lagi sampai akhirnya berhasil.
Sementara yang lain (The losers) kalau gagal akan berhenti, berputus asa dan menyerah.
Which one are you? The winners or the losers?
The choice is yours. You can decide by yourself if you want to be a winner or a loser.
By deciding if you will fight again or by giving up when you fail.
Dan ternyata ini juga berlaku dalam berbagai aspek kehidupan .
Olahraga, sekolah, karier, bisnis, sales, belajar sesuatu yang baru...etc.
Among some success that I have personally achieved, there were also so many failures I faced.
Berapa kali saya gagal dalam ujian saya di Perancis (sebelum akhirnya lulus).
Di awal karier saya, Berapa kali saya ditolak oleh perusahaan pada saat saya melamar ke sana.
Pada saat saya di menjadi consultant, berapa kali saya gagal menjual project saya ke calon customer saya.
I was gratefull with all my failures.
Saya sangat mensyukuri kegagalan saya itu.
They made me much stronger.
Kegagalan2 itu membuat saya jauh lebih kuat.
To win, you dont have to succeed with every effort you make.
You just need to train yourself to take the pain that comes as result of failures, rejection or underperformance and keep success in your sight.
The faster you get up and move on, the better it will be.
And you will gain the unique and invaluable talents and resources needed to keep winning and winning over the long journey for success.
Jadi, apa yang harus kita lakukan pada saat gagal?
1) Sadarilah bahwa kegagalan itu biasa terjadi dan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan
2) Terus menerus visualisasikan goal anda.
Stay excited and motivated to achive your goal.
Focus.
Dont get distracted.
3) Push through pain.
Tahan rasa sakit dan kekecewaan dari kegagalan itu. Bersiap siaplah bahwa kegagalan berikutnya akan datang lagi.
Jangan berpikir bahwa kegagalan ini adalah kegagalan terakhir.
There will be more...
Just move on and focus on your goal
4) Learn from your failures.
Pelajari dari kegagalan itu.
Apa yang anda bisa lakukan dengan cara yang berbeda. Look with different perspective, look from different angle, change the way you do things ....
5) And (I will repeat again)
Keep trying, keep walking, keep running, keep fighting, kee learning, keep training, keep working, keep smilling, keep laughing, keep singing, ignore others, until you achieve your goal.
Teruslah mencoba, teruslah berlari, teruslah berjalan, teruslah berjuang, teruslah berlatih, teruslah belajar, teruslah bekerja, teruslah tersenyum, teruslah tertawa, teruslah menyanyi, jangan hiraukan yang lain ...sampai anda mencapai tujuan anda.
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto

Tidak ada komentar: