Minggu, 29 April 2018

MALAM NISFU SYA'BAN

# MALAM NISFU SYA'BAN ,,,,
ba'da Maghrib ( 30 April 2018 )
Senen malam selasa       
Malam ke 15 bulan Sya'ban,                           .
Nabi Sholallohu Alaihi Wassallam
bersabda ,,,,

" barangsiapa yg memberitahukan
  berita datang nya bulan Sya' ban
  kepada yang lain ,
  maka haram api neraka
  baginya ."

di anjurkan membaca ,,,,
- Surah Yasin  ( 3x )

Surah Yasin ke .1

" di baca untuk memohon panjang
  Umur dan keTaatan serta
  keTaq waan dan dapat
  istiqomah  kepada Alloh Ta'ala ."

Surah Yasin ke .2

" di baca untuk memohon di luas-
  kan Rezeqi yg halal & menolak
  Bala ."

Surah Yasin ke 3

" di baca untuk memohon di
  tetapkannya Iman Islam hingga
  Akhir hayat ."


berdo'alah secara khusyu' ...
meminta apa apa yg tersirat dalam hati  ,

Karena malam nisfu Sya' ban adalah malam yg sangat di ijabah
untuk di qobul semua doa doa &
hajat hajat yang di inginkan

Para Ulama menyatakan bahwa
Malam nisfu Sya' ban juga di namakan malam pengampunan
atau malam Maghfiroh .

Imam Al Gozhali RA. mengistilahkan malam nisfu
Sya' ban sebagai malam yg penuh
dg Syafaat ( pertolongan )  menurut beliau ..

Malam ke 13 bulan Sya' ban Alloh
memberikan 3 Syafaat kepada hamba - NYA

Malam ke .14 " seluruh Syafaat di berikan secara penuh ."

Malam ke .15
 " umat islam dapat memiliki banyak sekali kebaikkan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun ."

Karena pada malam itu Alloh Ta'ala menurunkan pengampunan
kepada seluruh penduduk bumi
terutama kepada hamba hambanya yg Sholeh .
 

Doa ,,

" Allohumma bariklana fii
  Sya' bana wa Romadhona ."

artinya ,

" ya ,Alloh berilah ke berkahan di
  bulan Sya' ban dan
  sampaikanlah umurku
  menjumpai bulan Romadhon ."

baca ,
- .Astaghfirulloh al Adzim ( 100x )
,- Tahmid & Takbir.             ( 100 x)
- Sholawat Nabi.                 ( 100x )

dan dzikir dzikir lainnya ..

Wallohu Alam ,
Semoga manfaat

Senin, 23 April 2018

INILAH KISAH PEMUDA BERDALIL PAKE QUR’AN & HADIST PULANG BELAJAR DARI ARAB DAN KYAI PAKE DALIL KITABNYA PARA ULAMA

INILAH KISAH PEMUDA BERDALIL PAKE QUR’AN & HADIST PULANG BELAJAR DARI ARAB DAN KYAI PAKE DALIL KITABNYA PARA ULAMA

Pemuda
Assalamu 'Alaikum, Kyai…

Pak Kyai
Wa'alaikum Salam…Silakan duduk anak muda, siapa namamu dan dari mana asalmu?

Pemuda
Terima kasih Pak Kyai. Nama saya toing dan saya berasal dari Kampung Seberang.

Pak Kyai
Jauh kamu bertandang ke sini, sudah tentu kamu punya hajat yang sangat besar…

Apa hajatnya,mana tahu mungkin saya boleh menolongmu?

Pemuda berjidat hitam tersebut diam sebentar,sambil menarik nafasnya dalam-dalam

Pemuda
Begini Pak Kyai,saya datang ke sini bertujuan ingin berbicara beberapa permasalahan dengan Pak Kyai…Pendeknya,permasalahan umat Islam sekarang

Pak Kyai
Permasalahan seperti apa itu anakku?

Pemuda
Saya ingin bertanya,mengapa Kyai-Kyai di kebanyakan pesantren & Majelis² di Indonesia,dan Tuan-Tuan Guru di Malaysia serta Pattani dan Asia umumnya sering kali mengajar murid-murid mereka dengan lebih suka mengambil kalam-kalam atau pandangan para ulama?!

Seringkali saya mendengar mereka akan menyebut;
“Kata al-Imam al-Syafii,kata al-Imam Ibn Atho’illah al-Sakandari,Kata al-Imam Syaikhul Islam Zakaria al-Ansori dan lain-lain”

Mengapa tidak terus mengambil daripada al-Quran dan al-Sunnah?

Bukankah lebih enak kalau kita mendengar seseorang tersebut menyebutkan Firman Alloh ta'ala di dalam al-Quran, Sabda Rasululloh sallallohu 'alaihi wasallam di dalam hadis itu dan ini?”

Bukankah Ulama-ulama itu juga punya kesalahan dan kekurangan.

Maka mereka juga tidak lari daripada melakukan kesilapan.

Maka sebaiknya kita mengambil daripada kalam al-Ma’sum yaitu al-Quran dan as-Sunnah.
“`(Pak Kyai mendengar segala hujjah yang disampaikan oleh pemuda tersebut dengan penuh perhatian.

Sedikit pun beliau tidak memotong malah memberikan peluang bagi pemuda tersebut berbicara sepuas-puasnya.
Sambil senyuman terukir di bibir Pak Kyai,beliau bertanya kepada pemuda tersebut)“`

Pak Kyai
Masih ada lagi apa yang ingin kamu persoalkan wahai nak Toing?

Pemuda
Sementara ini, itu saja yang ingin saya sampaikan Pak Kyai!!

Pak Kyai
Sebelum berbicara lebih lanjut, eloknya kita minum dahulu ya…

Tiga perkara yang sepatutnya disegerakan adalah hidangan kepada tetamu, wanita yang dilamar oleh orang yang baik maka disegerakan perkawinan mereka dan yang ketiga,si mati yang harus disegerakan urusan pengkebumiannya, Betul kan Toing?

Pemuda
Benar sekali Pak Kyai.
“`(Pak Kiyai lalu memanggil isterinya bagi menyediakan minuman pada mereka berdua…
Maka beberapa detik selepas itu,minuman pun sampai di hadapan mereka)“`

Pak Kyai
Silakan minum Toing.
(Setelah dipersilahkan oleh Pak Kyai, maka Toing pun terus mengambil bekas air tersebut lalu menuangkan perlahan-lahan ke dalam cawan yang tersedia)

Pak Kyai terus bertanya
Toing, kenapa kamu tidak minum dari tekonya saja?!
Kenapa perlu dituang di dalam gelas?!

Pemuda
Pak Kyai,mana bisa saya minum langsung dari tekonya,Tekonya besar sekali…
Makanya saya tuang ke dalam gelas agar memudahkan saya meminumnya.

Pak Kyai
_Toing, itulah jawaban terhadap apa yang kamu persoalkan tadi…

Mengapa kita tidak mengambil langsung dari Al-Quran dan as-Sunnah?!
Terlalu besar untuk kami lansung minum daripada kedua-nya…Maka kami mengambil apa yang telah dijelaskan di dalam gelas para ulama…
Maka ini memudahkan bagi kami untuk mengambil dan memanfaatkannya!!_
Benar kamu katakan bahwa mengapa tidak langsung saja mengambil daripada al-Quran dan as-Sunnah!!
Cuma persoalan ini,kembali ingin saya lontarkan kepada kamu… *Adakah kamu ingin mengatakan bahwa al-Imam as-Syafii dan para ulama yang kamu sebutkan tadi mengambil hukum selain dari Al-Quran dan as-Sunnah?!
Adakah mereka mengambil daripada kitab Talmud atau Bible?*

Pemuda
Sudah tentu mereka juga mengambil dari Al-Quran dan as-Sunnah.

