Jumat, 13 Oktober 2017

Senin, 09 Oktober 2017

37 MASALAH POPULER dari H. Abdul Somad, Lc., MA.

H. Abdul Somad, Lc., MA.
S1 Al-Azhar, Mesir. S2 Dar al-Hadith, Maroko
Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

https://www.4shared.com/web/preview/pdf/sSak4o1uei

Minggu, 08 Oktober 2017

SANAD-SILSILAH ASWAJA/NU (NAHDLATUL ULAMA) SAMPAI NABI ADAM AS

SANAD-SILSILAH ASWAJA/NU (NAHDLATUL ULAMA) SAMPAI NABI ADAM AS.
1. Prof. DR. KH. Said Aqil Siradj.
2. KH. Hasyim Muzadi.
3. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
4. KH.Wahid Hasyim.
5. Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari.
6. Syaikh Mahfudz at-Termasi.
7. Syaikh Nawawi al-Bantani.
8. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan.
9. Imam Ahmad ad-Dasuqi.
10. Imam Ibrahim al-Baijuri.
11. Imam Abdullah as-Sanusi.
12. Imam ‘Abduddin al-‘Iji.
13. Imam Muhammad bin Umar Fakhrurrazi.
14. Imam Abdul Karim asy-Syahrastani.
15. Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad al-Ghozali.
16. Imam Abdul Malik al-Haramain al-Juwaini.
17. Imam Abubakar al-Baqillani.
18. Imam Abdullah al-Bahili.
19. Imam Abu al-Hasan Ali al-Asy’ari.
20. Abu Ali al-Juba’i.
21. Abu Hasyim al-Juba’i.
22. Abu al-Hudzail al-‘Allaf.
23. Ibrahim an-Nadzdzam.
24. Amr bin Ubaid.
25. Washil bin Atha’.
26. Sayyidina Muhammad bin Ali bin Abi Thalib.
27. Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw.
28. Sayyidina Rasulullah Muhammad Saw.
29. Malaikat Jibril As.
30. Allah Swt.

Nabi Muhammad Saw.
29. bin Syaikh Abdullah.
30. bin Abdul Muthalib (Syaibah).
31. bin Hasyim (Amr).
32. bin Abdu Manaf (al-Mughirah).
33. bin Qushay (Zaid).
34. bin Kilab.
35. bin Murrah.
36. bin Ka’ab.
37. bin Luaiy.
38. bin Ghalib.
39. bin Fihr (Quraisy).
40. bin Malik.
41. bin Nadhr (Qais).
42. bin Kinanah.
43. bin Khuzaimah.
44. bin Mudrikah (Amir).
45. bin Ilyas.
46. bin Mudhar.
47. bin Nizar.
48. bin Ma’ad.
49. bin ‘Adnan.
50. bin ‘Ad.
51. bin Udad.
52. bin Hamaisa’.
53. bin Salaman.
54. bin Banat.
55. bin Haml.
56. bin Qidrah.
57. bin Isma’il.
58. bin Ibrahim.
59. bin Târakh.
60. bin Nakhur.
61. bin Syarukh.
62. bin Arghu.
63. bin Falikh.
64. bin Abir.
65. bin Syalikh.
66. bin Arfakhsyad.
67. bin Sam.
68. bin Nuh.
69. bin Lamak.
70. bin Matusyalikh.
71. bin Akhnukh.
72. bin Idris.
73. bin Ilyarid.
74. bin Mihlayil.
75. bin Qinan.
76. bin Anusy.
77. bin Syits.
78. bin Adam As.

PBNU sudah menerbitkan dalam bentuk poster sanad-silsilah keilmuan ilmiah dari Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari sampai Rasulullah Saw. yang telah ditash-hih oleh Rais ‘Am Nahdlatul Ulama KH. Sahal Mahfudz.

Dikutip dari ceramah Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A. dalam acara Haul KH. Mahfudz Hasbullah ke-29 PP Al-Huda Jetis-Kebumen tanggal 06 Januari 2014.

Silakan simak di:

http:// www.youtube.com/ watch?v=btmKLKbr ZC4

KENAPA PARA IMAM MADZHAB TDK MENGGUNAKAN KITAB BUKHORI DAN MUSLIM ??

