Sabtu, 24 Februari 2018

KOMENTAR MU MENENTUKAN NASIB MU, bukan nasib orang yang kamu komentari.

KOMENTAR MU MENENTUKAN NASIB MU, bukan nasib orang yang kamu komentari.

Ubahlah cara berpikirmu maka Nasibmu akan segera berubah.

**
Seorang murid bertanya pada gurunya;

"Guru kenapa ya hidup ini selalu banyak masalah?"

Guru: "Bukan hidup yang banyak masalah tapi pikiranmulah yang bermasalah...?" 

"Kamu selalu berprasangka buruk pada apa saja dan siapa saja, itulah sebenarnya masalahnya".

Murid: "Tapi faktanya aku selalu mendapat masalah dalam hidupku".

Guru: "Ya itu karena pikiranmu bermasalah",  Setiap kejadian dalam hidup itu netral pikiran kamulah yang menilai itu "bermasalah" atau "menguntungkan" itu pun menurut selera dan pendek akalmu.

Murid : "Maksudnya?".

Guru : "Misalnya apakah Hujan itu bermasalah atau malah menguntungkan".

Murid : "Bagiku bermasalah, karena kalau aku naik motor dan lupa bawa jas hujan pasti basah kuyup"

Guru : "Lantas kalau hujan bagi tukang Baso dan Tukang Payung apakah itu  bermasalah?"

Murid : "Tentu saja tidak", bagi mereka malah menguntungkan.

Guru : "yang jadi masalah Hujannya atau orangnya...?

Murid; .... Hmmmm..
ya yah...benar juga guru...

Ingatlah selalu

Ketika kita selalu berprasangka baik maka hal-hal baiklah yang akan kita jumpai di sepanjang waktu kehidupan kita.

dan ketika kita selalu berprasangka buruk maka hal-hal buruklah yang akan selalu kita jumpai setiap hari.

Jadi jangan mengeluh jika kita termasuk orang-orang yang selalu merasakan pengalaman yang negatif dan tidak menyenangkan di sepanjang hidup kita.

Karena kita dan pikiran kita sendirilah penyebabnya.

Bisa jadi ketika kamu membaca tulisan ini sebenarnya Tuhan sedang mencoba membantu kamu untuk memperbaiki cara berpikirmu, agar hidupmu tidak selalu dirundung masalah.

Jadi mari kita ubah cara berpikir kita saat ini juga agar kita tidak lagi menjumpai pengalaman negatif dan tidak menyenangkan. 

Nah sekarang mari kita cek cara berpikir  kita masing2 yang tercermin dari komentar-komentar kita setiap hari :

1. Melihat rekan kerjanya naik jabatan.
Orang postif :
Saya akan belajar dari dia.
Orang negatif:
Pasti dia  pinter banget cari muka

2. Melihat orang pergi Haji
Orang positif :?
Ya Allah semoga kelak aku bisa seperti dia
Orang negatif:
Hajinya paling cuma buat pamer-pamer doang...

3. Membaca status di WA/FA
Orang Positif : terimakasih untuk infonya izin share ya
Orang negatif:
 ah... infonya basi saya sudah pernah baca kok, paling juga hanya pingin eksis & di anggap update...

4. Membaca status humor di WA/FB
Orang positif: terimakasih telah bisa membuat saya tersenyum pagi ini
Orang negatif: Garing ! gak lucu ! lawak basiii...

5.  Turun Hujan
Orang Positif : ber Syukur udaranya jadi sejuk
Orang Negatif :
Ah kalo pas lagi perlu terang malah hujan, Dasar Sial !!

6.  Dapat Gaji
Orang positif :  Bersyukur bisa buat bayar-bayar kebutuhan
Orang Negatif: Percuma gajian juga gak cukup buat bayar2 kebutuhan...
bayar kredit, hutang...

7.  Punya Suami baik
Orang Positif : Bersyukur meskipun gajinya tidak besar tapi suamiku baik dan penuh perhatian.
Orang negatif : Percuma punya suami baik, kalo gak bisa cukupin kebutuhan rumah tangga.

8. Punya Istri cantik tapi bawel banyak omong,
orang positif Syukurlah,,, biarlah istriku cerewet bawel, minimal masih bisa nikmati cantiknya, biarlah bawel sebagai ganti musik dirumah (ngirit setrum  buat musik mp3).

orang negatif; sialan... cantiknya sih iya, tapi cerwetnya kaya nenek², mendingan aku ganti istri saja, biar gak cantik yg penting gak rewel...
apesnya... ia pun ganti istri... sdh jelek cerewet lagi...
akhirnya ia berniat bawa istri jelek & cerewet itu ke pasar hewan biar diganti sama sapi saja.


9. Melihat orang berpakaian Sederhana
Orang positif :
 duh dia orang yang sederhana sekali ya meskipun pejabat/berpunya.
Orang Negatif: Pejabat Tinggi  tapi penampilannya kok kampungan gitu sih.

10. Punya Motor
Orang Negatif :
Begini neh kalo naek motor,  kalo pas ujan basah kuyup gak kayak orang yang punya mobil.

Orang Positif: Bersyukur punya motor, enaknya naik motor itu kalo pas panas gak kehujanan dan kalo pas hujan gak kepanasan.

11. Membaca postingan ini
Orang Positif: Terimakasih sudah diingatkan, mohon izin sharing ya, biar manfaat bagi yang lain.
Orang Negatif: 
"Gak mau baca" karena dianggap menyindir dan menyinggung atau terlalu kasar.

Tipe yang manakah kita ...? 
akan menentukan nasib kita.

Mau ubah nasib?
Segera ubah cara berpikir kita dan komentar kita setiap hari

Semoga bermanfaat ...🙏🙏

bait-bait syair yang mencaci maki Nabi Muhammad dan para sahabatnya?

Mungkin diantara kita ada yang bertanya, kenapa kita tidak pernah menjumpai bait-bait syair yang mencaci maki Nabi Muhammad dan para sahabatnya?
Apakah memang penyair-penyair Quraisy itu tidak pernah menghina dan mencaci Nabi Muhammad dan para sahabatnya?

Jawabnya, Tentu saja mereka sering membuat syair-syair cacian untuk Nabi Muhammad dan para sahabatnya.
tapi kenapa syair-syair cacian dan celaan tersebut tidak ada yang kita ketahui sekarang?

Jawabnya adalah karena para sahabat TIDAK ADA yang memperdulikannya, tidak ada yang membicarakannya, apalagi menyebarluaskannya, sehingga seiring waktu, hilanglah syair-syair celaan dan hinaan tersebut ditelan masa.

Perilaku para sahabat ini SANGAT BAIK sekali jika kita tiru di medsos, yaitu dengan tidak menanggapi berita yang provokatif, tidak membicarakannya, apalagi menyebarluaskannya....
Pasti berita tsb akan segera hilang.
Biarkan saja lewat di beranda kita tanpa tanggapan ... :)

Dalam sebuah riwayat, Umar pernah berkata:
أميتوا الباطل بالسكوت عنه، ولا تثرثروا فيه، فينتبه الشامتون

"Matikanlah kebatilan dengan mendiamkannya, janganlah kalian meributkannya sehingga didengar oleh orang yang menyukainya (senang dengan bencana orang lain)"

Semoga kita termasuk golongan yang ada dalam pernyataan Umar yang tertulis dalam kitab Hilyah Auliya':

إنَّ لله عبادًا يُميتون الباطل بهجره، ويحيون الحقَّ بذكره”.

"Sesungguhnya Allah memiliki hamba yang mematikan kebatilan dengan cara meninggalkannya, dan menghidupkan kebenaran dengan cara menyebutnya".

