Jumat, 16 Oktober 2020

TAHLILAN Bid'ah ???

 Referensi Dari Kitab Ulama Ahlussunnah wal Jamaah

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻫﺪﻳﺔ ﺇﻟﻰﺍﻟﻤﻮتى

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻤﺮ : ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺪﻓن ﺛﻮﺍﺑﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻓﻰ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻳﺒﻘﻰ ﺛﻮﺍﺑﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺳﺒﻌﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺴﺎﺑﻊ ﻳﺒﻘﻰ ﺛﻮﺍﺑﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺧﻤﺲ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﺨﻤﺲ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﺇﻟﻰ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﻭﻣﻦ ﺍﻷﺭﺑﻌﻴﻦ ﺇﻟﻰ ﻣﺎﺋﺔ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻤﺎﺋﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﻨﺔ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺇﻟﻰ ﺃﻟﻒ عام (الحاوي للفتاوي ,ج:۲,ص: ١٩٨

Rasulullah saw bersabda: “Doa dan shodaqoh itu hadiah kepada mayyit.”

Berkata Umar: “shodaqoh setelah kematian maka pahalanya sampai tiga hari dan shodaqoh dalam tiga hari akan tetap kekal pahalanya sampai tujuh hari, dan shodaqoh di hari ke tujuh akan kekal pahalanya sampai 25 hari dan dari pahala 25 sampai 40 harinya lalu sedekah dihari ke 40 akan kekal hingga 100 hari dan dari 100 hari akan sampai kepada satu tahun dan dari satu tahun sampailah kekalnya pahala itu hingga 1000 hari.”

Referensi : (Al-Hawi lil Fatawi Juz 2 Hal 198)

Jumlah-jumlah harinya (3, 7, 25, 40, 100, setahun & 1000 hari) jelas ada dalilnya, sejak kapan agama Hindu ada Tahlilan ?

Berkumpul ngirim doa adalah bentuk shodaqoh buat mayyit.

ﻓﻠﻤﺎ ﺍﺣﺘﻀﺮﻋﻤﺮ ﺃﻣﺮ ﺻﻬﻴﺒﺎ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﺑﺎﻟﻨﺎﺱ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ، ﻭﺃﻣﺮ ﺃﻥ ﻳﺠﻌﻞ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﻃﻌﺎما، ﻓﻴﻄﻌﻤﻮﺍ ﺣﺘﻰ ﻳﺴﺘﺨﻠﻔﻮﺍ ﺇﻧﺴﺎﻧﺎ ، ﻓﻠﻤﺎ ﺭﺟﻌﻮﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻨﺎﺯﺓ ﺟﺊ ﺑﺎﻟﻄﻌﺎﻡ ﻭﻭﺿﻌﺖ ﺍﻟﻤﻮﺍﺋﺪ ! ﻓﺄﻣﺴﻚ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻨﻬﺎ ﻟﻠﺤﺰﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﻫﻢ ﻓﻴﻪ ، ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻄﻠﺐ : ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺇﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺪ ﻣﺎﺕ ﻓﺄﻛﻠﻨﺎ ﺑﻌﺪﻩ ﻭﺷﺮﺑﻨﺎ ﻭﻣﺎﺕ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﻓﺄﻛﻠﻨﺎ ﺑﻌﺪﻩ ﻭﺷﺮﺑﻨﺎ ﻭﺇﻧﻪ ﻻﺑﺪ ﻣﻦ ﺍﻻﺟﻞ ﻓﻜﻠﻮﺍ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ، ﺛﻢ ﻣﺪ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﻳﺪﻩ ﻓﺄﻛﻞ ﻭﻣﺪ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻳﺪﻳﻬﻢ ﻓﺄﻛﻠﻮﺍ

Ketika Umar sebelum wafatnya, ia memerintahkan pada Shuhaib untuk memimpin shalat, dan memberi makan para tamu selama 3 hari hingga mereka memilih seseorang, maka ketika hidangan–hidangan ditaruhkan, orang – orang tak mau makan karena sedihnya, maka berkatalah Abbas bin Abdulmuttalib:

Wahai hadirin.. sungguh telah wafat Rasulullah saw dan kita makan dan minum setelahnya, lalu wafat Abubakar dan kita makan dan minum sesudahnya, dan ajal itu adalah hal yang pasti, maka makanlah makanan ini..!”, lalu beliau mengulurkan tangannya dan makan, maka orang–orang pun mengulurkan tangannya masing–masing dan makan.