KENAPA PARA IMAM MADZHAB TDK MENGGUNAKAN KITAB BUKHORI DAN MUSLIM ??

Kenapa para Imam Mazhab seperti Imam Malik tidak memakai hadits Sahih Bukhari dan Sahih Muslim yang katanya merupakan 2 kitab hadits tersahih? Untuk tahu jawabannya, kita harus paham sejarah. Paham biografi tokoh2 tsb.

Imam Malik lahir tahun 93 Hijriyah. Sementara Imam Bukhari lahir tahun 196 H dan Imam Muslim lahir tahun 204 H. Artinya Imam Malik sudah ada 103 tahun sebelum Imam Bukhari lahir. Paham?

Apakah hadits para Imam Mazhab lebih lemah dari Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?

Justru sebaliknya. Lebih kuat karena mereka lebih awal lahir daripada Imam Hadits tsb.

Rasulullah SAW bersabda:

"خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ “
Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”[HR. Al-Bukhari no. 2652 dan Muslim no. 2533 ]

=================

Siapakah pengikut ulama SALAF sebenarnya?
1) Imam Hanafi lahir : 80 hijriah
2) Imam Maliki lahir : 93 hijriah
3) Imam Syafie lahir : 150 hijriah
4) Imam Hanbali lahir:164 hijriah

Jadi kalau ada manusia akhir zaman yang berlagak jadi ahli hadits dgn menghakimi pendapat Imam Mazhab dgn Sahih Bukhari dan Sahih Muslim, ya keblinger. Hasil “ijtihad” mereka pun berbeda-beda satu sama lain…

Biar kata misalnya menurut Sahih Bukhari misalnya sholat Nabi begini2 dan beda dgn sholat Imam Mazhab, namun para Imam Mazhab seperti Imam Malik melihat langsung cara sholat puluhan ribu anak2 sahabat Nabi di Madinah. Anak2 sahabat ini belajar langsung ke Sahabat Nabi yang jadi bapak mereka. Jadi lebih kuat ketimbang 2-3 hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari 100 tahun kemudian.

Imam Bukhari dan Imam Muslim pun meski termasuk pakar hadits paling top, tetap bermazhab. Mereka mengikuti mazhab Imam Syafi’ie.

banyak orang awam yang tersesat karena mendapatkan informasi yang sengaja disesatkan oleh kalangan tertentu yang penuh dengan rasa dengki dan benci. Menurut kelompok ini Imam Mazhab yang 4 itu kerjaannya cuma merusak agama dengan mengarang-ngarang agama dan menambah-nambahi seenaknya. Itulah fitnah kaum akhir zaman terhadap ulama salaf asli.

Padahal Imam Mazhab tsb menguasai banyak hadits. Imam Malik merupakan penyusun Kitab Hadits Al Muwaththo. Dengan jarak hanya 3 level perawi hadits ke Nabi, jelas jauh lebih murni ketimbang Sahih Bukhari yang jaraknya ke Nabi bisa 6-7 level. Begitu pula Imam Ahmad yang menguasai dan hafal sekitar sejuta hadits beserta sanad2nya,beliau lebih dikenal sebagai Ahli Hadits ketimbang Imam Mazhab.

bahwa para imam mazhab yang empat, Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal, sama sekali tidak pernah menggunakan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Kenapa?

Pertama, karena mereka lahir jauh sebelum Bukhari (194-265 H) dan Muslim (204-261 H) dilahirkan. Sementara Imam Malik wafat sebelum Imam Bukhari lahir. Begitu pula saat Imam Syafi’ie wafat, Imam Bukhari baru berumur 8 tahun sementara Imam Muslim baru lahir. Tidak mungkin kan para Imam Mazhab tsbt berpegang pada Kitab Hadits yang belum ada pada zamannya?

Kedua, karena keempat imam mazhab itu merupakan pakar hadits paling top di zamannya. Tidak ada ahli hadits yang lebih baik dari mereka.

