Kamis, 28 Februari 2019

Buletin Jumat resmi Nahdlatul Ulama.,Jum’at Risalah NU edisi 59

Semua kejadian dalam kehidupan alam semesta, termasuk kejadian yang dialami oleh manusia pada hakekatnya berjalan menurut ketetapan takdir Allah s.w.t. Manusia ditugaskan untuk berusaha semaksimal mungkin demi meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.

Edisi ke-59 kali ini akan membahas lebih dalam tentang :

”Antara Takdir dan Kebebasan”

Selamat Membaca.

Buletin Jumat resmi Nahdlatul Ulama.

Buletin Jum’at Risalah NU edisi 59
https://www.risalahnu.com/blog/2019/02/28/buletin-jumat-risalah-nu-edisi-59/

Mendownload edisi lainnya dapat di :
https://www.risalahnu.com/blog/category/buletin-jumat/

Buletin Risalah NU dikelola oleh Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN/Infokom dan Publikasi) PBNU.

Rekening Donasi a/n Majalah NU.
Bank BRI : 0335-01-001234-30.0.

Konfirmasi donasi.
Setiap donatur mohon untuk memberikan konfirmasi ke :
1. 0857 7492 0131.
2. 0813 6361 2666. (Risalah NU).

Dengan format :
#Nama#Alamat#email#BesarDonasi#TanggalTransfer#Buletin

Yuk berlangganan Majalah Risalah NU di. www.risalahnu.com

Silahkan disebarluaskan...

Rabu, 27 Februari 2019

SAMBUTAN KETUA UMUM PBNU, DALAM PEMBUKAAN,MUNAS ALIM ULAMA DAN KONBES NU 2019



PONPES MIFTAHUL HUDA AL-AZHAR, CITANGKOLO, KOTA BANJAR, JAWA BARAT, 27 FEBRUARI-1 MARET 2019

Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله سيدنا محمد ابن عبد الله وعلى اله واصحابه ومن تبع سنته وجماعته من يومنا هذا الى يوم النهضة، اما بعد.

Yth. Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. H. Joko Widodo beserta para Menteri Kabinet Kerja;
Yth. Para Pimpinan Lembaga Negara, para Duta Besar dari negara sahabat, para pejabat TNI/Polri; para pimpinan Partai Politik, Gubernur Jawa Barat, dan para kepala Daerah di Jawa Barat;
Ytm. Rais ‘Aam PBNU beserta seluruh jajarannya, Pengurus Tanfidziyah PBNU beserta pimpinan Lembaga dan Banom di lingkungan NU, para pimpinan Wilayah NU serta para pengasuh pondok pesantren di seluruh Indonesia;
Hadirin Hadirat Tamu Undangan yang berbahagia.

Munas Alim Ulama dan Konbes NU Tahun 2019 kali ini mengambil tema “MEMPERKUAT UKHUWAH WATHANIYAH UNTUK KEDAULATAN RAKYAT.” Pemilihan tema ini dilandasi oleh situasi menjelang pelaksanaan pesta demokrasi rakyat yaitu pemilu serentak untuk memilih Presiden/Wakil Presiden serta para wakil rakyat tahun 2019. Nahdlatul Ulama perlu mengingatkan bahwa sebagai manifestasi kedaulatan rakyat, hasil pemilu harus mampu menjunjung, menegakkan dan mewujudkan kedaulatan rakyat dalam seluruh sendi kebijakan penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Mandat sejati dari kekuasaan adalah kemaslahatan rakyat, kesejahteraan sebesar-besar rakyat Indonesia:

تصرف الامام على الرعية منوط بالمصلحة

Karena itu, Pilpres, Pileg dan Pilkada tidak boleh berhenti sebagai ajang suksesi kekuasaan, tetapi momentum penyelenggaraan kembali komitmen penegakan kedaulatan rakyat di tengah situasi zaman yang berubah dan bergerak cepat.

Salah satu perubahan itu ditandai oleh gelombang Revolusi Industri 4.0. yang bertumpu pada penggunaan massif teknologi informasi komunikasi berbasis internet (internet of things), kecerdasan buatan (artficial intelligent) dan analisis big data.  Revolusi Industri 4.0 berdampak luas, terutama pada sektor lapangan kerja. Menurut Mckinsey Global Institute, Revolusi Industri 4.0 akan menghilangkan 800 juta lapangan kerja di seluruh dunia hingga tahun 2030 karena diambil-alih oleh robot dan mesin. Khusus di Indonesia, akan ada sekitar 3,7 juta lapangan kerja baru yang terbentuk, tetapi ada sekitar 52,6 juta lapangan kerja yang berpotensi hilang akibat revolusi digital.