Pak Kyai
Kalau begitu,maka sumber pengambilan kita juga adalah Al-Quran dan as-Sunnah cuma dengan paham para ulama!!
Satu lagi gambaran yang ingin saya terangkan kepada kamu…
*Saya dan kamu membaca Al-Quran, al-Imam al-Syafii juga membaca Al-Quran bukan?

Pemuda
Sudah tentu Pak Kyai.

Pak Kyai
Baik,kalau kita membaca sudah tentu kita sedikit memahami ayat-ayat di dalam Al-Quran tersebut bukan?
Al-Imam as-Syafii juga memahami ayat yang kita bacakan… Maka persoalannya,*pemahaman siapa yang ingin didahulukan?

Pemahaman saya dan kamu atau pemahaman al-Imam as-Syafii terhadap ayat tersebut?*

Pemuda
Sudah tentu pemahaman al-Imam as-Syafii karena beliau lebih memahami dibanding orang zaman sekarang.

Pak Kyai
Nah,sekarang saya rasa kamu sudah jelas bukan?

*Hakikatnya kita semua mengambil daripada sumber yang satu yaitu al-Quran dan as-Sunnah

* Tiada seorang pun yang mengambil selain dari keduanya.
Cuma bedanya,kita mengambil dari pemahaman al-Quran dan Sunnah tersebut dari siapa?

Sudah tentu kita akan mengambil dari orang yang lebih faham(jago) ilmunya.
Ini kerana mereka lebih waro’ dan berjaga-jaga ketika mengeluarkan ilmu

_Kamu tahu Toing, al-Imam as-Syafii pernah ditanya oleh seseorang ketika beliau sedang menaiki keledai, berapakah kaki keledai yang Imam tunggangi?
Maka al-Imam as-Syafii turun dari keledai tersebut dan menghitung kaki keledai tersebut.
Selesai menghitung, barulah al-Imam menjawab:
“Kaki keledai yang aku tunggangi ada empat”
Orang yang bertanya tersebut merasa heran lalu berkata
“Wahai Imam, bukankah kaki keledai itu memang empat, mengapa engkau tidak langsung menjawabnya?”

Al-Imam al-Syafii menjawab
“Aku bimbang, jika aku menjawabnya tanpa melihat terlebih dahulu,tiba-tiba Alloh Ta’ala hilangkan salah satu kakinya maka aku sudah dikira tidak amanah di dalam memberikan jawaban”

Coba kamu perhatikan Toing, *betapa waro’nya al-Imam as-Syafii ketika menjawab persoalan berkaitan dunia.
Apalagi kalau berkaitan dengan agamanya?*

“`Al-Imam Malik pernah didatangi oleh seorang pemuda di dalam majlis taklimnya di Madinah al-Munawwarah“`
Pemuda tersebut mengatakan bahwa dia datang dari negeri yang jauhnya 6 bulan perjalanan ke Madinah.
Pemuda itu datang untuk bertanya satu masalah yang ada di lokasinya.

Al-Imam Malik, mengatakan bahwa
_“Maaf,aku tidak pandai untuk menyelesaikannya”

Pemuda tersebut heran dengan jawaban Imam Malik, dan dia bertanya:
“Bagaimana aku akan menjawab nanti bilamana ditanya oleh penduduk tempatku?”

Maka kata al-Imam Malik:
“Katakan kepada mereka bahwa Malik juga tidak mengetahui bagaimana untuk menyelesaikannya”

MasyaAlloh…Coba kamu lihat Toing, betapa amanahnya mereka dengan ilmu!! Berbeda dengan manusia zaman now/sekarang,yang baru seumuran jagung dalam ilmu,sudah menepuk dada mengaku bahwa seolah-olah mereka mengetahui segalanya.

Pemuda
_Masyaa Alloh, terima kasih Pak Kyai atas penjelasan yang sangat memuaskan.
Saya memohon maaf atas kekasaran dan keterlanjuran bicara saya.

Pak Kyai
_Sama-sama Nak…Semoga kamu akan menjadi seorang yang akan membawa panji agama kelak dengan ajaran yang benar dari Guru² mu yg bersanad Insyaa Alloh
BAROKALLOHU FIKUM

Sunnah adalah

SUNNAH

Sunnah adalah
1. Suatu perbuatan yg pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan Nabi tidak melarang ummatnya utk menirunya, disebut sunnah fi'liyyah

2. Apa yg pernah dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW agar ummatnya melakukan suatu amalan, disebut sunnah qauliyyah

3. Perilaku Sahabat Nabi Muhammad SAW, yg Nabi tidak pernah mengajarkannya, namun Nabi mengetahuinya, dan Nabi membiarkannya, disebut sunnah taqririyyah

Inilah ma'na Sunnah yg sebenarnya dan menjadi hujjah kita semua.
 Seperti membangun jalan, masjid, madrosah, pondok pesantren, adalah sunnah.

Barang siapa membangun sarana prasarana utk sujud, utk ber ibadah kpd Allooh SWT,  maka Allooh SWT akan menyiapkan Rumah untuknya di Syurga.

Fakultas Hukum Harvard adalah fakultas hukum terbaik dunia

Anda pernah ke Harvard University, Massachussets? Harvardv university adalah universitas terbaik dunia dalam berbagai bidang dan merupakan salah satu universitas tertua dunia. Sejak ratusan tahun lalu hingga saat ini tidak ada yang mengalahkan reputasi Harvard University.

Fakultas Hukum Harvard adalah fakultas hukum terbaik dunia. Banyak petinggi dunia adalah jebolan fakultas Hukum Harvard, termasuk mantan presiden AS Obama.

Kalau anda datang ke fakultas Hukum Harvard University, dipintu masuknya terpampang jelas 3 tulisan tentang konsep keadilan, yaitu dari Agustino Hippo, Magna Carta dan dari Al Quran. Dari Al Quran? Benar. Bahkan, yaitu konsep keadilan berdasar surat Annisa ayat ayat 135 yang berbunyi :

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوّٰمِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلٰىٓ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوٰلِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ  ۚ  إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلٰى بِهِمَا  ۖ  فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰىٓ أَنْ تَعْدِلُوا  ۚ  وَإِنْ تَلْوُ ۥ ٓا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا

"Wahai orang-orang yang beriman. Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan."
(QS. An-Nisa': Ayat 135).

Bahkan diantara ketiga pilihan konsep tersebut, Al Quran merupakan yang terpanjang dan diletakkan pada bagian tengah dari dinding fakultas hukum.

Faculty members Harvard University ketika ditanya mengapa mengapa memilih menempatkan ayat Al Quran pada pintu masuk mereka, mereka menjawab bahwa mereka telah menelusuri berbagai konsep dan teori hukum yang ada dan tersebar didunia dan mereka sampai pada kesimpulan bahwa konsep keadilan yang diungkapkan oleh Quran surah Annisa adalah merupakan konsep yang terbaik, terlengkap dan terfair yang pernah ada dan mereka temukan.

Subhanallah. Masha Allah....

Sudahkah kita yang memiliki konsep terbaik ini mengapplikasikannya dalam kehidupan.

Hukum minta maaf sebelum Ramadhan

Hukum minta maaf sebelum Ramadhan

Ketika Rosululloh sedang berkhotbah pada suatu Sholat Jum'at (dalam bulan Sya'ban), beliau mengatakan Aamin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasulullah mengatakan amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan amin.

Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasulullah berkata Aamin sampai tiga kali.

Ketika selesai sholat Jum'at para sahabat bertanya kepada Rosululloh, kemudian menjelaskan: "ketika aku sedang berkhotbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasulullah
amin-kan doaku ini", jawab Rasulullah.