Oleh : M.Afifuddin Dimyati

Kamis, 22 Februari 2018

SANTRI MBELING DAN POLITISASI AGAMA Al-Zastrouw


SANTRI MBELING DAN POLITISASI AGAMA
Al-Zastrouw

Di suatu pesntren ada seorang santri mbeling (nakal) bernama Bejo. Sebetulnya nama itu sudah diganti oleh kyai dengan Falakhuddin supaya terkesan lebih nyantri. Namun entah mengapa, teman2 santri tetap saja menyebunya Bejo dan tampaknya dia juga lebih senang dipanggil Bejo.

Meski tergolong cerdas, namun ada perilaku Bejo yg tidak lazim sehingga sulit diterima oleh budaya pesantren karena dianggap merusak moral yaitu sering ngintip santri putri bahkan pernah ketahuan mencuri BH santri putri. Sudah beberapa kali dia ditakzir (diberi hukuman), namun belum bisa memberikan efek jera.

Sebenarnya Bejo punya  keinginan berat mencubit pipi Fatimah, santri putri yg paling cantik di komplek pesantren. Setiap hari dia mencari akal bagaimana caranya bisa masuk kompleks putri dan mencibit pipi fatimah yg putih kemerahan itu. Dia sudah berupaya mencari celah dengan berbagai cara untuk bisa masuk komplek putri, namun selalu gagal. Jangankan masuk komplek putri, baru di dpn garbang kompleks dia sdh diusir oleh cewek2 killer yang menjadi pasukan keamanan pondok putri.

Dalam kondisi setengah putus asa, pada suatu pagi selesai sholat subuh berjamaah, tiba2 Bejo seperti mendapat ilham. Saat para santri sedang khusuk mengikuti dzikir yang dipimpin oleh Kyai, dengan cepat dia keluar dari barisan dzikir. Bejo  mengambil sandal pak kyai yang ada di bawah tangga depan masjid. Sandal tersebut disembunyikan dikamar gothakan, diselipkan antara lemari dan kotak kitab.

Sehabis dzikir, para santri langsung kembali ke gothakan untk siap2 ke sekolah. Tinggal pak kyai sendiri tengak tengok cari sandalnya. Melihat hal ini, Bejo langsung menghampiri dengan wajah berbinar.

"Nyuwun sewu sedang cari apa, kyai" tanya bejo mantap

"Anu, sandal saya kok tidak ada" jawab kyai sambil lihat kanan kiri

"Maaf, kyai. Kelihatannya tadi disimpan Fatimah, di bawa ke komplek putri" jawab Bejo dengan penuh tawadlu'

"Oh... kalo begitu tolong kamu ke pondok putri, temui Fatimah dan ambilkan sandal saya" demkian pak kyai memberi dhawuh pada Bejo.

Blahhhrrr... Hati bejo bergetar mendapat perintah ini. Dia merasa punya mandat resmi masuk komplek putri. Dengan otoritas ini dia akan tumpahkan segala kepentingan dan napsunya. Seperti anak panah melesak dari busur, Bejo langsung lari ke komplek putri. Sampai di gerbang Bejo ditahan dan diusir oleh cewek2 garang keamanan komplek. Merasa punya otoritas Bejo ngotot.

"Saya di suruh kyai ke komplek putri ketemu Fatimah" bentak Bejo pada keamanan komplek yang mengusirnya

"Nggak mungkin saya tidak percaya" teriak kemanan tidak kalah garang

Terjadi keributan karena Bejo yg merasa punya otoritas dari kyai ngotot ke komplek putri, sedangkan keamanan tetap tidak percaya. Keributan ini di dengar oleh kyai yg masih nunggu di serambi masjid yg letaknya hanya bersebelahan dengan komplek putri.

"Ada apa kok ribut2 saya memang yg suruh Falah menemui Fatimah" demikian suara kyai melerai keadaan tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.

Ahaaai... hati Bejo makin berbinar. Semakin terbuka lebar kesempatan mewujudkan keinginannya mencubit pipi Fatimah dengan memanfaatkan otoritas yang diberikan kyai. Dengan langkah tegap dia mendekati kamar Fatimah didampingi keamanan pondok. Setelah ketemu Fatimah Bejo bicara:

"Fatimah, saya diperintah pak kyai mencubit pipi kamu" demkian Bejo bicara dengan mantap dan penuh keyakinan tanpa ada keraguan sedikitpun diwajahnya. Meskipun dia sudah memelintir perintah dan menyelewengkan anamat kyai untuk kepentingan sendiri. Suasana kembali gaduh. Fatimah shock dan keamanan marah.

Mendengar ada keributan, kembali kyai berkata; "sudah jangan ribut, kasih aja Mah, saya yang suruh" demikian kata kyai pada Fatimah, yang tidak merasa kalau perintahnya telah diselewengkan. Para santri tambah shock, tapi tidak berani melawan perintah kyai. Meski dengan perasaan berat dan agak malu2 akhirnya Fatimah menyerahkan pipinya untuk dicubit Bejo.

"Sudah..." kata Fatimah ketus.

"Lho kok cuma sebelah, dua-duanya dong..." kata Bejo ngotot

"Nggak... saya tidak mau.." jawab Fatimah sambil terisak menahan malu. Tanpa mempedulikan adab terhadap kyai, Bejo yang sudah dimabok nafsu berteriak dari komplek putri: "Fatimah, cuma kasih sebelah Kyai, yang sebelah lagi belum dikasih"

Mendengar teriakan Bejo, pak kyai yang masih mangasumsikan masalah sandal tanpa ragu berkata: "Fatimah, kasih dua-duanya"

Mendengar perintah kyai Fatimah tak berani membatah, meski sebenarnya hatinya protes karena martabatnya merasa dilecehkan. Di hadapan orang suci yang dihormati Fatimah harus menelan semua kapahitan itu. Akhirnya dengan perasaan remuk dia serahkan pipinya yang sebelah untuk dicubit Bejo.

"Nah gitu dong.." kata Bejo sambil mencubit pipi Fatimah dengan penuh kemenangan... ehmmm.

Dalam konteks.politik, ada banyak manusia sejenis Bejo ini. Mereka dengan mudah menggunakan teks dan simbol agama untuk memenuhi nafsunya dan menyembunyikan kepentingannya. Mereka  membodohi ummat, mengintimidasi dan memusuhi siapa saja yang menghalangi keinginannya.  Yang bersikap kritis padanya akan dihujat, dilecehkan dan dianggap anti Islam. Seperti keamanan yang bersikap kritis dg menahan keinginan Bejo.   Namun akhirnya harus pasrah karena kuasa suci yg tak mungkin dilawan.

Hal yg lebih tragis justru dialami Fatimah. Dia merasa martabahnya dinista, tapi tak mungkin melawan karena akan dicap santri durhaka yang melawan perintah kyai. Nasib Fatimah ini seperti nasib rakyat awam yang merasa dinista dan dilecehkan oleh orang2 yang teriak demi Islam demi Agama dan sebagainya. Mereka merasa ada penipu yang memanfaatkan kesucian agama untuk memenuhi kepentingan nafsu duniawi. Namun mereka tetap saja dianggap orang suci yang membawa pesan dan perintah Tuhan. Sehingga siapa saja yang berani melawan dan mengkrik, membuka topeng busuk mereka akan dianggap melecehkan ulama, kriminlisasi ulama bahkan dianggap kafir dan diAhok"kan.