Ketiga, karena keempat imam mazhab itu hidup di zaman yang lebih dekat ke Rasulullah SAW dibanding Imam Bukhari dan Imam Muslim, maka hadits mereka lebih kuat dan lebih terjamin keasliannya ketimba
ng di masa-masa berikutnya.

Dalam teknologi, makin ke depan makin maju. Komputer, laptop, HP, dsb makin lama makin canggih. Tapi kalau hadits Nabi, justru makin dekat ke Nabi makin murni. Jika menjauh dari zamannya, justru makin tidak murni

Keempat, justru Imam Bukhari dan Muslim malah bermazhab Syafi’ie. Karena hadits yang mereka kuasai jumlahnya tidak memadai untuk menjadi Imam Mazhab. Imam Ahmad berkata untuk jadi mujtahid, selain hafal Al Qur’an juga harus menguasai minimal 500.000 hadits. Nah hadits Sahih yang dibukukan Imam Bukhari cuma 7000-an. Sementara Imam Muslim cuma 9000-an. Tidak cukup.

Ada beberapa tokoh yang anti terhadap Mazhab Fiqih yang 4 itu kemudian mengarang-ngarang sebuah nama mazhab khayalan yang tidak pernah ada dalam sejarah, yaitu mazhab “Ahli Hadits”. Seolah2 jika tidak bermazhab Ahli Hadits berarti tidak pakai hadits. Meninggalkan hadits. Seolah2 para Imam Mazhab tidak menggunakan hadits dalam mazhabnya. Padahal mazhab ahli hadits itu adalah mazhab para ulama peneliti hadits untuk mengetahui keshahihan hadits dan bukan dalam menarik kesimpulan hukum (istimbath).

Kalaulah benar pernah ada mazhab ahli hadits yang berfungsi sebagai metodologi istimbath hukum, lalu mana ushul fiqihnya? Mana kaidah-kaidah yang digunakan dalam mengistimbath hukum? Apakah cuma sekedar menggunakan sistem gugur, bila ada dua hadits, yang satu kalah shahih dengan yang lain, maka yang kalah dibuang?

Lalu bagimana kalau ada hadits sama-sama dishahihkan oleh Bukhari dan Muslim, tetapi isinya bertentangan dan bertabrakan tidak bisa dipertemukan?

Imam Syafi’ie membahas masalah kalau ada beberapa hadits sama-sama shahihnya tetapi matannya saling bertentangan, apa yang harus kita lakukan? Beliau menulis kaidah itu dalam kitabnya : Ikhtilaful Hadits yang fenomenal.

Cuma baru tahu suatu hadits itu shahih, pekerjaan melakukan istimbath hukum belum selesai. Meneliti keshahihan hadits baru langkah pertama dari 23 langkah dalam proses istimbath hukum, yang hanya bisa dilakukan oleh para mujtahid.

Entah orientalis mana yang datang menyesatkan, tiba-tiba muncul generasi yang awam agama dan dicuci otaknya, dengan lancang menuduh keempat imam mazhab itu sebagai  bodoh  dalam ilmu hadits. Hadits shahih versi Bukhari dibanding-bandingkan secara zahir dengan pendapat keempat mazhab, seolah-olah pendapat mazhab itu buatan manusia dan hadits shahih versi Bukhari itu datang dari Allah yang sudah pasti benar. Padahal cuma Al Qur’an yang dijamin kebenarannya. Hadits sahih secara sanad, belum tentu sahih secara matan. Meski banyak hadits yang mutawattir secara sanad, sedikit sekali hadits yang mutawattir secara matan. Artinya susunan kalimat atau katanya sama persis.

Orang-orang awam dengan seenaknya menyelewengkan ungkapan para imam mazhab itu dari maksud aslinya : “Bila suatu hadits itu shahih, maka itulah mazhabku”. Kesannya, para imam mazhab itu tidak paham dengan hadits shahih,  lalu menggantungkan mazhabnya kepada orang-orang yang hidup dua tiga abad sesudahnya.