Do'a Malaikat Jibril adalah sbb: Yaa Alloh tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

- Tidak memohon ma'af terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);

- Tidak berma'afan terlebih dahulu antara suami isteri;

- Tidak berma'afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
Maka Rasulullahpun amin sebanyak 3 kali.

(Hadis shahih diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ahmad, dan Al Baihaqi dari sahabat Abu Hurairah ra)

☺ TAK TERASA...!!!
⭐ 30 hari lagi, Nafas menjadi  Tasbih...
⭐ 30  hari lagi,
Tidur menjadi Ibadah...
⭐ 30 hari lagi, Doa di ijabah...
⭐ 30 hari lagi, Pahala di lipat gandakan...

⭐ AKAN TETAPI......

🙏 itu semua tidak akan terjadi tanpa maaf tulus & iklas dari hati saudara/i ku...

🙏 izinkan dari lubuk hatiku yang paling dalam, memohon maaf untuk...

🙏 lisan yg tidak berkenan...
🙏 janji yg terabaikan...
🙏 hati yg berprasangka buruk..
🙏 sikap yg menyakitkan...

🙏 Mohon maaf atas semua kekhilafan itu....🙏

⭐ Sehingga kita di beri umur panjang nan barokah...
⭐ Sehingga kita bisa di pertemukan pd bulan Suci Ramadhan...

🙏 Alllhumma baariklanaa fii Rojaba wa Sya'bana wa ballighnaa v Romadhoona waghfirlanaa dzunuubanaa...

Aamiin yaa Robbal Alaamiin.

Sabtu, 14 April 2018

MEMPERTANYAKAN soal MENAPAKTILASI tempat-tempat leluhur yang sholeh

Banyak sekali hal-hal luar biasa yang beliau alami dan saksikan dalam perjalanan super hebat itu. Dan banyak dijelaskan dalam kitab2 yang bercerira tentang Isra’ Mi’raj

Saya ingin berbagi sedikit hal saja yang mungkin bisa kita jadikan “ibrah” /pelajaran penting sekaligus menambah khazanah keilmuan kita

Sebagaimana sudah umum kita ketahui, Beliau Saw mengawali start perjalanan isra’ itu dari Masjidil haram (Mekkah al-Mukarromah) dan finish di a-Masjidil aqsha (Palestina) semoga Allah mengembalikannya ke keuasaan ummat Islam

Adapun start “Mi’raj” adalah al-Aqsha hingga menembus atas langit ke tujuh untuk bersua langsung dg rabb nya, di tempat, dan dalam sikond yang hanya Allah yang maha tau akan hal tersebut

Yang akan sedikit saya gali di sini adalah diantara beberapa hal yang beliau alami dalam perjalanan isra’nya, sebelum sampai di bait-almaqdis (palestina), atas petunjuk Jibril a.s. yang mengawalnya , beliau singgah di beberapa tempat bersejarah

Diantaranya: beliau Saw mampir di “Thaibah” (nama kuno Madinah al-Munawwarah) disitu beliau sholat sunnah 2 rakaat & menggali info dr Jibril a’s. Tentang tempat tsb yang kemudian diinfokan bhw itu kelak akan menjadi tempat hijrahnya belau Saw

Dalam perjalanan berikutnya beliau Saw, menapak tilasi tempat-tempat bersejarah yang merupakan “ma’tsar’ /labet (kt orang jawa) / petilasan Nabi- nabi terdahulu)

Di setiap tempat yang disinggahinya itu beliau Saw sholat sunnah 2 rakaat dan selalu meminta info kepada Jibril a.s tentang tempat tersebut



Diantara tempat-tempat bersejarah yang disinggahi itu adalah: Bukit “Thur Saina” (tempat tirakatnya Nabi Musa a.s) selama 40 hari menerima wahyu dari Allah Swt (kitab Taurat)

Tempat berikutnya yang disinggahi adalah kota “Madyan” yang merupakan petilasan Nabi Syuaib a.s . Mertua Nabi Musa a.s, dan di tempat itulah Nabi Musa bersandar di sebuah pohon ketika dalam pelariannya dr kejaran tentara fir’aun yg hendak membunuhnya

Dan tempat terakhir yang beliau kunjungi sebelum al-Aqsha adalah Baitu lachm/Betlehem ( Tempat kelahiran Nabi Isa a.s ). Barulah setelah itu beliau mengakhiri perjalanan isra’nya di Masjid al-aqsha (tempat suci ke 3 ummat islam)

Di al-Aqsha, beliau Saw melakukan reuni kenabian, bersama para Nabi sebelumnya, guna menjalin “Awashir al-Qurba” (ikatan kekerabatan) dan selanjutnya sholat berjamaah dg mereka dan bertindak selaku imam. Hal ini sebagai isyarat bhw beliau adalah imam/pemimpin para Nabi sebelumnya

Dari peristiwa diatas, bisa kt pahami, bhw mengunjungi situs2 bersejrah & menapaktilasi jejak pr pendahulu telah diteladankan oleh Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Begitu jg mengenang sejarah pendahulu&sesungguhnya keberkahan dr tempat2 suci yg pernah didiami orang2 sholeh itu LANGGENG


Bahwa BERTABARRUK (mengambil/ngalap berkah) dari tempat-tempat yang pernah didiami orang2 sholeh itu hal yang PENTING. Dan hal ini telah diteladankan Kanjeng Nabi Muhammad Saw a.s melaui safari isra’nya yang luar biasa menakjubkan itu.

Lalu masihkah adakah yang MEMPERTANYAKAN soal MENAPAKTILASI tempat-tempat leluhur yang sholeh, MENGENANG sejarah mereka dan MENGAMBIL BERKAHNYA?. Masihkah butuh dalil2 lagi utk hal2 mulia tersebut ?


sumber https://twitter.com/i/moments/976649655449628672

Jumat, 13 April 2018

BERAPA UMURMU? - SUDAH 50 TAHUN?

BERAPA UMURMU?  -  SUDAH 50 TAHUN?

"Allah tidak lagi memberi alasan bagi siapa yang telah dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun."
(Hadits Riwayat Bukhari)

Al-Khattabi berkata:
"Maknanya, orang yang Allah panjangkan umurnya hingga 50 tahun, tidak diterima lagi keuzuran/alasan, karena usia 50 tahun merupakan usia yang dekat dengan kematian.
Maka inilah kesempatan untuk memperbanyak taubat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap-siap bertemu Allah."
(Tafsir al-Qurthubi)

Fudhail bin Iyadh berkata kepada seseorang yang telah mencapai umur 50 tahun,

Nasihat Fudhail kepadanya:

"Berarti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu, sekarang hampir sampai... Lakukan yang terbaik pada sisa usia senja-mu, lalu akan diampuni dosa-dosamu yang lalu. Tapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti dihukum akibat dosa masa lalu dan masa kini sekaligus..!"

Maka para alim ulama memberi nasehat cara menjalani umur yang sudah mencapai 50 tahun:

1. Jangan berlebihan berhias, bersolek, dan berpakaian.

2. Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja barang yang kurang diperlukan untuk mendukung amal shalih.

3. Jangan berkawan dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal.

4. Jangan gelisah, berkeluh kesah dan kesal dengan kehidupan sehari-hari. Selalu penuhi diri dengan rasa sabar dan bersyukur.