Demikianlah mereka menyembunyikan  wajah dan kelakuan busuk mereka rapat-rapat di balik kesucian ayat dan atas nama ummat. Kalau sudah demikian yang jadi korban adalah orang baik yang tulus dan ikhlas, para ulama dan kyai yang alim dan berhati bersih yang juga sering dimanfaatkan oleh orang2 seperti Bejo ini. Dan menurut saya,  pernyataan Ahok tentang penggunaan ayat unt menipu itu sebenarnya ditujukan pada orang2 jenis Bejo ini. Bukan pada ulama, kyai atau Habaib yang alim dan tulus. Namun seperti biasa, orang2 sejenis Bejo ini teriaknya lebih kenceng dan meyakinkan sehingga lebih menarik perhatian.

Kisah ini bisa menjadi pelajaran, bagaimana bahayanya menggunakan simbol agama dan teks2 suci di ranah politik karena rentan di manipulasi. Jika perintah baik dari seseorang yang bisa dilakukan konfirmasi langsung aja bisa diselewengkan dan dimanioulasi, lantas bagaimana dengan perintah agama yang tidak bisa dilakukan konfirmasi jika diplintir dan dibajak oleh orang2 sejenis Bejo Ini.

Kesucian dan kebenaran agama akan bisa dibuktikan dengan kesucian dan kebaikan akhlak para pemeluknya. Karena kesucian dan kemuliaan tidak mungkin dibuktikan dengan kata2 kotor, caci maki dan fitnah yg melahirkan kebiadaban meski dibungkus dengan jargon dan simbol2 suci agama. Ada baiknya waspada pada orang2 yg berteriak nyaring tentang agama tetapi kelakuannya tidak mencerminkan akhlak orang beragama. Jangan2.mereka ini bagian dari kelompok Bejo, si santri mbeling yg biasa memelitir dan membajak amanah.*

Jumat, 16 Februari 2018

Mohamed Salah. Pemain Liverpool asal Mesir yang selalu sujud syukur saat mencetak gol

Islam Kontekstual - Gus Nadir:
Berdakwah dengan Prestasi


Saat ini “da’i” paling populer di UK bukan ulama A atau Syekh B, tapi Mohamed Salah. Pemain Liverpool asal Mesir yang selalu sujud syukur saat mencetak gol. Saat ini dia top skorer bagi Liverpool. Fans bernyanyi riang: “kalau dia skor gol lagi, sayapun akan jadi Muslim”.

Ini liriknya:

If he's good enough for you, he's good enough for me, If he scores another few then I'll be muslim too

If he's good enough for you he's good enought for me then sitting in a mosque is where I wanna be.

Mo Salah La La La
Mo Salah La La La

Pesan moral:  ubahlah persepsi keliru tentang Islam dengan prestasi, bukan dengan ujaran kebencian. Bikin orang lain simpati, bukan malah anda sibuk memaki👍

Simak yuk video fans Liverpool bernyanyi riang yang saya posting ini 🙏

Tabik,

Nadirsyah Hosen

MENCINTAI DZURRIYAT RASULULLAH AKAN DI CINTAI RASULULLAH SHOLLALLAHU ALAIHI WA SALLAM & AHLUL BAIT NYA

MENCINTAI DZURRIYAT RASULULLAH AKAN DI CINTAI RASULULLAH SHOLLALLAHU ALAIHI WA SALLAM & AHLUL BAIT NYA"
اللهم صل وسلم عدد من احب النبى والصديق على سيدنا محمد افضل من يدعو الى الحق صلاة وسلاما ننال بهما حسن الرفيق وامان الطريق والفرج من كل شدة وضيق وعلى اله وصحبه ومن بالنبى تعلق

  Dikisahkan dizaman Al-Imam Al-Qutub Al-Habib 'Ali Bin Muhammad Bin Husein Al-Habsyi (shohibul Simtud Dhuror), beliau hendak akan berziarah ke makam Zambal (Tarim Hadromaut).

  Ketika beliau (Habib Al) berziarah, beliau melihat di makam tersebut telah kosong (ruh paraAuliya) yang biasa pada hadir setiap yang hendak akan berziarah.

  Beliau (Habib Ali) pun balik kerumah. Keesokan harinya beliau berziarah kembali, dan beliau bertemu dengan sayyidina Al-Faqihil Muqoddam, Muhammad Bin Ali Ba’alawi.

  Habib Ali bertanya kepadanya : "Wahai Faqih, kemana engkau, dan para auliya lainnya ketika kemarin aku berziarah? Engkau dan yang lainnya tidak ada".

  Dan Sayyidinal Faqih pun menjawab : "Ya Habib.. kemarin aku dan para wali yang lain, diperintah Rasulullah ﷺ untuk mensholati jenazah ditanah Jawa".

  Habib Ali pun bertanya kembali kepada Al-Faqih : "Ya Faqih.. Jenazah siapa yang engkau, dan waliyang lain mensholatinya ditanah jawa tersebut? Apakah beliau seorang habaib atau ahlul bait?".

  Al Faqih pun menjawab : "Bukan !!! Beliau bukan Habaib atau ahlu bait Rasulullah ﷺ. Beliau adalah seorang pedagang yang setiap berdagang membantu Habaib (dzuriyyah Rasul ﷺ) dengan membawakan dagangannya Habaib, dll. Dan dari situ Rasulullah ﷺ mencintainya, hingga aku & wali yang lain diperintahkan untuk mensholati jenazahnya".

اللهم صلى على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم اجمعين

  Inilah yang disebut mencintai orang yang dicintai.

  Dengan kita mencintai para dzurriyah Rasulullah ﷺ, maka akan dicintai Rasulullah ﷺ. Dan yang pasti Rasulullah ﷺ itu dicintai ALLAH S.W.T.  fi dunia wal Akhiroh *

ﺃَﺣِﺒُّﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟِﻤَﺎ ﻳَﻐْﺬُﻭﻛُﻢْ ﺑِﻪِ ﻣِﻦْ ﻧِﻌَﻤِﻪِ، ﻭَﺃَﺣِﺒُّﻮﻧِﻲ ﻟِﺤُﺐِّ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻭَﺃَﺣِﺒُّﻮﺍ ﺃَﻫْﻞَ ﺑَﻴْﺘِﻲ ﻟِﺤُﺒِّﻲ
Dari Ibnu Abbas ra. Nabi Muhammad shollallahu Alaihi wa Sallam. bersabda : “Ahibbuul-laaha limaa yaghduukum bihi min ni’amihi wa ahibbuunii lihubbil-laahi wa ahibbuu ahla baitii lihubbii.
Artinya : Cintailah Allah kerena nikmat-nikmat yang di anugerahkan-Nya, cintailah aku karena kecintaan kepada Allah dan cintailah Ahlul-baitku (keluargaku) karena kecintaamu kepadaku.”. (HR. At-Tirmidzi, At-Tabarani, Al-Hakim)

Dari Hasan bin Ali ra., Nabi Muhammad saww. bersabda : “Al-Zamuu mawaddatanaa ahlal-baiti fainnahu man laqiallaahu ta’aala wa huwa yawaddunaa dakholal-jannata bisyafaa’atinaa walladzii nafsii biyadihi laa yanfa’u ‘abdan ‘amalun ‘amilahu illa bima’rifati haqqonaa.
Artinya : Mantapkan (hatimu) atas kecintaan kepada kami Ahlul-Bait, Sebab barangsiapa menghadap Allah dengan mencintai kami pasti ia masuk surga dengan syafaat kami, Demi yang jiwaku ditangan-Nya, tidak akan berguna amal seseorang bagi dirinya kecuali ia mengetahui hak kami (atasnya).”. (HR. At-Tabarani) *