Padahal para ulama mazhab itu menolak suatu pendapat, karena menurut mereka hadits yang mendasarinya itu tidak shahih. Maka pendapat itu mereka tolak sambil berkata,”Kalau hadits itu shahih, pasti saya pun akan menerima pendapat itu. Tetapi berhubung hadits itu tidak shahih menurut saya, maka saya tidak menerima pendapat itu”. Yang bicara bahwa hadits itu tidak shahih adalah profesor ahli hadits, yaitu para imam mazhab sendiri. Maka wajar kalau mereka menolaknya.

Tetapi lihat pengelabuhan dan penyesatan dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif. Digambarkan seolah-olah seorang Imam Asy-Syafi’i itu tokoh idiot yang tidak mampu melakukan penelitian hadits sendiri, lalu kebingungan dan menyerah menutup mukanya sambil bilang,”Saya punya mazhab tapi saya tidak tahu haditsnya shahih apa tidak, jadi kita tunggu saja nanti kalau-kalau ada orang yang ahli dalam bidang hadits. Nah, mazhab saya terserah kepada ahli hadits itu nanti ya”.

Dalam hayalan mereka, para imam mazhab berubah jadi badut pandir yang tolol dan bloon. Bisanya bikin mazhab tapi tidak tahu hadits shahih
. Sekedar meneliti hadits apakah shahih atau tidak, mereka tidak tahu. Dan lebih pintar orang di zaman kita sekarang, cukup masuk perpustakaan dan tiba-tiba bisa mengalahkan imam mazhab.

Cara penyesatan dan merusak Islam dari dalam degan modus seperti ini ternyata nyaris berhasil. Coba perhatikan persepsi orang-orang awam di tengah kita. Rata-rata mereka benci dengan keempat imam mazhab, karena dikesankan sebagai orang bodoh dalam hadits dan kerjaanya cuma menambah-nambahi agama.

Parahnya, setiap ada tradisi dan budaya yang sesat masuk ke dalam tubuh umat Islam, seperti percaya dukun, tahayyul, khurafat, jimat, dan berbagai aqidah sesat, sering diidentikkan dengan ajaran mazhab. Seolah mazhab fiqih itu gudangnya kesesatan dan haram kita bertaqlid kepada ulama mazhab.

Sebaliknya, orang yang harus diikuti adalah para ahli hadits, karena mereka itulah yang menjamin keshahihan hadits.

Hadits di zaman Imam Bukhari yang hidup di abad 3 Hijriyah saja sudah cukup panjang jalurnya. Bisa 6-7 level perawi hingga ke Nabi. Sementara jalur hadits Imam Malik cuma 3 level perawi. Secara logika sederhana, yang 3 level itu jelas lebih murni ketimbang yang 6 level.

Jika Imam Bukhari hidup zaman sekarang di abad 15 Hijriyah, haditsnya bisa melewati 40-50 level perawi. Sudah tidak murni lagi. Beda 3 level saja bisa kurang murni. Apalagi yang beda 50 level.

Jadi Imam Bukhari dan Imam Muslim bukan satu2nya penentu hadits Sahih. Sebelum mereka pun ada jutaan ahli hadits yang bisa jadi lebih baik seperti Imam Malik dan Imam Ahmad karena jarak mereka ke Nabi lebih dekat.
Bukan berarti kita menafiikkan hadist imam bukhori dn muslim,hadist beliau2 juga valid yakni sohih...ini cuma penjelasan bagi org2 yg mengaku mengikuti salaf tp bertentangan dgn salaf asli...

MOHON DIKOREKSI JIKA ADA KESALAHAN...TERIMA KASIH

Jumat, 06 Oktober 2017

SABUN POLIGAMI MBAH HAMID

SABUN POLIGAMI MBAH HAMID
==============

Suatu ketika Simbah Kyai Hamid  kedatangan tamu, kebetulan di waktu tersebut ada dua rombongan tamu, yang pertama adalah seorang lelaki dari kota Pasuruan yang datang sendirian dg tujuan untuk meminta pendapat bagaiman kalau ia menikah lagi.

Sedangkan yang lain adalah rombongan dari luar kota dan kedatangan rombongan tersebut hanya untuk bersilaturrahim.
Kyai Hamid adalah seorang Auliya’illah yang diberi keistimewaan mengetahui tujuan para tamunya.