Referensi: [Al Fawaidussyahiir Li Abi Bakar Assyafii juz 1 hal 288, Kanzul ummaal fii sunanil aqwaal wal af’al Juz 13 hal 309, Thabaqat Al Kubra Li Ibn Sa’d Juz 4 hal 29, Tarikh Dimasyq juz 26 hal 373, Al Makrifah wattaarikh Juz 1 hal 110]

Kemudian dalam kitab Imam As Suyuthi, Al-Hawi li al-Fatawi:

ﻗﺎﻝ ﻃﺎﻭﻭﺱ : ﺍﻥ ﺍﻟﻤﻮﺗﻰ ﻳﻔﺘﻨﻮﻥ ﻓﻲ ﻗﺒﻮﺭﻫﻢ ﺳﺒﻌﺎ ﻓﻜﺎﻧﻮﺍ ﻳﺴﺘﺤﺒﻮﻥ ﺍﻥ ﻳﻄﻌﻤﻮﺍ ﻋﻨﻬﻢ ﺗﻠﻚ ﺍﻻﻳﺎﻡ

Imam Thawus berkata: “Sungguh orang-orang yang telah meninggal dunia difitnah dalam kuburan mereka selama tujuh hari, maka mereka (sahabat) gemar menghidangkan makanan sebagai ganti dari mereka yang telah meninggal dunia pada hari-hari tersebut.”

ﻋﻦ ﻋﺒﻴﺪ ﺑﻦ ﻋﻤﻴﺮ ﻗﺎﻝ : ﻳﻔﺘﻦ ﺭﺟﻼﻥ ﻣﺆﻣﻦ ﻭﻣﻨﺎﻓﻖ , ﻓﺎﻣﺎ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻓﻴﻔﺘﻦ ﺳﺒﻌﺎ ﻭﺍﻣﺎﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﻓﻴﻔﺘﻦ ﺍﺭﺑﻌﻴﻦ ﺻﺒﺎﺣﺎ

Dari Ubaid bin Umair ia berkata: “Dua orang yakni seorang mukmin dan seorang munafiq memperoleh fitnah kubur. Adapun seorang mukmin maka ia difitnah selama tujuh hari, sedangkan seorang munafiq disiksa selama empat puluh hari.”

Dalam tafsir Ibn Katsir (Abul Fida Ibn Katsir al Dimasyqi Al Syafi’i) 774 H beliau mengomentari ayat 39 surah an Najm (IV/236: Dar el Quthb), beliau mengatakan Imam Syafi’i berkata bahwa tidak sampai pahala itu, tapi di akhir2 nya beliau berkomentar lagi

ﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻓﺬﺍﻙ ﻣﺠﻤﻊ ﻋﻠﻰ ﻭﺻﻮﻟﻬﻤﺎ ﻭﻣﻨﺼﻮﺹ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺎﺭﻉ ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ

bacaan alquran yang dihadiahkan kepada mayit itu sampai, Menurut Imam Syafi’i pada waktu beliau masih di Madinah dan di Baghdad, qaul beliau sama dengan Imam Malik dan Imam Hanafi, bahwa bacaan al-Quran tidak sampai ke mayit, Setelah beliau pindah ke mesir, beliau ralat perkataan itu dengan mengatakan bacaan alquran yang dihadiahkan ke mayit itu sampai dengan ditambah berdoa “Allahumma awshil.…dst.”, lalu murid beliau Imam Ahmad dan kumpulan murid2 Imam Syafi’i yang lain berfatwa bahwa bacaan alquran sampai.