5. Perbanyak do'a mengharap keridha-an Allah agar Husnul Khatimah dan dijauhkan dari Su'ul Khatimah.

6. Tambahkan ilmu agama, perbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.

7. Siapkan wasiat dan lakukan pembahagian harta.

8. Kerapkan menjalin silaturrahim dan merapatkan hubungan yang renggang sebelumnya.

9. Minta maaf dan berbuat baik terhadap pihak yang pernah didzalimi.

10. Tingkatkan amal shalih terutama amal jariah yang dapat terus memberi pahala dan syafa'at setelah kita mati.

11. Maafkan kesalahan orang kepada kita walau seberat apapun kesalahan itu.

12. Bereskan segala hutang yang ada dan jangan buat hutang baru walaupun untuk menolong orang lain.

13. Berhentilah dari semua maksiat !!!

mata, berhentilah memandang yang tidak halal bagimu.

tangan, berhentilah dari meraih yang bukan hak mu.

mulut, berhentilah makan yang tidak baik dan yang tidak halal bagimu, berhentilah dari ghibah, fitnah, dan berhentilah menyakiti hati orang lain.

telinga, berhentilah mendengar hal-hal haram dan tak bermanfaat.

14. Berbaik sangka lah kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi dan menimpa.

15. Penuhi terus hati dan lisan kita dengan istighfar & taubat untuk diri sendiri, orang tua, dan semua orang beriman, di setiap saat, waktu dan keadaan.

Semoga bermanfaat bagi kita semua, walaupun Anda belum 50 tahun, karena...

KEMATIAN TIDAK MENGENAL UMUR.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10211958936142093&id=1033128226

Salam untukmu Shohib Isro Mi'roj

Salam untukmu Shohib Isro Mi'roj

Assalaamu 'alaika
Kau hamba terbaik untuk anugerah agung ini.

Assalaamu 'alaika
tadi malam sekian tahun yang lalu dibedah jantung hatimu, disucikan lagi dan lagi,
diisi ilmu hikmah,
diluaskan dadamu untuk persiapan merekam apa yang akan Kau dengar dan lihat dalam perjalanan paling besar dalam sejarah umat manusia.

Assalaamu 'alaika
Kau yang diiringi malaikat Jibril dan Mikail

Assalaamu 'alaika
Kau yang naik buraq
kendaraan tercepat yang pernah ada.

Assalamu 'alaika
Kau yang diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, perjalanan dalam lorong waktu
melihat ulang semua peristiwa yang dialami para Rasul dan orang-orang shaleh sebelummu

Assalaamu 'alaika
Kau yang beshilaturahmi dengan 123999 Nabi sebelummu

Assalaamu 'alaika
Kau yang mi'roj dari langit ke langit
Dan seluruh malaikat dan Nabi penghuni langit bersholawat menyambut kedatanganmu,
Marhaban yaa waladiy sholih, sambutan Adam as
Marhaban yaa akhiy sholih., sambutan Idris, Yusuf, 'Isa, Yahya, Harun, Musa as
Marhaban yaa walady shoolih, sambut Ibrahim as.

Assalaamu 'alaika
Kau yang disambut seluruh malaikat di Baitul Makmur, Ka'bah langit.

Assalaamu 'alaika
Kau yang telah saksikan Pohon Sidrah Terjauh Terindah,

Assalaamu 'alaika
Kau yang telah melihat beragam siksa untuk ahli neraka dan beragam alasannya

Assalaamu 'alaika
Kau yang telah melihat beragam kenikmatan ahli syurga dengan beragam alasannya.

Assalaamu 'alaika
Kau yang akhirnya harus berjalan sendirian, tidak lagi diiringi Jibril karena kilauan cahayaNya akan membakar Jibril, dan Kau sendirian yang sanggup mengalaminya.

Assalaamu 'alaika
Kau yang telah berdialog dengan Tuhanmu
Attahiyyaatu lmubarokaatu shsholawaatu ththoyyibaatu lilLaah, salam hormatMu padaNya
Assalaamu 'alaika yaa ayyuha nNabiyyu wa rohmatiY wa barokaatiY, jawabNya
Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadi lLaahi shshoolihiin, jawabmu.
Asyhadu an laa ilaaha illaa Anta, lanjutmu,
Wa asyhadu annaka RosuuliY, jawabNya.

SholawatKu dan berkahKu untukmu dan keluargamu, lanjutNya

Seperti sholawatMu dan berkahMu untuk Ibrahim dan keluarganya, tawadlu'mu.

Fiy l'aalamiina innaKa Hamiidun Majiid,  pungkasmu.

Assalaamu 'alaika
Kau yang bawa oleh-oleh sholat untuk mi'roj kami.
Agar kami terus bertakbir memuji Keagungan dan KeindahanNya di setiap dzarrah ciptaanNya, di alam nyata dan di alam ghaib.

Assalaamu 'alaika
untukmu wahai rohmatan li l'aalamiin,

Assalamu 'alaika
Kau yang hingga kini terus mendapatkan sholawatNya dan sholawat seluruh malaikatnya dari segala penjuru alam semesta.

Assalaamu 'alaika
dari kami dari suatu tempat yang jauh dari maqammu

'Assalaamu 'alaika
dari kami yang ingin dengar, ingin lihat, ingin tahu apa yang telah Kau dengar, Kau lihat, dan Kau ketahui dari perjalanan besar ini.

Assalaamu 'alaika
dari kami yang merindukan terus bisa berdekat-dekat dengan Kau,
Yaa khoiro 'ibaadiHi,
Yaa Imaama nNabiyyiin,
Yaa Imaama lMursaliin.

Assalaamu 'alaika
min makaanin ba'iid.

 27 Rojab 1439H
alfaqir.

Khilafah

KILAPAH.

A: Ayo gabung mas dengan HTI, bersama berjuang untuk Islam.

B: Mba ini orang mana?

A: Mahasiswi sini mas.

B: Dulu mondok di mana?

A: Pendidikan saya normal mas.

B: Normal? Maksudnya? Ada pendidikan tidak normal?

A: Hehe... Maksudnya dari SD sampai SMA umum, mas.

B: Oh, tapi hafal Alfiyah Ibnu Malik?

A: Alfiyah itu apa ya mas?

B: Kitab Nahwu.

A: Nahwu itu bahasa Arab ya mas?

B: Ilmu tentang gramatikal bahasa Arab, begitu singkatnya. Belajar subjek, predikat, objek, dan lainnya.

A: Oh, belum pernah mas.

B: Oh, masih Jurumiyyah ya?

A: Itu apa lagi mas?

B: Innalillah, gini deh. Hafal Quran nggak?

A: Baru tahsin 1 mas, hehe... Maklum, baru mulai ngaji semester tiga kemarin.

B: Astaghfirullah... Terus itu teriak-teriak khilafah kenapa?

A: Kan bagian dari Islam mas. Harus kita perjuangkan.

B: Udah pernah baca kitab fiqh, kayak Minhaj, I'anah, Fathul Mu'in, atau Fathul Qarib aja deh. Pernah?

A: Belum mas, saya tidak bisa baca kitab kuning.

B: Lah itu tahu khilafah dari mana?

A: Dari murabbi saya mas.

B: Hebat, punya murabbi. Ikut thariqah?

A: Bukan mas, murabbi liqa'.

B: Murabbinya belajar dari siapa?

A: Nggak tahu juga mas, tapi biasanya sih ngasih refrensi materi dari situs-situs internet atau video di youtube.

B: Kamu ini teriak khilafah bukan dari kitab, bukan juga dari orang yang jelas sanadnya sampai ke Rasulullah SAW. Kamu teriak khilafah dari mana dasarnya?

A: Situs di Google dan video dari murabbi mas.

B: Astaga, Pantas.

A: Pantas kenapa, mas?