“Oh, sampean tah iku mau…
tak kiro sopo. Sek yo sampean enteni diluk aku tak nemoni sing akeh disek, sak aken teko adoh.”
(Oh, kamu to iku …
Saya kira siapa tadi, sebentar ya, saya menemui rombongan tamu dulu, kasihan datang dari jauh).
Ujar kyai Hamid.

 “Enggeh kyai”.

Akhirnya kyai Hamid pun menemui tamu rombongan tadi.
Kyai Hamid terlihat sangat akrab sekali sewaktu mengobrol dengan para tamu yang datang dari jauh tersebut.

Seakan-akan beliau sedang mengobrol dengan teman yang telah lama tak pernah bertemu.

Sedangkan tamu yang datang sendirian itu menunggu kyai Hamid tepat di sebelah pintu.

Setelah sekitar 20 menit laki-laki itu menunggu, akhirnya rombongan tamu itu meminta undur diri dan kyai Hamid pun mengantarkan para rombongan tersebut hingga di depan gerbang pesantren.

Setelah itu beliau langsung kembali ke rumah dan menemui lelaki itu.

“Sek yo aku tak nang mburi diluk entenono…
sing sabar.”
(sebentar ya, saya mau ke belakang dulu…
yang sabar ya),
Ujar kyai Hamid.

Lelaki itu pun hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Ahinya tak lama kemudian kyai Hamid keluar dengan membawa sebungkus sabun mandi baru.

“Wes, sabun iki sampean gowo moleh gawien ados dino iki sampek entek,
Mene sampean mbali’o mane yo!”
(Sudah, sabun ini kamu bawa pulang, buat mandi hari ini sampai sabunnya habis.
Besok kembali lagi!”.

Kata kyai Hamid sembari menyodorkan sabun tersebut kepada lelaki itu.

“Enggeh, mator nuwon kyai… tapi…”
(terimakasih kyai…)
Tapi…”
awab lelaki itu tercekat seakan mau meneruskan pembicaraan tp gak jadi.

“Tapi opo…?!
Wes moleho sek, sa’aken bojomu ngenteni neng omah, mene balik rene maneh yo.”
(tapi apa..?!
Sudah pulang dulu ya, kasihan istrimu menunggu di rumah, besok kembali lagi ya)
Tegas kyai Hamid.

Akhirnya lelaki itu pun pulang.
Setibanya di rumah, lelaki itu langsung mandi menggunakan sabun yang dikasih oleh kyai Hamid.

Lelaki tersebut mandi sangat lama sekali.
Ia menjalankan perintah kyai hamid agar menghabiskan sabun mandi itu.

Lama-kelamaan lelaki tersebut merasa badannya menggigil kedinginan dan tak kuat lagi, sedangkan sabun yang diberi oleh kyai Hamid itu juga tak kunjung habis ketika digosokkan di seluruh tubuhnya.

Keesokan harinya Lelaki itu kembali datang dengan membawa sabun yang diberi oleh kyai Hamid.
Ketika sudah memasuki kawasan Pon-Pes Salafiyah, lelaki itu melihat kyai Hamid sedang berada diteras rumahnya.

Lelaki itu pun langsung menghampiri kyai Hamid.

“Lah, iki…
aku ngenteni sampean…
yok op owes entek sabune?”
(lah, ini… saya tunggu kamu… bagaimana sabunnya? sudah habis?)
Tanya kyai Hamid.

“Niki kyai… sepuntene dereng telas…”
(Ini kyai…..
Sabunnya… ma’af belum habis).
Jawab lelaki tersebut.

“Anggepen ae sabon iku mau bojomu...,
Wong siji ae gak entek-entek, ngono kate kawin maneh.”
(sabun itu ibarat istrimu, satu saja tidak habis kenapa harus kawin lagi).
Tegas kyai Hamid.

Subhanalloh…! padahal lelaki tersebut mulai kemarin belum mengutarakan isi hatinya, tapi sekarang langsung dijawab dengan tegas oleh kyai Hamid.

Dan lelaki tsb betul2 menjalankan nasehat Kyai Hamid utk tidak menikah lagi, dan hidupnya bersama keluarganya sangat bahagia dan sukses dalam bisnisnya.