Pandangan Hanabilah, Taqiyuddin Muhammad ibnu Ahmad ibnu Abdul Halim (yang lebih populer dengan julukan Ibnu Taimiyah dari madzhab Hambali) menjelaskan:

ﺍَﻣَّﺎ ﺍﻟﺼَّﺪَﻗَﺔُ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻓَـِﺎﻧَّﻪُ ﻳَﻨْـﺘَـﻔِﻊُ ﺑِﻬَﺎ ﺑِﺎﺗِّـﻔَﺎﻕِ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ. ﻭَﻗَﺪْ ﻭَﺭَﺩَﺕْ ﺑِﺬٰﻟِﻚَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ُﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍَﺣَﺎ ﺩِﻳْﺚُ ﺻَﺤِﻴْﺤَﺔٌ ﻣِﺜْﻞُ ﻗَﻮْﻝِ ﺳَﻌْﺪٍ ( ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍِﻥَّ ﺍُﻣِّﻲْ ﺍُﻓْﺘـُﻠِﺘـَﺖْ ﻧَﻔْﺴُﻬَﺎ ﻭَﺍَﺭَﺍﻫَﺎ ﻟَﻮْ ﺗَـﻜَﻠَّﻤَﺖْ ﺗَﺼَﺪَّﻗَﺖْ ﻓَﻬَﻞْ ﻳَﻨْـﻔَـﻌُﻬَﺎ ﺍَﻥْ ﺍَﺗَـﺼَﺪَّﻕَ ﻋَﻨْﻬَﺎ ؟ ﻓَﻘَﺎﻝَ: ﻧَـﻌَﻢْ , ﻭَﻛَﺬٰﻟِﻚَ ﻳَـﻨْـﻔَـﻌُﻪُ ﺍﻟْﺤَﺞُّ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﺍْﻻُ ﺿْﺤِﻴَﺔُ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﺍﻟْﻌِﺘْﻖُ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ ﻭَﺍْﻻِﺳْﺘِـْﻐﻒُﺭﺍَ ﻟَﻪُ ﺑِﻼَ ﻧِﺰﺍَﻉٍ ﺑَﻴْﻦَ ﺍْﻷَﺋِﻤَّﺔِ .

“Adapun sedekah untuk mayit, maka ia bisa mengambil manfaat berdasarkan kesepakatan umat Islam, semua itu terkandung dalam beberapa hadits shahih dari Nabi Saw. seperti perkataan sahabat Sa’ad “Ya Rasulallah sesungguhnya ibuku telah wafat, dan aku berpendapat jika ibuku masih hidup pasti ia bersedekah, apakah bermanfaat jika aku bersedekah sebagai gantinya?” maka Beliau menjawab “Ya”, begitu juga bermanfaat bagi mayit: haji, qurban, memerdekakan budak, do’a dan istighfar kepadanya, yang ini tanpa perselisihan di antara para imam”.

Referensi : (Majmu’ al-Fatawa: XXIV/314-315)

Ibnu Taimiyah juga menjelaskan perihal diperbolehkannya menyampaikan hadiah pahala shalat, puasa dan bacaan al-Qur’an kepada:

ﻓَﺎِﺫَﺍ ﺍُﻫْﺪِﻱَ ﻟِﻤَﻴِّﺖٍ ﺛَﻮَﺍﺏُ ﺻِﻴﺎَﻡٍ ﺍَﻭْ ﺻَﻼَﺓٍ ﺍَﻭْ ﻗِﺮَﺋَﺔٍ ﺟَﺎﺯَ ﺫَﻟِﻚَ

Artinya: “jika saja dihadiahkan kepada mayit pahala puasa, pahala shalat atau pahala bacaan (al-Qur’an / kalimah thayyibah) maka hukumnya diperbolehkan”.