Bagian dari peluang positif Revolusi Industri 4.0. telah kita rasakan di Indonesia dengan kemudahan-kemudahan transaksi online untuk memenuhi sejumlah hajat hidup masyarakat. Namun, bagian dari ancaman Revolusi Industri 4.0. adalah tergusurnya sejumlah lapangan kerja di tengah masalah pengangguran dan postur tenaga kerja yang belum bersaing. Sekitar 60% angkatan kerja kita adalah lulusan SMP ke bawah. Bagaimana nasib mereka? Dalam revolusi digital, mereka terancam terus menerus menjadi korban pembangunan. Sektor pertanian adalah penyumbang terbesar kedua PDB Indonesia. Namun, di sektor tempat bergantung hidup 82% rakyat miskin ini, 30% adalah petani cangkul yang masih terseok di gelombang Revolusi Industri 1.0.

NU perlu mengingatkan bahwa manusia dan kemanusiaan harus tetap merupakan dimensi utama dalam pembangunan. Tugas pemerintah adalah mengelola peluang positif revolusi digital sekaligus mereduksi, mengantisipasi, dan merekayasa ‘mudharat-mudharat’ teknologi agar tidak mendehumanisasi pembangunan. Jepang telah bicara tentang Revolusi Industri 5.0. yang mendedikasikan capaian teknologi untuk melayani kemanusiaan (human-centered society). Indonesia, dengan segala kearifannya, harus mampu menyambut peluang-peluang baru tanpa menimbulkan jurang ketimpangan sosial yang lebih dalam.

Presiden, Rais ‘Aam, para Tamu Undangan, dan hadirin-hadirat yang berbahagia.

Nahdlatul Ulama didirikan dengan dua mandat besar, yaitu peran dan tanggung jawab keagamaan (mas’ūliyah dīniyah) dan peran dan tanggung jawab kebangsaan (mas’ūliyah wathaniyah). NU bukan hanya terpanggil untuk mengurus masalah ubudiyah, fikrah dīniyah, atau harakah Islâmiyah, tetapi juga masalah-masalah kebangsaan. Dalam kapasitas yang dimungkinkan, NU selalu berupaya membantu program-program Pemerintah yang mendukung kesejahteraan rakyat. NU juga memastikan bahwa NKRI adalah kesepakatan final yang tidak boleh dirongrong siapa saja. Karena itu, siapa saja yang mengancam NKRI, berniat menggerogoti dan merobohkan NKRI, akan berhadapan dengan NU.

Sebagai pelaksanaan dari mandat keagamaan dan kebangsaan, Munas Alim Ulam dan Konbes NU 2019 di Kota Banjar, Jawa Barat kali ini akan membahas sejumlah masalah penting yang diklasifikasi dalam Masâil Wâqi’iyah (mencakup bahaya sampah plastik, niaga perkapalan, bisnis money game, dan sel punca); Masâil Maudlûiyah (masalah kewarganegaraan dan hukum negara, konsep Islam Nusantara, dan politisasi agama), dan Masûil Dîniyah Qanûniyah (RUU Anti-Monopoli dan Persaingan Usaha agar kedzaliman ekonomi global dapat dicegah dan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual). Di bagian Rekomendasi, NU tengah mengkaji agar Pemerintah mempertimbangkan kembali pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk mengatasi defisit pasokan energi dalam jangka panjang.

Khusus terkait sampah plastik, NU sangat prihatin dengan status Indonesia sebagai penghasil limbah plastik terbesar kedua di dunia setelah China. Indonesia menghasilkan sekitar 130.000 ton sampah plastik setiap hari. Hanya separo yang dibuang dan dikelola di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sisanya dibakar secara ilegal atau dibuang ke sungai dan laut yang merusak ekosistem. Ketika sampah mikroplastik berubah menjadi nanoplastik dan kemudian dimakan ikan dan seterusnya dikonsumsi manusia, limbah plastik telah menjadi ancaman nyata bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Mengingat semakin mendesaknya polusi plastik, NU mendesak Pemerintah melakukan upaya yang lebih keras untuk menekan dan mengendalikan laju pencemaran limbah plastik di Indonesia.