اللهم صل على سيدنا محمد عبدك ورسولك النبي الأمي وعلى آله وصحبه وسلم

Allaahumma Shalli 'alaa Sayyidina Muhammadin 'Abdika wa Rasuulikan Nabiyyil Ummiyyi wa 'alaa Aalihi wa Shahbihi wasallim*

"MASYA ALLAH" Semoga kita semua diberi Hidayah - Taufik - Inayah - Maghfiroh Oleh ALLAH S.W.T Serta diberi Sehat wal Afiat dohir. batin, dimudahkan semua urusan kita diluaskan pintu Rezeki Nya, diqabulkan doa & hajatNya. Serta Mendapat Ganjaran pahala, di dunia - di Alam Barzakh - dan diakhirat Saat Yaumil hisab, di Padang Mahsyaar" Serta Mendapatkan, Syafaat Khusus dari Paduka Yang Mulia Baginda Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam* Amiin Amiin, Amiiin Alhamdulillahi Robbil Alamiiin

Kamis, 15 Februari 2018

BELAJAR DARI SEJARAH PARA PEMBERONTAK BERTOPENG AYAT

BELAJAR DARI SEJARAH PARA PEMBERONTAK BERTOPENG AYAT

NU Online | Sabtu, 15 Juli 2017 14:46

Al-Zastrouw Ngatawi

Penggunaan ayat suci sebagai topeng untuk melakukan pemberontakan terhadap pemerintah yang sah, termasuk pemerintahan yang berbentuk khilafah Islamiyah, sudah terjadi sejak zaman khulafaur rasyidin. Seperti terlihat pada sejarah terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.


Tersebutlah nama Abdullah bin Saba', seorang oposan dan pemberontak yang terus melakukan provokasi pada ummat Islam unt melakukan makar dan melawan semua kebijakan khalifah Utsman. Prpvokasi dilakukan dengan menggunakan ayat-ayat Qur'an.


Seperti di catat oleh para ahli sejarah Islam, ketika khalifah Utsman mengeluarkan kebijakan membuat ladang khusus untuk unta-unta sedekah yang terlarang unt umum, para oposan ini menentang dengan menggunakan QS. Yunus 59 sebagai alat legitimasi.


Berlagak sebagai pembela Islam dan penegak ayat suci mereka mendatangi khalifah Utsman. Dengan suara lantang dan garang mereka berkata: "Engkau membuat tanah terlarang yang dibatasi. Apakah engkau telah mendapatkan izin dari Allah untuk melakukan hal ini? Engkau telah melakukan tindakan yang mengada ada terhadap hal yang tidak ditentukan Allah."


Dengan tenang Khalifah Utsman menjawab: "ayat tersebut diturunkan dalam konteks yang lain, bukan dalam masalah seperti ini. Umar bin Khatthab sudah melakukan hal ini sebelumnya. Dia membatasi tanah khusus untuk unta-unta zakat lalu aku menambahnya untuk unta sedekah yang semakin banyak".


Para oposan yang sudah terpenjara teks dan mabok kekuasaan ini tidak dapat menerima penjelasan yang diberikan oleh khalifah Utsman. Mereka terus mengobarkan permusuhan dan fitnah pada pemerintah yang sah dengan mengobral ayat-ayat Qur'an, meski pemerintahan sudah berbentuk khilafah. Fitnah dan provokasi ini berujung pada pembunuhan khalifah Utsman.


Hal yang sama juga terjadi pada khalifah Ali bin Abi Thalib. Beliau wafat di tangan Abdurrahman ibn Muljam. Seorang muslim yang digambarkan oleh sejarawan Islam, Adz-Dzahabi, sebagai sosok ahli ibadah, hafal dan ahli baca Qur'an, hingga mendapat julukan al-Muqri'.


Pemahaman keagamaan yang tekstual skripturalis telah menimbulkan sikap keras pada diri Ibn Muljam, sehingga menganggap sayyidina Ali sebagai orang kafir yang layak dibunuh karena tidak menjalankan hukum Islam.


Semangat membunuh Sayyidina Ali ini makin berkobar ketika dia bertemu seorang perempuan cantik yang juga berniat makar krn demdam pada khalifah Ali.


Perempuan cantik ini bernama Qathami binti Syijnah. Dia dendam pada sayyidina Ali karena suadaranya terbunuh dalam perang Nahrawan. Perempuan ini mau dinikahi Ibn Muljam dengan syarat dia harus membunuh sayyidina Ali.


Dengan semangat keislaman yang tekstual puritan dan didorong oleh semangat cinta yang membara, ibn Muljam semakin mantap niatnya "berjihad" membunuh sayyidina Ali yang dianggap kafir karena tidak menerapkan hukum Allah.


Pemahaman ibn Muljam ini berdasar pada ayat; "barangsiapa yang tidak menggunakan hukum sesuai dengan apa yang diturunkan Allah (qur'an/syari'at Islam), maka mereka itulah orang-orang kafir" (QS al-Maidah: 44).


Dalam kitab sejarah Islam disebutkan, saat membunuh Ali bin Abu Thalib ibn Muljam berkata: 'tidak ada hukum kecuali hukum Allah, hukum bukan milikmu dan orang-orangmu (wahai Ali). Kemudian dia mengutip QS Al-Baqarah, 207: "Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridlaan Allah, dan Allah maha penyantun pada hambaNya".


Dengan mengutip ayat ini ibn Muljam merasa bahwa tindakannya membunuh sayyidina Ali merupakan pengorbanan diri untuk mendapat ridha Allah dan menjadi hamba yang disantuni Allah.


Tindakan ini menjadi cikal bakal tidak kekerasan yang dilakukan oleh kaum radikal intoleran. Mereka menggunakan ayat-ayat suci unt makar dan melakukan tindak kekerasan terhadap kelompok lain yang tidak sepaham. Tindakan ini terus berulang dalam sejarah Islam hingga saat ini.


Para ulama telah melakukan upaya membendung politisasi ayat yang melahirkan sikap intoleran dan destruktif ini. Mereka menyusun berbagai argumen dan pemahaman teologis yang juga bersumber dari al-Qur'an dan hadits untuk melawan tindakan kekerasan atas nama agama ini.


Paham keagamaan tekstual puritan yang radikal dan intoleran ini terus menggerogoti pemikiran dan kesadaran umat Islam. Seperti virus dan racun menggerogoti saya tahan tubuh.


Seperti halnya melawan virus dan racun dalam tubuh, maka untuk melawan pemahaman tekstual puritan yang intoleran dan penuh kekerasan diperlukan daya tahan diri yang kokoh melalui penanaman ideologi Islam yang rahmatan lil'alamin. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mensosialir secara massif pemahaman keagamaan yang toleran, manusiawi dan penuh kedamaiaan.


Kedua, membangun keadaban kritis masyarakat terhadap penggunaan simbol, ritual dan ayat ayat suci dalam praktik politik melalui data-data sejarah. Sebagaimana disebutkan di atas secara historis ayat-ayat dan simbol agama sangat rentan dimanipulasi dan dijadikan topeng untuk memenuhi ambisi politik dan tindak kekerasan.


Ketiga, melakukan tindakan tegas terhadap upaya penyebaran virus dan racun kekerasan agama. Ini perlu dilakukan sedini mungkin, sebelum virus dan racun ini menyebar ke masyarakat sehingga sulit dikendalikan.


Dalam konteks masyarakat Indonesia yang plural, tindakan deteksi dini dan memberangus virus ini merupakan keniscayaan. Karena virus radikal dan intoleran yang penuh dengan tindakan kekerasan ini tidak saja mengancam kebhinnekaan tetapi juga kemanusiaan. Tindakan tegas perlu dilakukan sebelum bangsa ini hancur terjebak konflik yang tidak terkendali.