Referensi : (Majmu’ al-Fatawa: XXIV/322)

Al-Imam Abu Zakariya Muhyiddin Ibn al-Syarof, dari madzhab Syafi’i yang terkenal dengan panggilan Imam Nawawi menegaskan;

ﻳُﺴْـﺘَـﺤَﺐُّ ﺍَﻥْ ﻳَـﻤْﻜُﺚَ ﻋَﻠﻰَ ﺍْﻟﻘَﺒْﺮِ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟﺪُّﻓْﻦِ ﺳَﺎﻋَـﺔً ﻳَﺪْﻋُﻮْ ﻟِﻠْﻤَﻴِّﺖِ ﻭَﻳَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻝُﻩَ. ﻧَـﺺَّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻌِﻰُّ ﻭَﺍﺗَّﻔَﻖَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍْﻻَﺻْﺤَﺎﺏُ ﻗَﺎﻟﻮُﺍ: ﻳُﺴْـﺘَـﺤَﺐُّ ﺍَﻥْ ﻳَـﻘْﺮَﺃَ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﺷَﻴْﺊٌ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺃَﻥِ ﻭَﺍِﻥْ خَتَمُوْا اْلقُرْآنَ كَانَ اَفْضَلَ ) المجموع جز 5 ص 258(

“Disunnahkan untuk diam sesaat di samping kubur setelah menguburkan mayit untuk mendo’akan dan memohonkan ampunan kepadanya”, pendapat ini disetujui oleh Imam Syafi’i dan pengikut-pengikutnya, dan bahkan pengikut Imam Syafi’i mengatakan “sunnah dibacakan beberapa ayat al-Qur’an di samping kubur si mayit, dan lebih utama jika sampai mengha tamkan al-Qur’an”.

Selain paparannya di atas Imam Nawawi juga memberikan penjelasan yang lain seperti tertera di bawah ini;

ﻭَﻳُـﺴْـﺘَﺤَﺐُّ ﻟِﻠﺰَّﺍﺋِﺮِ ﺍَﻥْ ﻳُﺴَﻠِّﻢَ ﻋَﻠﻰَ ﺍْﻟﻤَﻘَﺎﺑِﺮِ ﻭَﻳَﺪْﻋُﻮْ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺰُﻭْﺭُﻩُ ﻭَﻟِﺠَﻤِﻴْﻊِ ﺍَﻫْﻞِ ﺍْﻟﻤَﻘْﺒَﺮَﺓِ. ﻭَﺍْﻻَﻓْﻀَﻞُ ﺍَﻥْ ﻳَﻜُﻮْﻥَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻭَﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ ﺑِﻤَﺎ ﺛَﺒـَﺖَ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻭَﻳُﺴْـﺘَـﺤَﺐُّ ﺍَﻥْ ﻳَﻘْﺮَﺃَ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺃٰﻥِ ﻣَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻭَﻳَﺪْﻋُﻮْ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﻘِﺒَﻬَﺎ ﻭَﻧَﺺَّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺸَّﺎِﻓﻌِﻰُّ ﻭَﺍﺗَّﻔَﻖَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍْﻻَﺻْﺤَﺎﺏُ. (ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ ﺟﺰ 5 ص 258 )

“Dan disunnahkan bagi peziarah kubur untuk memberikan salam atas (penghuni) kubur dan mendo’akan kepada mayit yang diziarahi dan kepada semua penghuni kubur, salam dan do’a itu akan lebih sempurna dan lebih utama jika menggunakan apa yang sudah dituntunkan atau diajarkan dari Nabi Muhammad Saw. dan disunnahkan pula membaca al-Qur’an semampunya dan diakhiri dengan berdo’a untuknya, keterangan ini dinash oleh Imam Syafi’i (dalam kitab al-Um) dan telah disepakati oleh pengikut-pengikutnya”.

Referensi : (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab, V/258)

Al-‘Allamah al-Imam Muwaffiquddin ibn Qudamah dari madzhab Hambali mengemukakan pendapatnya dan pendapat Imam Ahmad bin Hanbal

ﻗَﺎﻝَ : ﻭَﻻَ ﺑَﺄْﺱَ ﺑِﺎﻟْﻘِﺮﺍَﺀَﺓِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍْﻟﻘَﺒْﺮِ . ﻭَﻗَﺪْ ﺭُﻭِﻱَ ﻋَﻦْ ﺍَﺣْﻤَﺪَ ﺍَﻧَّـﻪُ ﻗَﺎﻝَ: ﺍِﺫﺍَ ﺩَﺧَﻠْﺘﻢُ ﺍﻟْﻤَﻘَﺎﺑِﺮَ ﺍِﻗْﺮَﺋُﻮْﺍ ﺍَﻳـَﺔَ ﺍْﻟﻜُـْﺮﺳِﻰِّ ﺛَﻼَﺙَ ﻣِﺮَﺍﺭٍ ﻭَﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠﻪ ُﺍَﺣَﺪٌ ﺛُﻢَّ ﻗُﻞْ ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍِﻥَّ ﻓَﻀْﻠَﻪُ ِﻷَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻤَﻘَﺎﺑِﺮِ .

Artinya “al-Imam Ibnu Qudamah berkata: tidak mengapa membaca (ayat-ayat al-Qur’an atau kalimah tayyibah) di samping kubur, hal ini telah diriwayatkan dari Imam Ahmad ibn Hambal bahwasanya beliau berkata: Jika hendak masuk kuburan atau makam, bacalah Ayat Kursi dan Qul Huwa Allahu Akhad sebanyak tiga kali kemudian iringilah dengan do’a: Ya Allah keutamaan bacaan tadi aku peruntukkan bagi ahli kubur.

Referensi : (al-Mughny II/566)

Dalam al Adzkar dijelaskan lebih spesifik lagi seperti di bawah ini:

ﻭَﺫَﻫَﺐَ ﺍَﺣْﻤَﺪُ ْﺑﻦُ ﺣَﻨْﺒَﻞٍ ﻭَﺟَﻤَﺎﻋَﺔٌ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﻭَﺟَﻤَﺎﻋَﺔٌ ﻣِﻦْ ﺍَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟﺸَّﺎِﻓـِﻌﻰ ﺍِﻟﻰَ ﺍَﻧـَّﻪُ ﻳَـﺼِﻞ

rizqi yang halal dan berkah adalah

 TAHLILAN

Wallohu a’lam Bishshowab

Jumat, 12 Juni 2020

Mengambil Hikmah Spiritualitas Silaturrahim dimasa Covid19,KH Dr Ansori,Halal bihalal ISNU Kab Bms

Halal bihalal ISNU Kab Banyumas, Mengambil Hikmah Spiritualitas Silaturrahim Di Masa Covid-19, Pembicara : KH Dr Ansori (Katib Syuriyah PCNU)

https://youtu.be/RHBUiZ35TQs

Kesimpulan Tausiyah yang disampaikan oleh Bapak Drs. KH. Ansori, M.Ag. (Katib Syuriyah PCNU Banyumas) pada acara Halal bi Halal ISNU Banyumas 1441 H


1. Kata halal bi halal, sebenarnya tidak ada sebelumnya dan kata tersebut muncul sebagai sebuah tradisi Nahdliyin yang dicetuskan oleh KH. Wahab Chasbullah. Halal-bi-halal merupakan hasil inovasi yang kemudian disebut sebagai Bid'ah Khasanah sehingga sesuatu yang baik jika dilakukan.
2. Permohonan maaf oleh seseorang itu adalah sesuatu yang biasa, namun  yang luar biasa adalah orang yang memberikan maaf. Apalagi jika dia dalam posisi terdzolimi. Hal itu telah disebutkan di dalam Al-Qur'an.
3. Islam itu sangat luar biasa dalam mementingkan fungsi akal, bukan hanya semata-mata doktrin saja. Kita dalam beragama, disamping berdasarkan atas Qur'an & Sunnah, juga menggunakan akal dalam bentuk Ijma' dan Qiyash.
4. Apa yang terkait dengan Covid-19?
   o    Menghadapi Covid-19 harus menggunakan akal dan do’a, jangan hanya menggunakan logika spiritual saja sehingga nantinya banyak korban (contoh: Iran)
   o    Allah SWT itu maha besar, sehingga dengan adanya pandemi Covid-19 ini kita harus menjauhi sifat takabbur (sombong). Kehadiran Covid-19 membuat kita (manusia) tidak ada apa-apanya dihadapan Allah SWT

Kamis, 28 Mei 2020

FOLDER KAJIAN TA'LIMUL MUTA'ALLIM

FOLDER KAJIAN TA'LIMUL MUTA'ALLIM
https://drive.google.com/drive/folders/11HvHHQXvC5-qQlXDkHeIrDwv21RuV2vk?usp=sharing