Ben adem ambek bojo sitok ..
Ora bakal entek sak lawase ...

Minggu, 01 Oktober 2017

NU Menolak Lupa, Gorengan PKI

Oleh : KH. Azizi Hasbulloh
ANDA DIBUBARKAN? UMAT YANG MINTA!

1. Siapa yang berjuang menumpas penjajah Jepang?

Jawabannya: NU, melalui barisan Hizbullah dan lainnya.

2. Siapa yang membumikan nama Indonesia dan mengusulkan Ir. Soekarno sebagai pemimpin?

Jawabannya: NU, melalui muktamar Banjarmasi sebelum kemerdekaan.

3. Siapa yang berijtihad bahwa Indonesia adalah negara Darussalam yang harus diperjuangkan?

Jawabannya: NU, melalui Bahtsul Masail dipenghujung tahun 1930-an.

4. Siapa yang mengeluarkan resolusi Jihad?

Jawabannya: NU, melalui fatwa Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari tanggal 22 Oktober. Memicu kejadian bersejarah tanggal 10 November.

5. Siapa yang menengahi perseteruan Nasionalis dan Islamis saat membuat dasar negara?

Jawabannya: NU, melalui sosok KH. Wahid Hasyim yang saat itu mengambil lima intisari Piagam Madinah.

6. Siapa yang meminta negara tetap mengayomi umat Islam pasca penghapusan tujuh kata dalam sila pertama Pancasila?

Jawabannya: NU, tatkala KH. Wahid Hasyim meminta dibentuk Departemen Agama.

7. Siapa yang dulu menetralisir kebijakan berbau komunisnya Bung Karno?

Jawabannya: NU, saat Kyai Wahab secara gesit masuk dalam barisan Nasakom untuk menghadang PKI mempengaruhi Soekarno.

8. Siapa yang menjaga keutuhan negara dan ikut bertempur saat Komunis melajalela?

Jawabannya: NU, melalui santri pondok dan barisan Pagar Nusa. Sebab waktu itu sasarannya adalah Kyai pondok.

9. Siapa yang berijtihad saat asas tunggal diberlakukan negara?

Jawabannya: NU, dimasa Kyai Ahmad Siddiq secara gesit menerima asas tunggal Pancasila dengan dalil-dalil sharih.

10. Siapa yang meminta pemerintah mengayomi seluruh ormas Islam di Indonesia?

Jawabannya: NU, melalui sosok KH. Ibrahim Hosen (ayahnya Gus Nadirsyah Hosen yang dituduh syiah, liberal, anti-Islam, wa akhawatuha itu) melalui usulan dibentuknya MUI. Beliau juga yang meletakkan dasar-dasar ijtihad ijtima'i ala NU dalam tubuh MUI.

Anehnya sekarang ada Sekelompok orang yang organisasinya dibubarkan berteriak lantang, "negara jangan semena-mena membubarkan kami, ingat, umat Islamlah yang memperjuangkan negara ini dari masa ke masa!!" 😀😀😀

Jangan hanya like, kopi langsung kirim ke yang lain...Biar ngerti tentang perjuangan NU

#NUsaklawase

NU dan provokasi Isu PKI

NU dan provokasi Isu PKI

Kita harus tau bahwa isu PKI adalah murni komoditas politik. Isu "gorengan" dengan maksud politik. Sebenarnya ancaman atas PKI  tidak sengeri yang dibayangkan. Yang ngeri justru dampak dari isu ini jika terus menerus digoreng.

Bagi warga NU jangan sampai ikut ikutan terhasut dan ikut terlibat dalam kampanye anti PKI. Harus diketahui bahwa  NU adalah target tersendiri dari digelorakannya isu ini.

Secara umum dua obyek besar yang sedang  dibidik dengan isu PKI ini. Pertama adalah Presiden Jokowi agar jatuh dari kursi Kepresidenan baik melalui Pilplres 2019 ataupun kudeta. Kedua adalah NU sendiri.