B: Mahasiswi yang baik akan bertindak dan berpikir ilmiah. Ambil sesuatu dari sumber aslinya. Kalau karya ilmiah aja harus pakai jurnal primer, agama juga begitu. Ambil dari kitab-kitab mu'tabar (primer) yang ditulis oleh ulama-ulama kredibel dan diakui dari zaman ke zaman sejak dahulu. Mempelajari sesuatu itu juga harus kepada ahlinya, ada bukti tertulis dia bersambung sanadnya sampai Rasulullah SAW. Kalau ilmu agama tidak disandarkan kepada Rasulullah SAW apalagi ambil dari Google dan Youtube malah bisa jadi santri Syeikh Abu Google bin Internety.

A: Tapi anu mas.... anu.... krik krik krik krik. 😂😂😂😂

Dawuh Beliau Romo KH. M. Anwar Manshur Lirboyo, Saat Pengarahan Liburan Santri

Dawuh Beliau Romo KH. M. Anwar Manshur Lirboyo, Saat Pengarahan Liburan Santri

Sebaik-baiknya orang di dunia itu orang yang mau ngaji.

Kalian mau mengaji merupakan pilihannya Allah SWT maka dari itu kalian yang ngaji ini harus disyukuri dengan cara mempeng.

Ngaji itu harus benar-benar kangelan.

Orang yang baik di dunia itu ada dua, pertama orang yang mulang ngaji yang kedua orang yang mengaji.

Orang beribadah tidak memakai ilmu, ibadahnya tidak diterima.

Kalian adalah pilihane Allah karena kalian mau mengaji jangan berkecil hati, kalian harus mensyukuri itu, dengan cara mengamalkan ilmu yang telah kalian peroleh dan ditambahi ilmu-ilmu yang masih belum diperoleh.

Saat liburan yang masih sekolah disini, kalian di pondok saja menghafalkan pelajaran yang akan datang.

Supaya ringan, saat ramadlon kalian menghafalkan Imrithy, Alfiyyah atau maknun sampai khatam, nanti Syawal sudah enak tinggal nglalar saja tinggal ngaji sudah dapat hafalannya.

Disamping belajar pelajaran yang wajib di pondok, kalian juga pelajari ilmu kemasyarakatan, seperti mengimami tahlilan, berzanji, dibaiyyahan, belajar khotib, selagi masih di pondok.

Jika kalian memiliki ilmu yang cukup dimanapun berada kalian merasa enak, makannya yang mempeng selagi masih di pondok.

Kalian dipondok ada ngaji ada jamaah ada juga yang belajar kalau diluar godaannya macam-macam.

Gunakan kesempatan dipondok belajar macam- macam ilmu terutama situasi masyarakat, kalian pelajari.

Jangan pernah buat mainan di pondok itu daripada menyesal sendiri nantinya.

Terkadang tujuan kita mondok 15 tahun akan tetapi tiba-tiba baru 10 tahun harus pulang , kalau tidak mempeng tinggal menyesalnya saja dan menangis.

Jika dari pondok tidak bisa apa-apa nanti hanya bisa membingungkan orang saja. Namanya orang dari pondok pasti menjadi rujukan masyarakat, karena sudah dianggap belajar syari’at agama islam.

Kalian kalau pulang dari pondok akhlaknya dijaga, jangan pulang tidak memakai peci, celanaan, yang benar kalau pulang seperti di pondok memakai peci, tunjukkan bahwa kalian benar-benar santri, itu merupakan dakwah bil hal.

Dengan menunjukkan sikap dan akhlak yang baik maka masyarakat akan tertarik memondokkan anaknya di pesantren lirboyo.

Jangan sampai melakukan sesuatu yang membuat jelek nama pondok, kalian mondok harus menunjukkan akhlakul karimah, memakai celana boleh tapi yang benar juga pecinya jangan dislempitkan, tunjukkan kalian pondok pesantren, masyarakat biar mau memondokkan anaknya, dimanapun tunjukkan akhlak yang baik.

Jangan sombong, tawadluk itu tidak merasa, meskipun kamu pintar tidak merasa pintar, meskipun kamu alim tapi tidak merasa alim, menghargai orang lain.

Tawadluk itu bukan rendah akan tetapi kita merasa sama-sama tidak memiliki, sama-sama menghormati kepada orang lain.

Dimanapun tempatnya yang terpenting adalah akhlak, sepintar apaun jika tak berakhlak tidak ada harganya.

Mulai keluar dari pondok yang baik, do’a bepergian di baca karena di jalan banyak macam-macam kendaraan.

Sampai di rumah yang pertama dilakukan salaman kepada kedua orang tua, meminta maaf jika mengecewakan orang tuanya ketika di pondok.

Jika orang tua mengerjakan pekerjaan kalian minta, jangan hanya tidur saja itu tidak baik, orang tua sudah merawat kalian dari kandungan, kalian dibawa kemana-mana, kalian harus berangan-angan kalian tidak akan bisa membalas jasa mereka.

Orang tua merawat  anak itu dengan rohmah, merasa welas supaya anaknya bisa menjadi soleh solehah, kalian merawat orang tuanya ketika sakit selama 2 bulan saja pasti sudah merasa gak enak, makanya jangan sampai membantah orang tua.

Dawuhnya orang tua, kalian dengarkan jika kalian mampu laksanakan jika belum mampu kalian utarakan.

Dari pondok kalian salaman kepada orang tua berterima kasih atas biaya yang diberikan kepada kalian di pondok.

Kalian harus sadar, jangan mudah-mudah untuk meminta bekal, kalian sudah bukan kewajiban orang tua jika kalian tidak ngaji, kalian harus bersyukur telah dikirimi.

Birul walidain itu tidak membantah dan mengecewakan hati orang tua.

Yang sebelumnya mondok belum bertuturkata baik (boso kromo) kepada orang tua besok pulang harus bertutur kata baik (boso kromo).

Siapapun orang yang bisa birrul walidain hidupnya barokah.

Kalian di pondok di didik akhlakul karimah jadi kalian harus bisa menerapkan akhlakul karimah dimana saja.

Nanti ketika sudah waktunya berangkat pondok jangan telat, jika sudah waktunya segeralah berangkat ke pondok, kalian disiplin mengikuti peraturan itu sudah terlihat memulyakan para masyayikh dengan apa yang dikehendaki masyayikh.

Kalain berada di pondok itu biar kalian bisa menjadi orang baik, orang tua kalian ingin memiliki waladun solih solihah.

Di pondok yang sungguh-sungguh biar menjadi orang soleh menjadi orang yang bisa menjalani kebenaran.

[ Serambi Lirboyo ]

Selasa, 10 April 2018

MENEMPELKAN KAKI DENGAN KAKI SAAT SHOLAT BERJAMAAH ITU ADA HADITS NYA SHOHIH BUKHORI ???


___
MENEMPELKAN KAKI DENGAN KAKI SAAT SHOLAT BERJAMAAH ITU ADA HADITS NYA SHOHIH BUKHORI ???
.
Pernah mendengar hal semacam itu ?
‘Si dia’ dengan bangga menyampaikan bahwa apa yang ia lakukan
ada haditsnya, haditsnya shohih lagi, shohih bukhori bahkan.

 Komentar saya :
“Ayo membaca hadits yang komplit dan lihat penjelasan ulama”

Haditsnya memang betul shohih bukhori

Tapi, jika saya tanya :
• “Apakah menempelkan kaki dengan kaki temannya dilakukan oleh Nabi Muhammad ?”

• “Apakah hal tersebut diperintahkan oleh Nabi Muhammad ?”

• “Apakah hal tersebut dipraktekkan oleh Sahabat Utama ?”