Penulis adalah Dosen Pascasarjana Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta.
http://www.nu.or.id/post/read/79575/belajar-dari-sejarah-para-pemberontak-bertopeng-ayat

Selasa, 13 Februari 2018

ONE DAY ONE HADITS,Diacuhkan sama tetangga, teman , bagaimana Rasulullah mengajarkan kita


_________
Diacuhkan sama tetangga, teman , bagaimana  Rasulullah mengajarkan kita👇

عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ الرَّجُلُ أَمُرُّ بِهِ فَلَا يَقْرِينِي وَلَا يُضَيِّفُنِي فَيَمُرُّ بِي أَفَأُجْزِيهِ قَالَ لَا اقْرِهِ قَالَ وَرَآَّنِي رَثَّ الثِّيَابِ فَقَالَ هَلْ لَكَ مِنْ مَالٍ قُلْتُ مِنْ كُلِّ الْمَالِ قَدْ أَعْطَانِيَ اللَّهُ مِنْ الْإِبِلِ وَالْغَنَمِ قَالَ فَلْيُرَ عَلَيْكَ
dari Abu Ahwash dari bapaknya ia berkata; Aku berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Wahai Rasulullah, aku lewat di hadapannya, namun ia tidaklah menyapa dan tidak pula menjamuku. Maka bolehkah aku membalasnya?" Beliau menjawab: "tidak, tapi sapalah ia." Dia menerangkan; dan beliau melihatku yang pada saat itu mengenakan pakaian yang lusuh, beliau bertanya: "apakah kamu memiliki harta?" aku menjawab; semua harta yang telah Allah anugerahkan kepadaku berupa unta dan kambing. Beliau bersabda: "perlihatkanlah (harta yang telah di anugerahkan) kepadamu. HR. Attirmidzi 1929


Sabtu, 10 Februari 2018

ONE DAY ONE HADITS,ini yg membuat jin tdk bisa melihat aurat kita

ONE DAY ONE HADITS
_________
Bimillah...

masuk kamar mandi telanjang khawatir jin akan mengamati kita? ini yg membuat jin tdk bisa melihat aurat kita👇

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمْ الْخَلَاءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ
dari Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu bahwasannya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: "Penghalang antara pandangan mata jin dan aurat bani Adam ketika salah seorang kalian masuk ke toilet ialah dia membaca Bismillah." HR.Attirmidzi 551

Ya Allah lindungi kami dari ganggun Jin dan syetan

Jin tembus pandang tidak seperti manusia, banyak jin yg suka iseng terhadap manusia walaupun sebernya sulit karena memang di alam lain.

Tidak heran Nabi berpesan yg mau kekamar mandi, mau berhubungan badan baca  bismillah dan Doa. Dalam riwayat lain. Agar mandi dengan baju basah atau berhubungan dengan berselimut. Karena memang mereka melihat kita. Malaikat akan pergi ketika terbuka aurat kita.

Pernah suatu ketika Khodijah untuk menenangkan Nabi ketika diawal2 menerima  wahyu, membuka aurat untuk membuktikan bahwa yg datang bukan Jin, dan ternyata betul, malaikat tsb tidak ada.

Karena memang jin suka dg lawan jenis golongan manusia. Tidak sedikit wanita kesurupan karena keluar kamar mandi, bahkan memang ada yg si incar dijadikan iseng bagi golongan jin.

Sayidina Ali sungguh mulia tidak pernah melihat miliknya sendiri. Artinya selalu menjaga memandang kpd aurat.

Mari biasakan Bismillah.... dan berdoa ketika ke kamar mandi dan ketika suami istri menunaikan cinta kasihnya

Subuh saudaraku...marihh
🙏

Kamis, 08 Februari 2018

ONE DAY ONE HADIST, Wasiat Rasulullah Kepada Ibnu Abbas

ONE DAY ONE HADIST
Jumat, 9 Februari 2018 / 23  Jumadil ula 1439

Wasiat Rasulullah Kepada Ibnu Abbas

عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ : يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفِ
[رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].

Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata : Suatu saat saya berada dibelakang nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda : Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah ), niscaya dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu ). Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering ) .
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : Haditsnya hasan shahih). Dalam sebuah riwayat selain Turmuzi dikatakan : Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu tidaklah akan menimpamu dan apa yang ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu, ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama kemudahan).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits
1. Perhatian Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam mengarahkan umatnya serta menyiapkan generasi mu’min idaman.
2. Termasuk adab pengajaran adalah menarik perhatian pelajar agar timbul keinginannya terhadap pengetahuan sehingga hal tersebut lebih terkesan dalam dirinya.
3. Siapa yang konsekwen melaksanakan perintah-perintah Allah, nicsaya Allah akan menjaganya di dunia dan akhirat.
4. Beramal saleh serta melaksanakan perintah Allah dapat menolak bencana dan mengeluarkan seseorang dari kesulitan.
5. Tidak mengarahkan permintaan apapun (yang tidak dapat dilakukan makhluk) selain kepada Allah semata.
6. Manusia tidak akan mengalami musibah kecuali berdasarkan ketetapan Allah ta’ala .
7. Menghormati waktu dan menggunakannya kepada sesuatu yang bermanfaat sebagaimana Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam memanfaatkan waktunya saat beliau berkendaraan.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran :

1. Menyiapkan generasi beriman

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعافاً خافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً

 Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah. yang mereka khawatir ter-adap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
( An-nisa:9)

2. Allah tempat bergantung dan berlindung
اللَّهُ الصَّمَدُ
Allah Yang menjadi tumpuan sekalian makhluk untuk memohon sebarang hajat;
[Surat Al-Ikhlas :2]

3. Musibah dan keberuntungan hanya datang dari Allah

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah (wahai Muhammad): "Tidak sekali-kali akan menimpa kami sesuatu pun melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dia lah Pelindung yang menyelamatkan kami, dan (dengan kepercayaan itu) maka kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal".
(At-taubah: 51).

Keutamaan Membangun Masjid,ONE DAY ONE HADIST

ONE DAY ONE HADIST
Kamis, 8 Februari 2018/ 22 Jumadil ula 1439

Keutamaan Membangun Masjid

عن جابر بن عبدالله رضي الله عنه قال،قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ

Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu Anhu berkata, bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallama:
“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:

1- Mafhash qathaah dalam hadits artinya lubang yang dipakai burung menaruh telurnya dan menderum di tempat tesebut. Dan qathah adalah sejenis burung.
2- Maksudnya, siapa membangun masjid dengan menambah bagian kecil saja yang dibutuhkan, tambahan tersebut seukuran tempat burung bertelur; atau bisa jadi caranya, para jama’ah bekerja sama untuk membangun masjid dan setiap orang punya bagian kecil seukuran tempat burung bertelur; ini semua masuk dalam istilah membangun masjid. Karena bentuk akhirnya adalah suatu masjid dalam benak kita, yaitu tempat untuk kita shalat.
3- Hadist di atas menunjukkan bahwa jika ada yang menyumbang satu sak semen saja atau bahkan menyumbang satu bata saja, sudah mendapatkan pahala untuk membangun masjid … masya Allah.
4- Berapa pun besar sumbangan untuk masjid harus didasari niatan ikhlas karena Allah. Karena yang dimaksud lillah, adalah ikhlas.
5- Jadi, pahala besar membangun masjid yang disebutkan dalam hadits yang kita kaji bisa diraih ketika kita ikhlas dalam beramal, bukan untuk cari pujian atau balasan dari manusia.
6- Maksud akan dibangun baginya semisal itu di surga ada dua tafsiran:
1- Allah akan membangunkan semisal itu dengan bangunan yang disebut bait (rumah). Namun sifatnya dalam hal luasnya dan lainnya, tentu punya keutamaan tersendiri. Bangunan di surga tentu tidak pernah dilihat oleh mata, tak pernah didengar oleh telinga, dan tak pernah terbetik dalam hati akan indahnya.
2- Keutamaan bangunan yang diperoleh di surga dibanding dengan rumah di surga lainnya adalah seperti keutamaan masjid di dunia dibanding dengan rumah-rumah di
dunia. (Syarh Shahih Muslim, 5: 14)

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Ternyata membangun masjid punya keutamaan yang besar. Bahkan bila kita membangun bagian kecil saja tetap punya keutamaan.