Selain itu, menyadari dan menyikapi posisi dan kondisi Indonesia yang rawan bencana alam, semua pihak terutama Pemerintah harus berupaya memperkuat mitigasi dan kesiapsiagaan bencana masyarakat terutama di daerah berisiko tinggi terdampak bencana.

Nahdlatul Ulama mendorong agar hal itu dilakukan dengan cara: (1) meningkatkan kapasitas (pengetahuan dan skill) masyarakat dalam menghadapi bencana berbasis kearifan lokal terutama melalui pesantren dan madrasah; (2) Pemerintah Daerah harus menjadikan pengurangan risiko bencana terintegrasi dalam rencana pembangunan; (3) melakukan simulasi rutin penanganan bencana; (4) menyepakati sistem peringatan dini dan mekanisme penyelamatan diri saat terjadi bencana agar masyarakat dapat menyelamatkan diri; dan (5) mengalokasikan anggaran yang memadai.

Presiden, Rais ‘Aam, para Tamu Undangan, dan hadirin-hadirat yang berbahagia.

Sebagai bagian akhir sambutan, perlu saya tegaskan bahwa Nahdlatul Ulama mendukung komitmen Vatikan dan Al-Azhar yang dituangkan dalam “Human Fraternity Document” atau Dokumen Persaudaraan Kemanusiaan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab yang ditanda-tangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Sheikh Ahmed Al Tayeb pada tanggal 4 Februari 2019.

Dukungan itu didasarkan konsepsi persaudaraan yang dianut Nahdlatul Ulama berupa persaudaraan sesama muslim (ukhuwah islamiyah), persaudaraan sebangsa dan setanah air (ukhuwah wathaniyah) dan persaudaraan sesama anak manusia (ukhuwah insaniyah atau ukhuwah bashariyah) sebagaimana didekralasikan Nahdlatul Ulama tahun 1984. Mengapa? Karena dalam pandangan Nahdlatul Ulama, “Human Fraternity Document” merupakan  bagian dari konsepsi persaudaraan  yang telah diperjuangkan dan diimplementasikan Nahdlatul Ulama sekurang-kurangnya terhitung sejak 35 tahun lalu dan konsepsi persaudaraan tersebut dapat memberi kontribusi bagi upaya untuk: (1) menghentikan permusuhan muslim dan non muslim di dunia; (2) menerima negara bangsa dan menolak khilafah; (3) menerima konstitusi dan tidak mempertentangkan dengan syariah; dan (4) mewujudkan perdamaian dunia.

Demikian dan mohon berkenan Bapak Presiden memberi sambutan sekaligus membuka acara Munas dan Konbes NU di Jawa Barat, 27 Februari 2019 - 1 Maret 2019.

شكرا ودمتم في الخير والبركة والنجاح، والله الموفق إلى أقوم الطريق
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Selasa, 26 Februari 2019

Pasar Gelap Ustadz

Pasar Gelap Ustaz

Saya berkali-kali menyampaikan, hati-hati mencari ustaz. Jangan sembarangan mengundang orang untuk mengisi pengajian, memanggil dia ustaz, apalagi menyebutnya sebagai ulama.

Saya perlu semakin serius mengingatkan hal ini. Karena semakin banyak orang-orang yang hanya bermodal bisa pidato, berbaju gamis, mengumpat sana-sini diundang kemana-mana, dipanggil ustaz. Hafal satu dua ayat al-Quran dan hadis cukup menjadi modal.

Pasar gelap ustaz ini biasanya dihuni dua kelompok besar. Pertama, para muallaf. Beberapa muallaf, meskipun tidak punya ilmu keislaman yang cukup, tiba-tiba dia menjadi ustaz karena modal bisa pidato. Yang paling banyak diceramahkan biasanya menjelek-jelekkan keyakinan lamanya. Dia ingin menunjukkan sekarang sudah mendapat "hidayah". Tak lupa, biasanya juga menebar ketakutan, bahwa agama lamanya itu menjadi ancaman terhadap Islam. Kalau melihat orang seperti ini, saya sering jengkel sendiri, membayangkan kalau ada orang keluar dari Islam kemudian menjelek-jelekkan Islam dalam komunitas agamanya yang baru. Orang-orang seperti ini yang biasanya menaikkan ketegangan muslim dan non muslim.