 Maka jawabannya : TIDAK

(sengaja pake capslock, bukan marah, tapi biar jelas huehehee)

 Yuk kita simak hadits lengkapnya :

 “`Riwayat Anas bin Malik“`

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي وَكَانَ أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ»

Mengabarkan kepada kami ‘Amr bin Kholid berkata, mengabarkan kepada kami Zuhair dari Humaid dari Anas bin Malik dari Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam: ” Tegakkanlah shaf kalian, karena saya melihat kalian dari belakang pundakku.” ada salah seorang diantara kami orang yang menempelkan bahunya dengan bahu temannya dan telapak kaki dengan telapak kakinya. _

(HR. Bukhari)

Riwayat anNu’man bin Basyir“`

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ, حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا, عَنْ أَبِي الْقَاسِمِ الْجَدَلِيِّ, قَالَ أَبِي: وحَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ, أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّا, عَنْ حُسَيْنِ بْنِ الْحَارِثِ أَبِي الْقَاسِمِ, أَنَّهُ سَمِعَ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ, قَالَ: أَقْبَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَجْهِهِ عَلَى النَّاسِ, فَقَالَ: ” أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ, ثَلَاثًا وَاللهِ لَتُقِيمُنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ ” قَالَ: ” فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ يُلْزِقُ كَعْبَهُ بِكَعْبِ صَاحِبِهِ, وَرُكْبَتَهُ بِرُكْبَتِهِ وَمَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِهِ

An-Nu’man bin Basyir berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam menghadap kepada manusia, lalu berkata : “Tegakkanlah shaf kalian!”, tiga kali. Demi Allah, tegakkanlah shaf kalian, atau Allah akan membuat perselisihan diantara hati kalian. Lalu an-Nu’man bin Basyir berkata: Saya melihat seorang laki-laki menempelkan mata kakinya dengan mata kaki temannya, lutut dengan lutut dan bahu dengan bahu. _

(HR. Bukhori)

 Bagaimana sih perintah Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam ketika itu ?

Beliau bersabda :

أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ

Tegakkanlah shof / barisan kalian
Jadi, beliau tidak memerintahkan untuk menempelkan kaki, tapi beliau memerintahkan untuk menegakkan shof dalam artian merapikan, meluruskan, dan merapatkan shof.

bukan memerintahkan untuk menempelkan kaki dengan kaki temannya 😎😎😎

 Lalu, siapa yang menempelkan kaki ketika itu ? Berapa jumlahnya ?

Baca lagi hadits diatas
 “`Anas bin Malik“` mengatakan :

[وَكَانَ أَحَدُنَا]

salah satu diantara kami

Baca lagi hadits diatas
 “`anNu’man bin Basyir“` mengatakan :

[رَأَيْتُ الرَّجُلَ]

Saya melihat seorang laki-laki dari kami

 Jadi, dari sekian banyak sahabat yang ikut sholat berjamaah bersama dengan Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam, semua sholatnya wajar
Ada orang yang menempelkan kaki dengan kaki temannya dan jumlahnya hanya satu orang.

Sampai sini bisa dipahami ya
Bisa In syaa Allah
_____

Perbuatan satu orang sahabat, apalagi tidak ada yang mengenalnya,TIDAK BISA DIJADIKAN HUJJAH

 “`Al-Amidi (w. 631 H)“` salah seorang pakar Ushul Fiqih menyebutkan:

ويدل على مذهب الأكثرين أن الظاهر من الصحابي أنه إنما أورد ذلك في معرض الاحتجاج وإنما يكون ذلك حجة إن لو كان ما نقله مستندا إلى فعل الجميع لأن فعل البعض لا يكون حجة على البعض الآخر ولا على غيرهم

Menurut madzhab kebanyakan ulama’, perbuatan sahabat dapat menjadi hujjah jika didasarkan pada perbuatan semua sahabat. Karena perbuatan sebagian tidak menjadi hujjah bagi sebagian yang lain, ataupun bagi orang lain. _

(Lihat :Al-Amidi; w. 631 H, Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam, hal. 2/99)

 Jadi, kalau kita mau fair ingin mengamalkan perbuatan sahabat;

 mari kita Taraweh 20 rokaat, karena itu dilakukan oleh “`Sayyidina Umar bin Khottob“` dan disetujui semua sahabat,
 begitu juga Adzan Jumat 2x dilakukan dizaman “`Sayyidina Utsman bin Affan“`

*Kalau Menempelkan kaki dengan kaki lain nya
*

Hanya satu orang sahabat, dan tidak dikenal siapa dia, serta perbuatannya menyelisihi mayoritas sahabat.

 Mana buktinya bahwa sahabat yang lain tidak menempelkan kaki dengan kaki temannya ?

 Lihat bagaimana kata sang periwayat hadits, yaitu “`Anas bin Malik“`:

وَزَادَ مَعْمَرٌ فِي رِوَايَتِهِ وَلَوْ فَعَلْتُ ذَلِكَ بِأَحَدِهِمُ الْيَوْمَ لَنَفَرَ كَأَنَّهُ بغل شموس

Ma’mar menambahkan dalam riwayatnya dari Anas; jika saja hal itu (menempelkan kaki) saya lakukan dengan salah satu dari mereka saat ini, maka mereka akan lari sebagaimana keledai yang lepas. _

[Ibnu Hajar, Fathu al-Bari, hal. 2/211]

Kenapa bisa begitu

“Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H)“` menuliskan:

الْمُرَادُ بِذَلِكَ الْمُبَالَغَةُ فِي تَعْدِيلِ الصَّفِّ وَسَدِّ خَلَلِهِ

(Yang dilakukan sahabat tersebut adalah) berlebih-lebihan dalam meluruskan shaf dan menutup celah.

[Ibnu Hajar, Fathu al-Bari, hal. 2/211]

 *Lalu, siapa yang pertama kali mengatakan bahwa menempelkan kaki dengan kaki itu adalah termasuk kesempurnaan sholat bahkan termasuk hal yang wajib ?

 Dia adalah “`Ustadz Nashiruddin al-Albani 😂😂😂

وقد أنكر بعض الكاتبين في العصر الحاضر هذا الإلزاق, وزعم أنه هيئة زائدة على الوارد, فيها إيغال في تطبيق السنة! وزعم أن المراد بالإلزاق الحث على سد الخلل لا حقيقة الإلزاق, وهذا تعطيل للأحكام العملية, يشبه تماما تعطيل الصفات الإلهية, بل هذا أسوأ منه

Sebagian penulis zaman ini telah mengingkari adanya ilzaq (menempelkan mata kaki, lutut, bahu), hal ini bisa dikatakan menjauhkan dari menerapkan sunnah. Dia menyangka bahwa yang dimaksud dengan “ilzaq” adalah anjuran untuk merapatkan barisan saja, bukan benar-benar menempel. Hal tersebut merupakan ta’thil (pengingkaran) terhadap hukum-hukum yang bersifat alamiyyah, persis sebagaimana ta’thil (pengingkaran) dalam sifat Ilahiyyah. Bahkan lebih jelek dari itu.

(Al-Albani : Silsilat al-Ahadits as-Shahihah, hal. 6/77)

Jadi beliau menganggap bahwa orang yang mengatakan ilzaq adalah anjuran untuk merapatkan shof, bukan menempelkan kaki, adalah pendapat yang salah, karena bagi beliau ilzaq adalah menempelkan kaki, lutut, dan bahu.

 Pendapat Ustadz Al-Albani bertentangan dengan pendapat Ulama Salafi (wahabi, ) yang lain.*

 “Ustadz Muhammad bin Shalih al-Utsaimin“` berkata:

أن كل واحد منهم يلصق كعبه بكعب جاره لتحقق المحاذاة وتسوية الصف, فهو ليس مقصوداً لذاته لكنه مقصود لغيره كما ذكر بعض أهل العلم, ولهذا إذا تمت الصفوف وقام الناس ينبغي لكل واحد أن يلصق كعبه بكعب صاحبه لتحقق المساواة, وليس معنى ذلك أن يلازم هذا الإلصاق ويبقى ملازماً له في جميع الصلاة.