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (QS. Al Zalzalah : 7)

2- Bahkan Allah menjadikan perbuatan membangun masjid, sebagai tanda keimanan.

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At Taubah : 18).



Selasa, 06 Februari 2018

DIALOG GUS DUR DAN SANTRI



Santri : "Ini semua gara-gara Nabi Adam, ya Gus!"
 Gus Dur : "Loh, kok tiba-tiba menyalahkan Nabi Adam, kenapa Kang."
 Santri : "Lah iya, Gus. Gara-gara Nabi Adam dulu makan buah terlarang, kita sekarang merana. Kalau Nabi Adam dulu enggak tergoda Iblis kan kita anak cucunya ini tetap di surga. Enggak kayak sekarang, sudah tinggal di bumi, eh ditakdirkan hidup di Negara terkorup, sudah begitu jadi orang miskin pula. Emang seenak apa sih rasanya buah itu, Gus?"

Gus Dur : "Ya tidak tahulah, saya kan juga belum pernah nyicip. Tapi ini sih bukan soal rasa. Ini soal khasiatnya."
 Santri : "Kayak obat kuat aja pake khasiat segala. Emang Iblis bilang khasiatnya apa sih, Gus? Kok Nabi Adam bisa sampai tergoda?"

Gus Dur : "Iblis bilang, kalau makan buah itu katanya bisa menjadikan Nabi Adam abadi."
 Santri : "Anti-aging gitu, Gus?"
 Gus Dur : "Iya. Pokoknya kekal."
 Santri : "Terus Nabi Adam percaya, Gus? Sayang, iblis kok dipercaya."

Gus Dur : "Lho, Iblis itu kan seniornya Nabi Adam."
 Santri : "Maksudnya senior apa, Gus?"
 Gusdur : "Iblis kan lebih dulu tinggal di surga dari pada Nabi Adam dan Siti Hawa."

Santri : "Iblis tinggal di surga? Masak sih, Gus?"
 Gus Dur : "Iblis itu dulunya juga penghuni surga, terus di usir, lantas untuk menggoda Nabi Adam, iblis menyelundup naik ke surga lagi dengan berserupa ular dan mengelabui merak sang burung surga, jadi iblis bisa membisik dan menggoda Nabi Adam."

Santri : "Oh iya, ya. Tapi, walau pun Iblis yang bisikin, tetap saja Nabi Adam yang salah. Gara–garanya, aku jadi miskin kayak gini."
 Gus Dur : "Kamu salah lagi, Kang. Manusia itu tidak diciptakan untuk menjadi penduduk surga. Baca surat Al-Baqarah : 30. Sejak awal sebelum Nabi Adam lahir… eh, sebelum Nabi Adam diciptakan, Tuhan sudah berfirman ke para malaikat kalo Dia mau menciptakan manusia yang menjadi khalifah (wakil Tuhan) di bumi."

Santri : "Lah, tapi kan Nabi Adam dan Siti Hawa tinggal di surga?"
 Gus Dur : "Iya, sempat, tapi itu cuma transit. Makan buah terlarang atau tidak, cepat atau lambat, Nabi Adam pasti juga akan diturunkan ke bumi untuk menjalankan tugas dari-Nya, yaitu memakmurkan bumi. Di surga itu masa persiapan, penggemblengan. Di sana Tuhan mengajari Nabi Adam bahasa, kasih tahu semua nama benda. (lihat Al- Baqarah : 31).
 Santri : "Jadi di surga itu cuma sekolah gitu, Gus?"

Gus Dur : "Kurang lebihnya seperti itu. Waktu di surga, Nabi Adam justru belum jadi khalifah. Jadi khalifah itu baru setelah beliau turun ke bumi."
 Santri : "Aneh."
 Gus Dur : "Kok aneh? Apanya yang aneh?"
 Santri : "Ya aneh, menyandang tugas wakil Tuhan kok setelah Nabi Adam gagal, setelah tidak lulus ujian, termakan godaan Iblis? Pendosa kok jadi wakil Tuhan."

Gus Dur : "Lho, justru itu intinya. Kemuliaan manusia itu tidak diukur dari apakah dia bersih dari kesalahan atau tidak. Yang penting itu bukan melakukan kesalahan atau tidak melakukannya. Tapi bagaimana bereaksi terhadap kesalahan yang kita lakukan. Manusia itu pasti pernah keliru dan salah, Tuhan tahu itu. Tapi meski demikian nyatanya Allah memilih Nabi Adam, bukan malaikat."

Santri : "Jadi, tidak apa-apa kita bikin kesalahan, gitu ya, Gus?"
 Gus Dur : "Ya tidak seperti itu juga. Kita tidak bisa minta orang untuk tidak melakukan kesalahan. Kita cuma bisa minta mereka untuk berusaha tidak melakukan kesalahan. Namanya usaha, kadang berhasil, kadang enggak."
 Santri : "Lalu Nabi Adam berhasil atau tidak, Gus?"

Gus Dur : "Dua-duanya."
 Santri : "Kok dua-duanya?"
 Gus Dur : "Nabi Adam dan Siti Hawa melanggar aturan, itu artinya gagal. Tapi mereka berdua kemudian menyesal dan minta ampun. Penyesalan dan mau mengakui kesalahan, serta menerima konsekuensinya (dilempar dari surga), adalah keberhasilan."

Santri : "Ya kalo cuma gitu semua orang bisa. Sesal kemudian tidak berguna, Gus."
 Gus Dur : "Siapa bilang? Tentu saja berguna dong. Karena menyesal, Nabi Adam dan Siti Hawa dapat pertobatan dari Tuhan dan dijadikan khalifah (lihat Al-Baqarah: 37). Bandingkan dengan Iblis, meski sama-sama diusir dari surga, tapi karena tidak tobat, dia terkutuk sampe hari kiamat."

Santri : "Ooh…"
Gus Dur : "Jadi intinya begitulah. Melakukan kesalahan itu manusiawi. Yang tidak manusiawi, ya yang iblisi itu kalau sudah salah tapi tidak mau mengakui kesalahannya justru malah merasa bener sendiri, sehingga menjadi sombong."
 Santri : "Jadi kesalahan terbesar Iblis itu apa, Gus? Tidak mengakui Tuhan?"

Gus Dur : "Iblis bukan atheis, dia justru monotheis. Percaya Tuhan yang satu."
 Santri : "Masa sih, Gus?"
 Gus Dur : "Lho, kan dia pernah ketemu Tuhan, pernah dialog segala kok."
 Santri : "Terus, kesalahan terbesar dia apa?"
 Gus Dur : "Sombong, menyepelekan orang lain dan memonopoli kebenaran."