Kedua, orang-orang yang dulu jauh dari Islam, suka maksiat dan sebagainya, kemudian berubah menjadi lebih religius, mengubah penampilan dan sebagainya. Orang-orang seperti ini biasanya menyebut diri sebagai orang yang sudah "hijrah". Modal kegelapan masa lalu dieksploitasi, seolah sekarang sudah benar-benar hidup dalam terang. Dengan modal bisa pidato, punya tim media sosial untuk menaikkan popularitasnya, mereka tiba-tiba dipanggil ustaz dan dijadikan rujukan dalam beragama.

Dua kelompok ini, intinya sama. Mereka tidak punya otoritas keagamaan, tapi dimanjakan oleh situasi. Mareka memanfaatkan media sosial untuk marketing. Yang saya heran, orang-orang seperti ini banyak yang tidak tahu diri soal kapasitas keislamannya.

Pasar gelak ustaz ini bisa terjadi karena dua hal. Pertama, Islam memang longgar dan tidak ada lembaga yang melakukan "stadarisasi" keulamaan seseorang. Pasar ustaz dalam Islam sangat terbuka. Semua sangat tergantung pada "pasar". Jika Anda populer, ceramahnya disukai orang, maka Anda bisa masuk dalam pasar keulamaan.

Kedua, sekarang banyak sarana yang bisa digunakan untuk branding. Jika dulu, untuk menjadi ustaz atau ulama membutuhkan waktu untuk diakui masyarakat, sekarang pengakuan itu bisa dilakukan dengan instan. Yang penting populer di medsos, sudah cukup.

Siapa yang menjadi korban dari pasar gelap ini? ya masyarakat Islam sendiri. Orang-orang ini bicara atas nama Islam, padahal dia sama sekali tidak punya otoritas ilmu dan moral. Saya tak perlu menyebut nama sebagai contoh. Sekarang ini, masyarakat Islam suka marah-marah, sebagian merupakan hasil dari pasar gelap itu. Benar kata ahli yang mengatakan, di era disrupsi informasi maka akan lahir era matinya keahlian (death of expertise). Yang menjadi rujukan masyarakat bukan orang-orang yang punya otoritas, tapi orang yang terkenal, terutama di media sosial. Lihat saja survey-survey tentang tokoh-tokoh agama yang mereka ikuti, sebagian adalah orang-orang yang lain di pasar gelap ustaz itu.

Masyarakat harus dididik agar mempunyai literasi keualamaan. Kalau mau menuntut ilmu keislaman, belajarlah pada orang-orang yang gurunya jelas, sanad ilmunya juga jelas. Jangan terpesona dengan tampilan luar. Saya senang, sekarang masyarakat sudah mulai kritis dan berani mempertanyakan ustaz yang menebarkan kebencian dimana-mana. Hanya masyarakat seperti ini yang bisa menghentikan pasar gelap itu.

Tebet, 21 Pebruari 2019

Rumadi Ahmad  
Ketua Lakpesdam PBNU

Rabu, 20 Februari 2019

Narasumber Diskusi Kebangsaan Mahfud MD, Allisa Wachid, Achmad Tohari Purwokerto, 19 Pebr 2019

Narasumber Diskusi Kebangsaan Mahfud MD, Allisa Wachid, Achmad Tohari   Purwokerto, 19 Pebr 2019

Senin, 18 Februari 2019

Perlunya sedekah Al Fatihah Kepada Orang yg sudah meninggal

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Perlunya sedekah Al Fatihah Kepada Orang yg sudah meninggal..??

Sering menjadi  persoalan bahan perdebatan perlunya  sedekah Al-Fatihah kepada Ibu,Bapak atau handai tolan yg sudah meninggal dunia..

Ustadz Don Daniyal (Malaysia) tampil memberi penjelasan yg intipatinya LEBIH BESAR & MENGEJUTKAN !!!
Hanya dengan share saja pun anda sudah mendapat pahala.

Ust Don Beri Penjelasan MENGEJUTKAN.. !!! SEDEKAHKANLAH AL FATIHAH UNTUK IBU, BAPA MU SETIAP SELEPAS SOLAT SUBUH.

Ini merupakan nasihat Ustaz Don kpd anak2  yg masih hidup didunia ini supaya diluaskan pintu rezeki bagi mereka. Rasulullah SAW pernah bersabda:-

“Setiap pagi sedekahkan Al-Fatihah kepada Ibu Bapa mu, (sekiranya masih hidup @ telah tiada)”

Niscaya pintu-pintu rizki akan terbuka buat kamu.