Daftar Rekaman Kajian Kitab Ta'limul Muta'alim chapter Ramadhan

 1 Ramadhan : Pengantar tentang kitab Ta'limul Muta'alim.
 2 Ramadhan : Dahsyatnya makna Basmalah.
 3 Ramadhan : Dahsyatnya makna Hamdalah. Rasulullah ﷺ telaga segala ilmu. Analogi Kran.
 4 Ramadhan : Pentingnya memiliki tujuan dalam belajar.
 5 Ramadhan : Ilmu yang wajib dipelajari setiap muslim.
 6 Ramadhan : Hukum mempelajari semua ilmu. Mengenai Ilmu dunia dan ilmu akhirat.
 7 Ramadhan : Struktur keilmuan menentukan aplikasi suatu ilmu.
 8 Ramadhan : Bahayanya orang bodoh.
 9 Ramadhan : Niat mencari ilmu untuk menggapai Ridho Allah.
 10 Ramadhan : Memilih ilmu, guru, teman belajar. Tentang perdebatan.
 11 Ramadhan : Tentang Keutamaan Musyawarah.
 12 Ramadhan : Adab terhadap guru. Memilih guru. Analogi bala-bala/bakwan.
 13 Ramadhan : 6 Syarat mendapat ilmu.
 14 Ramadhan : Memilih teman belajar.
 15 Ramadhan : Takzhim terhadap Ahli Ilmu (guru).
 16 Ramadhan : Adab terhadap guru.
 17 Ramadhan : Takzhim terhadap segala sesuatu di sekeliling guru.
 18 Ramadhan : Takzhim terhadap segala sesuatu yang mendukung proses belajar.
 19 Ramadhan : Takzhim terhadap kitab Al-Qur'an.
 20 Ramadhan : Takzhim terhadap kitab yang digunakan untuk belajar.
 21 Ramadhan : Takzhim terhadap teman belajar. Adab saat menyimak pembelajaran.
 22 Ramadhan : Menyerahkan urusan kepada guru yang memiliki guru (yg memiliki silsilah keilmuan).
 23 Ramadhan : Berkah usaha yang sungguh-sungguh dalam belajar.
 24 Ramadhan : Taat pada guru terbebas dari syaiton. Sungguh-sungguh dan konsisten dalam belajar.
 25 Ramadhan : Menyelesaikan masalah dengan sungguh-sungguh untuk sampai ke tujuan. Analogi ombak.
 26 Ramadhan : Menyempurnakan pembelajaran dengan melakukan kebaikan yang bisa dikerjakan.
 27 Ramadhan : Review.
 28 Ramadhan : Kesan Pesan.

Kamis, 23 April 2020

MENGAJI KITAB TA'LIMUL MUTA'ALLIM DAY-1

MENGAJI KITAB TA'LIMUL MUTA'ALLIM

Pernah bertanya, bagaimana caranya belajar Islam? Mulai dari mana dan bagaimana sebenarnya sikap belajar yang baik?

Ini sangat dasar sekali, namun juga sangat menentukan. Karena kita senantiasa dituntut untuk terus belajar.

Guru kami, Bapak Hilman Miftahurojak @+62 813-2238-8935 , memiliki perhatian yang besar terhadap cara belajar yang benar. Kitab Ta'limul Muta'allim karya Syekh AzZarnuji menjadi kitab rujukan utama dalam persoalan belajar yang diampunya dimana-mana; di pesantren, di sekolahan, di perkantoran, mahasiswa, kalangan umum, dll.

Sebab menurut beliau, yang juga dikutip dari Kitab, bahwa banyak orang yang belajar tidak tahu cara dan jalan menuju yang dicarinya, sehingga tidak menemukan dan tidak sampai. Akhirnya belajar banyak, tapi tak dapat apa-apa.

Dengan kekayaan pengalamannya di dunia pembelajaran, pembahasan Kitab Ta'limul Muta'allim oleh beliau selalu sarat makna yang kontekstual dengan kehidupan kita sehari-hari. Mengayakan pola pikir, dan kebijaksanaan.