Setiap masing-masing jamaah hendaknya menempelkan mata kaki dengan jamaah sampingnya, agar shof benar-benar lurus. Tapi menempelkan mata kaki itu bukan tujuan intinya, tapi ada tujuan lain. Maka dari itu, jika telah sempurna shaf dan para jamaah telah berdiri, hendaklah jamaah itu menempelkan mata kaki dengan jamaah lain agar shafnya lurus. “Maksudnya bukan terus menerus menempel sampai selesai shalat.” _

(Lihat : Muhammad bin Shalih al-Utsaimin; w. 1421 H, Fatawa Arkan al-Iman, hal. 1/ 311)

Ustadz Abu Bakar Zaid (w. 1429 H / 2007 M,“` adalah salah seorang ulama Saudi yang pernah menjadi Imam Masjid Nabawi, dan menjadi salah satu anggota Haiah Kibar Ulama Saudi) :

وإِلزاق الكتف بالكتف في كل قيام, تكلف ظاهر وإِلزاق الركبة بالركبة مستحيل وإِلزاق الكعب بالكعب فيه من التعذروالتكلف والمعاناة والتحفز والاشتغال به في كل ركعة ما هو بيِّن ظاهر.

Menempelkan bahu dengan bahu di setiap berdiri adalah takalluf (memberat-beratkan) yang nyata. Menempelkan dengkul dengan dengkul adalah sesuatu yang mustahil, menempelkan mata kaki dengan mata kaki adalah hal yang sulit dilakukan. (La Jadida fi Ahkam as-Shalat hal. 13)

 “`Abu Bakar Zaid“` melanjutkan:

فهذا فَهْم الصحابي – رضي الله عنه – في التسوية: الاستقامة, وسد الخلل لا الإِلزاق وإِلصاق المناكب والكعاب. فظهر أَن المراد: الحث على سد الخلل واستقامة الصف وتعديله لا حقيقة الإِلزاق والإِلصاق

Inilah yang difahami para shahabat dalam taswiyah shaf: Istiqamah, menutup sela-sela Bukan menempelkan bahu dan mata kaki. Maka dari itu, maksud sebenarnya adalah anjuran untuk menutup sela-sela, istiqamah dalam shaf, bukan benar-benar menempelkan.

Bahkan pendapat Ustadz Al-Albani juga bertentangan dengan pendapat Madzhab Hambali

“`Ibnu Rajab al-Hanbali (w. 795 H)“` :

حديث أنس هذا: يدل على أن تسوية الصفوف: محاذاة المناكب والأقدام

Hadits Anas ini menunjukkan bahwa yang dimaksud meluruskan shaf adalah lurusnya bahu dan telapak kaki. _

(Lihat: Ibnu Rajab al-Hanbali; w. 795 H, Fathu al-Bari, hal.6/ 282)._

 Bagaimana sebenarnya cara merapatkan shof yang sempurna ?

وتعتبر المسافة في عرض الصفوف بما يهيأ للصلاة وهو ما يسعهم عادة مصطفين من غير إفراط في السعة والضيق اهـ جمل.الكتاب : بغية المسترشدين ص 140

“Disebutkan bahwa ukuran lebar shof ketika hendak sholat yaitu yang umum dilakukan oleh seseorang, dengan tanpa berlebihan dalam lebar dan sempitnya.” _

(Bughyatul Mustarsyidin hal 140)_

Umpama-pun mau menempelkan, “tempelkanlah bagian yang terluar dari tubuh kita saat berdiri,”
mana itu ?
Ya kalau berdiri normal, kalau berdiri normal hlo ya,

 bagian terluar dari tubuh kita yaitu pundak atau bahu kita
sesuai sabda Nabi Muhammad saw :

أَقِيمُوا الصُّفُوفَ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ وَلَا تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ

”Luruskan shof, rapatkan pundak, dan tutup celah, serta perlunak pundak kalian untuk saudaranya, dan jangan tinggalkan celah untuk setan.” _

(HR. Abu Daud no. 666)

perlunak pundak kalian untuk saudaranya”* maksutnya adalah hendaknya dia berusaha agar pundaknya tidak mengganggu orang lain.

Jadi, sekali lagi, ayo pahami hadits secara Cerdas

Salam Cerdas

Wallahu a’lam bis showab

.
.
.
👤allamah muhammad bin abdul Karim As Saman al madani رحمه الله

👤Al faqir Sahabat Aswaja.

Minggu, 08 April 2018

Buletin Jum’at resmi Nahdlatul Ulama untuk dicetak jarak jauh. edisi 12

Buletin Jum’at resmi Nahdlatul Ulama untuk dicetak jarak jauh.

Buletin Jum’at Risalah NU edisi 12

PDF :
Warna :
http://bit.ly/Buletin-Jumat-Risalah-NU-edisi-12-FC

Hitam-Putih :
http://bit.ly/Buletin-Jumat-Risalah-NU-edisi-12-BW

Mendownload edisi lainnya dapat di :
www.nahdlatululama.id/buletin

Bagi yang ingin memesan dan berlangganan, Silahkan menghubungi sdr. Aan di : 085648333577 (Telp/WA)

Rekening Penggantian Biaya Cetak Buletin
Atas nama : Majalah NU
Bank BRI
Nomor Rekening : 0335-01-001234-30.0

Konfirmasi ke Tim Pengelola Buletin :
1. 0857 7492 0131
2. 0812 7025 7237

Buletin Jum’at resmi Nahdlatul Ulama untuk dicetak jarak jauh edisi 11

Buletin Jum’at resmi Nahdlatul Ulama untuk dicetak jarak jauh.

Buletin Jum’at Risalah NU edisi 11

PDF :
Warna :
http://bit.ly/Buletin-Jumat-Risalah-NU-edisi-11-FC

Hitam-Putih :
http://bit.ly/Buletin-Jumat-Risalah-NU-edisi-11-BW

Mendownload edisi lainnya dapat di :
www.nahdlatululama.id/buletin

Bagi yang ingin memesan dan berlangganan, Silahkan menghubungi sdr. Aan di : 085648333577 (Telp/WA)

Rekening Penggantian Biaya Cetak Buletin
Atas nama : Majalah NU
Bank BRI
Nomor Rekening : 0335-01-001234-30.0

Konfirmasi ke Tim Pengelola Buletin :
1. 0857 7492 0131
2. 0812 7025 7237

Sabtu, 07 April 2018

Melestarikan Kembali Pujian Setelah Adzan

Melestarikan Kembali Pujian Setelah Adzan

Masih ingatkah anda? Dulu banyak sekali masjid disekitar kita yang menjalankan tradisi dengan membaca pujian setelah adzan. Namun seiring berjalannya waktu, disebagian daerah tradisi itu kini mulai ditinggalkan. Tampilnya “tokoh” yang anti toleransi dengan membawakan dalil yang menentang, membuat kerancuan ditengah masyarakat.

Betapa besar manfaat dari tradisi pujian setekah adzan dalam pendidikan dan pembelajaran bagi masyarakat. Berapa banyak anak yang menghafal 20 sifat wajib Allah karena mereka mendengar dari suara pujian yang dilantunkan setelah dikumandangkan adzan. Dan juga nasehat lainnya yang berbentuk syair dari para ulama, yang merupakan tuntunan dalam menjalani kehidupan.