“Tidak akan terputus rizki seseorang ANAK selagi dia tidak meninggalkan doa kepada kedua orang tuanya dalam kesehariannya"

Allah akan memurahkan Rizki kepada mereka yang tidak putus2 berdoa kepada kedua ibu bapa (hidup atau mati). Ingatlah bahwa keredhaan Ibu dan Bapa adalah keredhaan Allah SWT.

Berdoalah dengan bersungguh2.…. Tadahkan kedua tangan mu dan lintaskan wajah  org tua kita.., termasuk guru2 kita... dan mereka2 yang banyak menolong kita.
(Berdoa perlu benar2 dan bersungguh2)

Mereka yang lupa berdoa kepada kedua orang tuanya akan disempitkan Rizki nya Oleh Allah SWT.

Bagi yg berniaga, tak perlu ada ilmu pelaris...!! Cuma jangan lupa Doakan ibu bapa kita setiap hari.

Rezeki bukan saja berupa uang, tetapi segala nikmat yg kita dapatkan dari Allah
(Makanan, Kesehatan, Kasih Sayang, Ilmu dsbnya ..)
Insyaa Allah. Berusaha dan bertawakal.. Insyaa Allah..

Rezeki itu bukan kerana ada Skill, Ir, S Pd, S Ag, MA, DR, IJAZAH dsbnya.
Tetapi dengan hati yang tulus ikhlas dan berdoa  untuk Ibu dan Bapa kita.. Mari kita coba... Allahuakbar..

Doa untuk kedua orang tua yang masih hidup

“YA ALLAH...
 YA TUHANKU, Ampunkan lah segala khilaf dan dosa kedua orang tua ku, Ibuku....(sebutkan nama dan bin nya...), Bapa ku...(sebutkan nama dan bin nya...), berkatilah mereka Ya Allah..., jagakanlah kesehatan mereka, murahkanlah rizki mereka, panjangkanlah usia mereka, jauhkanlah dari segala mara bahaya, Dan lindungilah mereka, Ya Allah...Ya Illahi Rabbi. Aamiin Ya Rabbal Alamiin..

Doa untuk kedua orang tua yang sudah meninggal

“YA ALLAH YA TUHANKU,
Ampunilah segala khilaf dan dosa2 kedua orang tuaku, Ibuku...(sebutkan nama dan bin nya),
Bapa ku...(sebutkan nama dan bin nya)
Tempatkanlah ditempat orang2 yang beriman kepada Mu Ya Allah...
Tempatkanlah ditempat terbaik disisi Mu Ya Illahi Rabbi.
Ya Allah kabulkan lah permohonan kami ini..
Aamiin..Aamiin..Aamiin... Ya Rabbal Alamiin...

Subhanallah... ringan- ringankanlah tangan anda untuk share Doa ini.

Semoga menjadi pahala mengingatkan sesama saudara muslim yang lain

Kamis, 07 Februari 2019

Ponpes Al HIkam, KH Hasim Muzadi,Kajian Kitab Al Hikam Bulan September 2018

Pondok Pesantern Al HIkam, KH Hasim Muzadi,Kajian Kitab Al Hikam Bulan September 2018

Ponpes Al HIkam, KH Hasim Muzadi, Kajian Kitab Al Hikam Bulan Desember 2018 3

Pondok Pesantern Al HIkam, KH Hasim Muzadi, Kajian Kitab Al Hikam Bulan Desember 2018 


Rabu, 06 Februari 2019

Program NU Graha Lazisnu Kab Bms


Terima kasih kpd ktua PCNU, ktua lazisnu cab bms & slruh anggota koin lazisnu atas bntuannya program NU graha  smg  LAZISNU smakin jya amiin