Siapakah penjual gorengan dan produsen dari isu PKI ini ? Tidak lain adalah Kelompok Islam Radikal (HTI, FPI dan faksi faksi gerakan bawah tanahnya yang berhalusan salafy wahaby). Kemudian parpol yang ikt kampanye Nobar Film PKI yakni Gerindra dan PKS.

Parpol-parpol tersebut mengincar kejatuhan Jokowi dalam Pilpres 2019 dengan menyudutkannya sebagai Presiden yang gagal. Gagal karna dinilai telah membangkitkan kembali ideologi komunis dengan fakta fakta yang diada- adakan. Hal tersebut diperkuat oleh kampanye kelompok radikal yang terus menerus memproduksi isu hoak akan keterlibatan Jokowi dan PDIP dengan PKI.

Sementara itu kelompok radikal juga mengincar kehancuran NU dengan isu PKI. Sejarah mengatakan PKI dan NU adalah dua kekuatan Politik yg saat itu saling berhadapan pasca G30S PKI. Tentara juga terlibat  Dalam prakteknya NU lah yang berada di depan  menghajar PKI atas dukungan  tentara.

Hadap hadapan PKI dan NU telah memakan korban puluhan ribu bahkan ada yg mengatakan ratusan ribu nyawa di kedua belah pihak utamanya pihak PKI.

Dengan isu yang massif tentang ancaman kebangkitan PKI diharapkan akan membuka luka lama. Luka dan sakitnya Keluarga , Kyai dan Ulama NU yg dibantai PKI atau sbliknya. Ini memancing anak muda NU ikut kampanye anti PKI.

Dengan ikutnya NU dan Banser berkampanye anti PKI mengisukan kebangkitan kembali PKI dan ikut semangat menggelar nobar film G30S PKI diharapkan akan mengundang simpati pihak luar terhadap anak anak aktifis PKI. Simpati yang diciptakan ini selanjutnya akan membuka celah kasus pembantaian PKI ini diusut kembali di Pengadilan Internasional.

Jika Pengadilan itu dilakukan dipastikan NU akan terseret dibarisan utama sebagai pihak yang terlibat dan bahkan pelaku. Hal itu sudah dikondisikan sejak lama oleh musuh musuh NU sejak th 2012. Tujuanya tidak lain adalah menjatuhkan Citra NU baik di mata Nasional maupun Internasional. Kelompok radikal selalu bermimpi akan kehancuran NU. Mengapa ? Karna NU lah penghalang utama cita cita mereka mendirikan Negara Islam dan Khilafah.

Jika NU berhasil dihancurkan nama baiknya maka tentu saja cita cita mereka semakin mulus untuk menegakkan NKRI Bersyariah atau khilafah Islamiyah.

Gerakan Kelompok Islam Radikal dan Parpol oposisi  dalam menghembuskan isu PKI kali ini  mendapat angin segar dari Militer. Panglima TNI Jend.Gatot telah terang tarangan mengkampanyekan gerakan nobar film G30S PKI hingga pelosok pelosok desa. Ada apakah dibalik semangat mengingat kembali Pembrontakan PKI  yang melibatkan militer ini ?

Sejarah mencatat, seluruh gerakan percobaan kudeta dinegeri ini selalu saja melibatkan oknum oknum militer. Baik pemberontakan G30S PKI, PRRI dan Permesta serta DI TTI selalu disokong bahkan didalangi oleh kelompok  militer yang melawan.

Dan Jangan Lupakan Sejarah, Parpol yang saat ini gencar memprovok isu kebangkitan PKI yakni Gerindra dn PKS di dalamnya mengalir darah separatis pembrontak. Gerindra didirikan oleh Prabowo yang tidak lain adalah anak dari tokoh gerakan PRRI Permesta,Soemitro. Pendiri PKS , Hilmi Aminudin adalah anak dari Panglima  DI TII Pantura, Danu Muhammad. Bukankah dua Parpol tsb terlihat sellu msra berada di jalan yng sama ?

Maka siapakah sebenarnya yang harus dikhawatirkan akan mengganti Ideologi Pancasila ? Bukankah bendera bendera Khilafah dan teriakan Toghut atas negara ini terus menyeruak sampai hari ini di tengah tengah kita? ##
NKRI HARGA MATI.

Bms, 01/10/17