Santri : "Wah, persis cucunya Nabi Adam juga tuh."
 Gus Dur : "Siapa? Ente?"
 Santri : "Bukan. Cucu Nabi Adam yang lain, Gus. Mereka mengaku yang paling bener, paling sunnah, paling ahli surga. Kalo ada orang lain berbeda pendapat akan mereka serang. Mereka tuduh kafir, ahli bid'ah, ahli neraka. Orang lain disepelekan. Mereka mau orang lain menghormati mereka, tapi mereka tidak mau menghormati orang lain. Kalau sudah marah nih, Gus. Orang-orang ditonjokin, barang-barang orang lain dirusak, mencuri kitab kitab para ulama. Setelah itu mereka bilang kalau mereka pejuang kebenaran. Bahkan ada yang sampe ngebom segala loh."

Gus Dur : "Wah, persis Iblis tuh."
 Santri : "Tapi mereka siap mati, Gus. Karena kalo mereka mati nanti masuk surga katanya."
 Gus Dur : "Siap mati, tapi tidak siap hidup."
 Santri : "Bedanya apa, Gus?"
 Gus Dur : "Orang yang tidak siap hidup itu berarti tidak siap menjalankan agama."
 Santri : "Lho, kok begitu?"

Gus Dur : "Nabi Adam dikasih agama oleh Tuhan kan waktu diturunkan ke bumi (lihat Al- Baqarah: 37). Bukan waktu di surga."
 Santri : "Jadi, artinya, agama itu untuk bekal hidup, bukan bekal mati?"
 Gus Dur : "Pinter kamu, Kang!"
 Santri : "Santrinya siapa dulu dong? Gus Dur."

Sabtu, 03 Februari 2018

PEMBAHASAN: SUNNAH RASULULLAH UNTUK KITA, PARA SUAMI


Sabtu, 17 Jumadil Awal 1439 H/ 03 Februari 2018 M

PEMBAHASAN:
SUNNAH RASULULLAH UNTUK KITA, PARA SUAMI:

1. Satu selimut bersama isteri. (HR. Tirmidzi 132)

2. Makan minum segelas berdua. (HR. Bukhari VI/293)

3. Mencium isteri sering-sering. (HR. Nasai)

4. Mandi bersama isteri. (HR. Nasai I/202)

5. Menyikat / menyisir rambut suami. (HR. Ahmad)

6. Membantu pekerjaan rumah tangga. (HR. Muslim)

7. Membelai isteri. (HR. Ahmad)

8. Tetap romantis walau isteri sedang haid. (HR. Bukhari 7945)

9. Menemani isteri yang sedang sakit. (HR. Muslim 2770)

10. Memberikan isteri hadiah. (HR. Ahmad)

11. Mengajak isteri ketika hendak keluar kota. (HR. Bukhari dan Muslim)

12. Mendinginkan kemarahan isteri dengan kemesraan. (HR. Ibnu Sunni)

13.  Memanggil dengan kata-kata mesra. (HR. Muslim)

14. Suami isteri berjalan-jalan berduaan waktu malam. (HR. Muslim 2445)

15. Tidur dipangkuan isteri. (HR. Bukhari)

Subhanallah...
Beruntunglah suami yg sudah mangerjakan sedikit banyak dari sunnah di atas, karena dapat menguatkan jalinan cinta dan mewujudkan keluarga sakinah dan digelari oleh RASULULLAAH dengan sabdanya:

( خيركم خيركم لأهله )
صحيح ابن حبان / 4177

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap ahli keluarganya".
(HR. Ibnu Hibban : 4177

Kronologi Ringkas Hidup Nabi Muhammad SAW

Kronologi Ringkas Hidup Nabi Muhammad SAW

Diskusi Pak Kyai Santun dengan Pemuda Wahabi

Pemuda
Assalamu Alaikum, Kyai…

Pak Kyai
Waalaikum Salam...Silakan duduk anak muda, siapa namamu dan dari mana asalmu?

Pemuda
Terima kasih Pak Kyai. Nama saya toing dan saya berasal dari Kampung Seberang

Pak Kyai
Jauh kamu bertandang ke sini, sudah tentu kamu punya hajat yang sangat besar...Apa hajatnya, mana tahu mungkin saya boleh menolongmu?

Pemuda berjidat hitam tersebut diam sebentar, sambil menarik nafasnya dalam-dalam

Pemuda
Begini Pak Kyai, saya datang ke sini bertujuan ingin berbicara beberapa permasalahan dengan Pak Kyai...Pendeknya, permasalahan umat Islam sekarang

Pak Kyai
Permasalahan seperti apa itu anakku?

Pemuda
Saya ingin bertanya, mengapa Kyai-Kyai di kebanyakan pesantren & Majelis² di Indonesia, dan Tuan-Tuan Guru di Malaysia serta Pattani dan Asia umumnya sering kali mengajar murid-murid mereka dengan lebih suka mengambil kalam-kalam atau pandangan para ulama?!
Seringkali saya mendengar mereka akan menyebut; “Kata al-Imam al-Syafii, kata al-Imam Ibn Atho’illah al-Sakandari, Kata al-Imam Syaikhul Islam Zakaria al-Ansori dan lain-lain”

Mengapa tidak terus mengambil daripada al-Quran dan al-Sunnah? Bukankah lebih enak kalau kita mendengar seseorang tersebut menyebutkan Firman Allah taala di dalam al-Quran, Sabda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam di dalam hadis itu dan ini?”

Bukankah Ulama-ulama itu juga punya kesalahan dan kekurangan. Maka mereka juga tidak lari daripada melakukan kesilapan. Maka sebaiknya kita mengambil daripada kalam al-Ma’sum yaitu al-Quran dan al-Sunnah

(Pak Kyai mendengar segala hujjah yang disampaikan oleh pemuda tersebut dengan penuh perhatian. Sedikit pun beliau tidak memotong malah memberikan peluang bagi pemuda tersebut berbicara sepuas-puasnya. Sambil senyuman terukir di bibir Pak Kyai, beliau bertanya kepada pemuda tersebut)

Pak Kyai
Masih ada lagi apa yang ingin kamu persoalkan wahai nak Toing?

Pemuda
Sementara ini, itu saja yang ingin saya sampaikan Pak Kyai!!

Pak Kyai
Sebelum berbicara lebih lanjut, eloknya kita minum dahulu ya... Tiga perkara yang sepatutnya disegerakan adalah hidangan kepada tetamu, wanita yang dilamar oleh orang yang baik maka disegerakan perkawinan mereka dan yang ketiga, si mati yang harus disegerakan urusan pengkebumiannya, Betul kan Toing?

Pemuda
Benar sekali Pak Kyai


(Pak Kiyai lalu memanggil isterinya bagi menyediakan minuman pada mereka berdua...Maka beberapa detik selepas itu, minuman pun sampai di hadapan mereka)

Pak Kyai
Silakan minum Toing

(Setelah dipersilahkan oleh Pak Kyai, maka Toing pun terus mengambil bekas air tersebut lalu menuangkan perlahan-lahan ke dalam cawan yang tersedia)

Pak Kyai terus bertanya
Toinh, kenapa kamu tidak minum dari tekonya saja?! Kenapa perlu dituang di dalam gelas?!

Pemuda
Pak Kyai, mana bisa saya minum langsung dari tekonya, Tekonya besar sekali...Makanya saya tuang ke dalam gelas agar memudahkan saya meminumnya

Pak Kyai
Toing, itulah jawaban terhadap apa yang kamu persoalkan tadi... Mengapa kita tidak mengambil langsung dari Al-Quran dan as-Sunnah?! Terlalu besar untuk kami lansung minum daripada kedua-nya...Maka kami mengambil apa yang telah dijelaskan di dalam gelas para ulama...Maka ini memudahkan bagi kami untuk mengambil dan memanfaatkannya!!