Selasa, 05 Februari 2019

KITAB BIDAYATUL HIDAYAH

~~~~~~~~~
📖🖋 KITAB BIDAYATUL HIDAYAH
~~~~~~~~~
          ❂ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم ❂ 
 ﷺ اللَّهُــــــمّے صَــلٌ علَےَ سيدنامُحمَّــــــدْ ﷺ
 ﷺ و عــــــلَےَ آل سيــــــــــــدنامُحمَّــــــدْ ﷺ
~~~~~~~~~
_'Kajian Sesi : 93
Lanjutan bab:
Menjauhi maksiat
Tentang : maksiat lisan

  ولكن ان كان مقصودك من قولك اصلحهﷲ الدعاء فادع له فی السر
  وان اغْتَمَمْتَ بسببه فعلامته انك لاتريد فضيحَتَهُ واظهارَ عيبه
  وفی اظهارك الغم بعيبه اظهار تعيِيْبِهِ

  Dan bila tujuanmu dengan mengatakan "Semoga alloh memperbaiki tingkah si fulan", ini memang benar2 ingin mendo'akan si fulan, maka cukuplah mendo'akan dlm hati (jangan ngomong didepan orang).
  Dan bila kamu merasa resah hati karena kelakuan si fulan, maka tanda2 keresahan itu adalah ,kamu tidak ingin nama si fulan menjadi semakin tercemar karenamu. Dan kamu tidak mau memperlihatkan aib si fulan (didepan orang lain).
  Dan bila kamu menjelaskan keresahan hatimu dgn mngatakan kejelekan si fulan pada orang lain, itu sama saja kamu telah membuka rahasia aib si fulan. (Dan membuka aib seorang muslim, itu haram hukumnya).

  ويكفيك زاجرا عن الغيبۃ قوله تعالی ولا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أحَدُكُمْ اَنْ يَّأكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ

  Dan cukuplah sebagai pencegah bagimu dari menggunjing, adanya firman alloh yg mengatakan :
  "Dan janganlah sebagian dari kamu menggunjingkan  sebagian yg lainnya. Ataukah salah seorang dari kamu itu, suka memakan bangkai temannya sendiri? Tentunya tidak, bukan?"

  فقد شبَّهَكَﷲُ بِآٰكِلِ لَحْمِ الميتۃ فما اجدرك ان تحترز منها

  Sungguh alloh telah menyamakanmu (sebab ghibah), sebagai orang yg memakan daging bangkai teman sendiri.
  Maka alangkah pantas dan benarnya, bila kamu menjaga dirimu dari menggunjing.

  ويمنعك عن غيبۃ المسلمين امر لو تفكرْتَ فيه
  وهو ان تنظُرَ فی نفسكَ هل فيك عيبٌ ظاهرٌ اوباطنٌ وهل انت مقارف معصيۃ سرا اوجهرا

  Dan ada cara yg lebih tepat yg bisa mencegahmu dari menggunjing saudara muslimmu, apabila kamu mau berfikir.
  Yaitu dengan cara mengoreksi diri sendiri, adakah didalam dirimu aib yg nyata2 keliatan, atau aib yg hanya ada dlm hatimu. (Yakni seperti rasa ujub, riya, takabbur dll).
  Atau dengan meneliti dirimu sendiri,  pernahkah kamu berbuat maksiat secara terang2an atau maksiat yg secara tersembunyi/ batin.

  فاذا عرفت ذلك من نفسك فاعلم ان عَجْزَهُ عن التَّنَزُّهِ عما نسَبْتَهُ اليه كعَجْزِكَ وعُذْرُهُ كعُذْرِكَ وكما تَكْرَهُ ان تفتضح وتُذكَرُ عيُوبُكَ فهو ايضا يكرهه

  Dan apabila kamu mengakui bahwa kamu juga memiliki kekurangan dan aib lahir maupun batin didalam dirimu, maka ketahuilah bahwa ketidak mampuan si fulan bersihkan diri dari aib yg kamu nisbatkan padanya, itu sama saja dengan ketidak mampuanmu akan hal itu. Dan alasan kenapa si fulan berbuat maksiat dll, itu juga sama dgn alasanmu saat kamu bermaksiat.
  Dan sebagaimana kamu pasti tidak suka bila dibongkar aibmu dihadapan orang, dan dituturkan aib2mu dihadapan mereka, maka sama saja, si fulan juga pasti tidak mau dibegitukan.

'Sekian dan Insya Allah Ber -
sambung di sesi berikutnya,.
~~~~~~~~~
    ❂ واللـــــــــہ اعـــــلم بالصـــوابــــــ ❂
ﷺ اللَّهُمّےصَلٌ علَــَےَ سَيٌِـدِنَاوَمَولآنا مُحمَّـدْ ﷺ
ﷺ يـآرَبٌِ صَلٌ علَیـہ وسَـَـلٌِم وبَـارِكْ عَلَيَــہ ﷺ

               ❖ "Trimakasih" ❖
~~~~~~~~~
  🔰 'Oleh:  " SII "
~~~~~~~~~

Empat Mazhab

Empat Mazhab

Dunia Islam sejak 14 abad yang lalu memang mengakui keberadaan empat mazhab fiqih yang muktamad, yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali.