Selasa, 17 Maret 2020

Borong Piala, Santri SMP SMA Ali Maksum borong Juara pd MTQ Pelajar Tingkat Kecamatan 2020




Perolehan Juara SMP-SMA Ali Maksum pd MTQ Pelajar Tingkat Kecamatan 2020

 SMP

1. MTQ
     Pa: juara 1
     Pi : juara 2
2. MHQ
     Pa: juara 3
3. Pidato PAI
     Pi : juara 1
     Pa: juara 1
4. Cerdas Cermat PAI
            juara 2
5. MTTQ
     Pa: juara 1
     Pi : juara 1
6. Adzan
            juara 2
7. Khutbah Jum'at
            juara 1
8. MSQ
            juara 2
9. Kaligrafi
            juara 1

SMA

1. MTQ
     Pa: juara 1
     Pi : juara 2
2. MHQ
     Pa: juara 1
     Pi : juara 1
3. PIDATO PAI
     Pi : juara 1
     Pa: juara 1
4. Debat PAI
            juara 2
5. MTTQ
     Pi : juara 1
6. Adzan
            juara 2
7. Khotbah Jum'at
            juara 2
8. MSQ
            juara 2
9. Lomba Seni Nasyid
            juara 2

Rabu, 12 Februari 2020

Hukum Jum'atan di Perkantoran

Hukum Jum'atan di Perkantoran

Dalam kitab Fathul Qorib, Fathul Mu'in dan Fathul Wahhab dijelaskan bahwa jumatan dianggap sah bila:

1. Peserta jumatan minimal 40 orang yang terdiri dari laki-laki dewasa muslim yang berdomisili tetap di daerah diselenggarakannya jumatan tersebut.

2. Tidak ada penyelenggaraan jumatan lebih dari satu dalam satu desa (taaddudul jumah).

3. Dan seterusnya

Nah, berkenaan dengan dua hal di atas, lalu bagaimana hukum jumatan yang diselenggarakan di perkantoran, panti, lembaga pendidikan dan lain-lain yang tidak memenuhi dua hal di atas?

Apakah ada pendapat ulama fiqih yang membolehkan, sebagai pilihan hukum?

Jawabannya adalah: Ada.

Sebagaimana yang termaktub dalam kitab di bawah ini:

1. Al-Majmu',  juz 4, halaman 503.

2. Al-Hawil Kabir, juz 3, halaman 403.

3. Qurrotul 'Ain bi Fatawi Syekh Ismail Zain, halaman 83.

4. Al-Bajuri, juz 1, halaman 215.

Pendapat ulama fiqih yang termaktub dalam 4 kitab ini boleh menjadi pegangan.

Jika ingin lebih berhati-hati, maka pakailah pendapat mayoritas ahli fiqih sebagaimana yang termaktub dalam 3 kitab di awal.

Fiqih itu bersifat solutif, maka semakin dalam pemahaman seseorang tentang fiqih, maka semakin solutif, bukan reaktif yang rentan polemik.

Wassalam
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2551974545059375&id=100007405623430
Mbah Sholeh

Buletin Jum’at Risalah NU Edisi 108

BERAGAMA DENGAN YAKIN

"Sebagai zat yang sangat dhaif, manusia perlu menautkan kedhaifannya pada zat yang Maha Kuat yang menjadi sandaran berkehidupan. Dalam tataran alam semesta ini, manusia hanyalah setitik debu yang memiliki banyak kelemahan"

Buletin Jum’at Risalah NU Edisi 108
https://www.risalahnu.com/blog/2020/02/12/buletin-jumat-risalah-nu-edisi-108/

Buletin Risalah NU dikelola oleh Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN/Infokom dan Publikasi) PBNU

Rekening Donasi a/n Majalah NU
Bank BRI : 0335-01-001234-30.0

Konfirmasi donasi.
Setiap donatur mohon untuk memberikan konfirmasi ke :
+62 856-4833-3577 (Cahaya Wahyu)

Dengan format :
#Nama#Alamat#email#BesarDonasi#TanggalTransfer#Buletin

Yuk Berlangganan Majalah Risalah NU di
www.risalahnu.com

Silahkan Sebarluaskan.