Pujian setelah adzan walaupun dilafalkan dengan bahasa Jawa yang berisi beragam nasehat agama, namun selalu diiringi sholawat. Demikian pula sebaliknya dalam majelis sholawat, disisipkan beberapa bait nasehat agama. Hal ini karena, inti dari pujian setelah adzan adalah sholawat.  Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِي الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
“Apabila kamu mendengar muadzin mengumandangkan adzan, ucapkanlah seperti apa yang diucapkan. Kemudian bersholawatlah kepadaku, karena sesungguhnya barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali niscaya Allah akan bersholawat kepadanya sebanyak sepuluh kali. Setelah itu mintalah (kepada Allah) al‐wasilah untukku, karena al‐wasilah itu suatu manzilah (kedudukan yang mulia) di surga, yang tidak sepatutnya diberikan kecuali untuk seorang hamba Allah. Dan aku berharap semoga akulah hamba itu. Maka barangsiapa yang memohon al‐wasilah untukku, ia akan mendapatkan syafaatku” (HR.Muslim, no. 849)

Persoalan pujian yang dikeraskan, jawaban Hasan bin Tsabit adalah dalil paling jelas dalam hal ini.

عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ قَالَ مَرَّ عُمَرُ بِحَسَّانَ بْنِ ثَابِتٍ وَهُوَ يُنْشِدُ فِى الْمَسْجِدِ فَلَحَظَ إِلَيْهِ فَقَالَ قَدْ أَنْشَدْتُ وَفِيهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَى أَبِى هُرَيْرَةَ فَقَالَ أَسَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : أَجِبْ عَنِّى اللَّهُمَّ أَيِّدْهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ. قَالَ اللَّهُمَّ نَعَمْ. رواه أبو دادو والنسائي

Dari Sa’id bin Musayyab ia berkata bahwa Umar bin Khaththab pernah berjalan melewati Hassan yang sedang melantunkan sya'ir di Masjid. Lalu Umar menegurnya dengan pandangan mata. Tetapi Hassan berkata; "Dulu saya pernah melantunkan syair di Masjid ini, yang ketika itu ada seseorang yang lebih mulia daripadamu yaitu (Rasulullah)." Kemudian Hassan menoleh kepada Abu Hurairah seraya berkata; "Saya bersumpah kepadamu dengan nama Allah hai Abu Hurairah, pernahkah kamu mendengar Rasulullah berkata kepada saya, Hai Hassan, balaslah sya'ir orang-orang kafir untuk membelaku! Ya Allah ya Tuhanku, dukunglah Hassan dengan Ruhul Kudus” Abu Hurairah menjawab; “Ya, Saya pernah mendengarnya." (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)

Seringkali pula, diantara bait puji-pujian itu diselingi syair doa. Rasulullah Saw bersabda:

الدُّعَاءُ بَيْنَ اْلأَذَانِ وَاْلإِقَامَةِ مُسْتَجَابٌ, فَادْعُوْا. رواه أبو يعلى

“Do’a yang dibaca antara adzan dan iqamat itu mustajab (dikabulkan oleh Allah). Maka berdo’alah kamu sekalian”. (HR. Abu Ya’la)

Syaikh Amin al-Kurdi di dalam Tanwirul Qulub menegaskan,

وَأَمَّا الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَقِبَ اْلأَذَانِ فَقَدْ صَرَّحَ اْلأَشْيَاخُ بِسُنِّيَّتِهِمَا, وَلاَ يَشُكُّ مُسْلِمٌ فِيْ أَنَّهُمَا مِنْ أَكْبَرِ الْعِبَادَاتِ, وَالْجَهْرُ بِهِمَا وَكَوْنُهُمَا عَلَى مَنَارَةٍ لاَ يُخْرِجُهُمَا عَنِ السُّنِّيَّةِ.

“Adapun membaca shalawat dan salam atas Nabi SAW setelah adzan (puji-pujian) para masyayikh menjelaskan bahwa hal itu hukumnya sunat. Dan seorang muslim tidak ragu bahwa membaca shalawat dan salam itu termasuk salah satu cabang ibadah yang sangat besar. Adapun membacanya dengan suara keras dan di atas menara itu pun tidak menyebabkan keluar dari hukum sunat”

Pujian setelah adzan adalah suatu amaliah yang sangat jelas dalilnya. Maka, aneh jika terjadi kasus penghentian ‘paksa’ di beberapa masjid. Masyarakat awam yang mengamalkannya ditekan dengan berbagai slogan dan dalil yang sebenarnya tidak nyambung namun dipaksakan sebagai argumen. Masyarakat awam yang tidak mampu berdalil, akhirnya menyerah dan kalah.
Tindakan memaksakan kehendak inilah yang menyebabkan tidak terwujudnya ukhuwah islamiyah hingga kini. Mari kita lestarikan kembali pujian setelah adzan sebagai salah satu bentuk pembelajaran yang tepat sasaran untuk masyarakat.

✒ Ustadz Muhammad Husein Al Habsyi
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Telegram Channel :

bit.ly/UstMuhammad110

Aplikasi Android Kyai Abdurrahman Navis,di google Playstore diprakarsai Divisi Biswah Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur

Berita gembira!
Aplikasi Android Kyai Abdurrahman Navis telah tersedia di google Playstore diprakarsai Divisi Biswah Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, sebagai bagian dari Media islam ahlussunnah wal jama'ah an nahdliyah yang berisi kumpulan tanya jawab bersama KH. Abdurrahman Navis, Lc. M.HI., Direktur Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.

Dikemas dalam 10 Bab yaitu :

1. Aqidah dan Iman
2. Haji
3. Jenazah
4. Kemasyarakatan
5. Muamalah
6. Najis
7. Pernikahan dan Rumah Tangga
8. Qurban dan Aqiqah
9. Sholat
10. Zakat

Mudah-mudahan barokah dan manfaat.
Silakan download di :

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.saif17.kyaiabdurrahmannavis

Jika sudah download, jangan berhenti di tangan Anda, yuk ikut sebarkan! semoga menjadi Jariyah kita bersama.

Terimakasih.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Divisi Biswah Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur

BELAJARLAH KE 'ULAMA NU

BELAJARLAH KE 'ULAMA NU

Bagi saya untuk jadi tokoh panutan apalagi sebagai agamawan syarat utamanya harus selesai dengan dirinya sendiri. Dan Ulama-ulama NU sudah selesai itu. Makanya ulama NU tidak pernah kagetan, ngamukan apalagi misuan ketika menghadapi dinamika kehidupan yang terjadi di negeri ini bahkan dalam dunia internasional sekalipun.

Akhir-akhir ini, setidaknya 4 tahun belakangan ini muncul sekelompok orang atau pribadi orang yang sibuk ngurusin orang lain sementara dengan dirinya sendiri saja belum selesai. Kasus lapor-melaporkan yang diakibatkan karena mudah tersinggung adalah bagian dari ketidakselesaian pribadinya sendiri. Akibatnya, dikit-dikit ngamuk, bentar-bentar marah, ada masalah dikit demo, ada sesuatu yg aneh langsung kaget. Maka saya sarankan orang-orang tersebut utk banyak belajar ke ulama NU.

Masih ingat kan penghinaan kepada Gus Mus, Habib Lutfi, Mbah Maimun Zubair, Prof. Quraisy, Kiai Said Aqil Siraj dan terakhir Kiai Makruf Amin. Apa yang beliau lakukan kpd para penghinanya..?? Adakah dendam? Rasa Benci? Atau menghina balik..?. tidak sama sekali, apalagi untuk mempenjarakan. Kenapa demikian? Karena beliau-beliau itu sudah selesai dengan dirinya sendiri. Padahal kalau mau, beliau tinggal perintahkan saja Banser NU untuk mempolisikan dan tinggal tunjuk saja untuk mengarahkan massa warga Nahdiyin turun jalan. jangankan 3 jilid, 10 jilid pun bisa.

Ini lah bedanya Nahdlatul Ulama dengan yang lain.

Saya Santri, saya bersama KH. Ma'ruf Amin.

[Ach Wildan Al-Faizi]