Bukan berarti mazhab di luar itu sesat, tetapi memang tidak available lagi di publik. Ibarat hp jadul, sudah tidak produksi lagi, kecuali di kalangan amat terbatas saja.

Lalu keempat mazhab yang muktamad itu tidak saling bermusuhan, sebaliknya saling menghormati wilayah teritori masing-masing.

Mazhab Hanafi tersiar di India, Pakistan, Cina, Turki secara dominan. Bukannya mazhab lain tidak boleh, tetapi memang kurang populer di wilayah itu.

Mazhab Maliki populer di Afrika bagian Utara, mulai dari Libya, Tunis, Aljazair, Maroco dan juga Spanyol di masa lalu.

Mazhab Syafi'i amat dominan di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Brunai, Singapore, Thailand dan sekitarannya.

Mazhab Hambali amat populer di Saudi Arabia dan diendors oleh pihak Kerajaan. Kita amat berterima-kasih karena peran Kerajaan Saudi Arabia yang sangat besar demi kelangsungan mazhab Hambali. Tidak dapat dibayangkan kalau tidak ada peranan itu, boleh jadi terlupakan dalam sejarah.

Di beberapa negara, ada fenomena menarik, yaitu beberapa mazhab bisa berjalan bersamaan, seperti di Mesir, Suriah, Iraq dan lainnya. Di negeri itu ada mazhab Hanafi yang umumnya merupakan representasi dari mazhab negara, tetapi rakyatnya banyak juga yang bermazhab Syafi'i, karena memang negeri itu dulu tempat tinggal Al-Imam Asy-syafi'i dan murid-murid beliau.

Masjid Al-Haram

Cerita dari para mualim kita dulu, ternyata di Masjid Al-Haram Mekkah pun dulunya keberadaan empat mazhab itu dihormati. Di pojok-pojok masjid ada pusat pengajaran masing-masing mazhab.

Konon mazhab Asy-Syafi'i menempati area dekat Babus-salam. Sehingga dalam pelajaran manasik haji buat bangsa kita, sebaiknya masuk ke Masjid Al-Haram lewat Babus-salam ini. Selain ada dalilnya, juga ada hikmahnya, yaitu biar mereka tidak salah nyelonong ke pusat pengajaran mazhab lainnya. Nanti malah jadi bingung sendiri.

Sebab di kampungnya sudah belajar agama pakai mazhab Asy-Syafi'i, kok tiba-tiba di Mekkah nyelonong ke mazhab Hambali, Hanafi atau Maliki. Pasti akan kebingungan sendiri jadinya.

Sayangnya sportifitas macam itu sekarang sudah tidak ada lagi, karena semua pengajar di Masjid Al-Haram (dan masjid Nabawi juga) sama sekali tidak memperbolehkan ulama selain mazhab Hambali untuk mengajar.

Jadi kalau ada muslim dari negeranya sudah bermazhab sesuai dengan yang berlaku di negeri mereka, terus belajar di Masjid Al-Haram atau Masjid Nabawi, maka otomatis dia akan pindah mazhab sesuai dengan cetakan dari gurunya.

Sayangnya lagi, gurunya pun kurang bijak. Seharusnya bilang, maaf ya mas, yang kita ajarkan ini mazhab Hambali nih. Boleh jadi tidak sesuai dengan mazhab Sampeyan. Maaf lho ini.

Gitu seharusnya. Tapi yang terjadi kayaknya tidak seperti yang diharapkan. Mereka bilangnya gini : Ini yang shahih dari Rasulullah SAW, yang diajarin guru ente di kampung itu haditsnya paslu, ajarannya sesat, ibadahnya penuh bid'ah, pemahamannya keliru, aqidahnya syirik akbar dan bla bla bla.

Lho-lho, mas Syeikh kok sampeyan kayak gitu ngajarnya? Lha mbok Njenenang niku sing apik, mboten sah bidngah-bidngahake, niku mboten sae.

Ahmad Sarwat, Lc.,MA