Benar kamu katakan bahwa mengapa tidak langsung saja mengambil daripada al-Quran dan al-Sunnah!! Cuma persoalan ini, kembali ingin saya lontarkan kepada kamu... Adakah kamu ingin mengatakan bahwa al-Imam al-Syafii dan para ulama yang kamu sebutkan tadi mengambil hukum selain dari Al-Quran dan Sunnah?! Adakah mereka mengambil daripada kitab Talmud atau Bible?

Pemuda
Sudah tentu mereka juga mengambil dari Al-Quran dan Sunnah

Pak Kyai
Kalau begitu, maka sumber pengambilan kita juga adalah Al-Quran dan Sunnah cuma dengan paham para ulama!!

Satu lagi gambaran yang ingin saya terangkan kepada kamu... Saya dan kamu membaca Al-Quran, al-Imam al-Syafii juga membaca Al-Quran bukan?

Pemuda
Sudah tentu Pak Kyai

Pak Kyai
Baik, kalau kita membaca sudah tentu kita sedikit memahami ayat-ayat di dalam Al-Quran tersebut bukan? Al-Imam al-Syafii juga memahami ayat yang kita bacakan... Maka persoalannya, pemahaman siapa yang ingin didahulukan? Pemahaman saya dan kamu atau pemahaman al-Imam al-Syafii terhadap ayat tersebut?

Pemuda
Sudah tentu pemahaman al-Imam al-Syafii karena beliau lebih memahami dibanding orang zaman sekarang

Pak Kyai
Nah, sekarang saya rasa kamu sudah jelas bukan? Hakikatnya kita semua mengambil daripada sumber yang satu yaitu al-Quran dan Sunnah Tiada seorang pun yang mengambil selain dari keduanya. Cuma bedanya, kita mengambil dari pemahaman al-Quran dan Sunnah tersebut dari siapa?

Sudah tentu kita akan mengambil dari orang yang lebih faham(jago) ilmunya. Ini kerana mereka lebih wara’ dan berjaga-jaga ketika mengeluarkan ilmu

Kamu tahu Toing, al-Imam al-Syafii pernah ditanya oleh seseorang ketika beliau sedang menaiki keledai, berapakah kaki keledai yang Imam tunggangi?

Maka al-Imam al-Syafii turun dari keledai tersebut dan menghitung kaki keledai tersebut. Selesai menghitung, barulah al-Imam menjawab: “Kaki keledai yang aku tunggangi ada empat”

Orang yang bertanya tersebut merasa heran lalu berkata
“Wahai Imam, bukankah kaki keledai itu memang empat, mengapa engkau tidak langsung menjawabnya?”

Al-Imam al-Syafii menjawab
“Aku bimbang, jika aku menjawabnya tanpa melihat terlebih dahulu, tiba-tiba Allah Ta’ala hilangkan salah satu kakinya maka aku sudah dikira tidak amanah di dalam memberikan jawaban”

Coba kamu perhatikan Toing, betapa wara’nya al-Imam al-Syafii ketika menjawab persoalan berkaitan dunia. Apalagi kalau berkaitan dengan agamanya?

*Al-Imam Malik pernah didatangi oleh seorang pemuda di dalam majlis taklimnya di Madinah al-Munawwarah* Pemuda tersebut mengatakan bahwa dia datang dari negeri yang jauhnya 6 bulan perjalanan ke Madinah. Pemuda itu datang untuk bertanya satu masalah yang ada di lokasinya

Al-Imam Malik, mengatakan bahwa
“Maaf, aku tidak pandai untuk menyelesaikannya”

Pemuda tersebut heran dengan jawaban Imam Malik, dan dia bertanya:
“Bagaimana aku akan menjawab nanti bilamana ditanya oleh penduduk tempatku?”

Maka kata al-Imam Malik:
“Katakan kepada mereka bahwa Malik juga tidak mengetahui bagaimana untuk menyelesaikannya”

Allah…Coba kamu lihat Toing, betapa amanahnya mereka dengan ilmu!! Berbeda dengan manusia zaman now/sekarang, yang baru seumuran jagung dalam ilmu, sudah menepuk dada mengaku bahwa seolah-olah mereka mengetahui segalanya

Pemuda
Masyaallah, terima kasih Pak Kyai atas penjelasan yang sangat memuaskan. Saya memohon maaf atas kekasaran dan keterlanjuran bicara saya

Pak Kyai
Sama-sama Nak...Semoga kamu akan menjadi seorang yang akan membawa panji agama kelak dengan ajaran yang benar dari Guru² mu yg bersanad Insyaallah

Kamis, 01 Februari 2018

PELANTIKAN PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN BANYUMAS MASA KHIDMAT 2018 -2023

Petikan SK PBNU
Nomor : 207/A.II.04.d/01/2018
Tanggal : 3 Jumadil Awal 1439 H / 20 Januari 2018 M

SUSUNAN PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN BANYUMAS MASA KHIDMAT 2018 - 2023

Mustasyar :
1. KH. Abdul Hamid Rusydi
2. DR. KH. Chariri Shofa, M.Ag.
3. KH. Zaenurrohman Al khafid
4. KH. Ahmad Shobri
5. KH. Nurul Huda
6. Habib Muhammad Al Habsy
7. Habib Ahmad Alatas

SYURIAH
Rois Syuriah : KH. Drs. Mughni Labib, M.S.I.
Wakil Rois : KH. Drs. Taefur Arafat, M.Pd.I.
Wakil Rois : KH. Drs. Hisyam Thontowi, M.Si
Wakil Rois : KH. Drs. Atabik Yusuf Zuhdi
Wakil Rois : KH. Nur Chafidz
Wakil Rois : KH. Mahfudz Sholeh

Katib : KH. Drs. Ansori, M.Ag.
Wakil Katib : KH. Drs. Akhsin Aedi Fanani, M.Ag.
Wakil Kayib : KH. Khotmil Kirom, S.Sos.I.
Wakil Katib : KH. Maulana A. Hasan, S.Pd.I.
Wakil Katib : KH. Ahmad Nadzir Ghozali
Wakil Katib : KH. Muhyidin Dawoed, Lc, M.Ag.

A'wan :
1. KH. Ahmad Dzuhroni
2. Kyai Thoifur Anwar
3. KH. Ahmad Muhail
4. DR. Ir. H. Achmad Iqbal, M.Si.
5. Prof. DR. Ir. Akhmad Shodiq, M.Sc.Agr
6. H. Abdullah Sutarno
7. KH. Zuhdi Azhari, SH
8. Kyai Slamet Subkhi
9. Kyai Muh. Rifqi Musthofa

TANFIDZIYAH
Ketua : H. Sabar Munanto, M.Pd.I.
Wakil Ketua : DR. H. Ahmad Luthfi Hamidi, M.Ag.
Wakil Ketua : Drs. H. Imam Hidayat, M.Pd.I.
Wakil Ketua : H. Suherman, SH
Wakil Ketua : Sudir, S.Ag. M.Si.
Wakil Ketua : KH. Abdul Rozak

Sekretaris : Muhammad Ridwan, S.Pd.I
Wakil Sekretaris : Amin Makhasin, S.Ag.
Wakil Sekretaris : Drs. H. Fuad Hasyim, M.Si
Wakil Sekretaris :  Akhmad Thontowi, M.Pd.I.
Wakil Sekretaris : Drs. Mukhtarom, M.S.I.
Wakil Sekretaris : Muslih, S.Ip. M.Si.

Bendahara : H. Ansori Trisno Hartowo
Wakil Bendahara : H. Amin Nur Saad
Wakil Bendahara : Muhsin, S.Pd.I. M.Pd.
Wakil Bendahar : H. Amrin Ma'ruf, S.Sos. M.Si.