Minggu, 01 Oktober 2017

NU dan provokasi Isu PKI

NU dan provokasi Isu PKI

Kita harus tau bahwa isu PKI adalah murni komoditas politik. Isu "gorengan" dengan maksud politik. Sebenarnya ancaman atas PKI  tidak sengeri yang dibayangkan. Yang ngeri justru dampak dari isu ini jika terus menerus digoreng.

Bagi warga NU jangan sampai ikut ikutan terhasut dan ikut terlibat dalam kampanye anti PKI. Harus diketahui bahwa  NU adalah target tersendiri dari digelorakannya isu ini.

Secara umum dua obyek besar yang sedang  dibidik dengan isu PKI ini. Pertama adalah Presiden Jokowi agar jatuh dari kursi Kepresidenan baik melalui Pilplres 2019 ataupun kudeta. Kedua adalah NU sendiri.

Siapakah penjual gorengan dan produsen dari isu PKI ini ? Tidak lain adalah Kelompok Islam Radikal (HTI, FPI dan faksi faksi gerakan bawah tanahnya yang berhalusan salafy wahaby). Kemudian parpol yang ikt kampanye Nobar Film PKI yakni Gerindra dan PKS.

Parpol-parpol tersebut mengincar kejatuhan Jokowi dalam Pilpres 2019 dengan menyudutkannya sebagai Presiden yang gagal. Gagal karna dinilai telah membangkitkan kembali ideologi komunis dengan fakta fakta yang diada- adakan. Hal tersebut diperkuat oleh kampanye kelompok radikal yang terus menerus memproduksi isu hoak akan keterlibatan Jokowi dan PDIP dengan PKI.

Sementara itu kelompok radikal juga mengincar kehancuran NU dengan isu PKI. Sejarah mengatakan PKI dan NU adalah dua kekuatan Politik yg saat itu saling berhadapan pasca G30S PKI. Tentara juga terlibat  Dalam prakteknya NU lah yang berada di depan  menghajar PKI atas dukungan  tentara.

Hadap hadapan PKI dan NU telah memakan korban puluhan ribu bahkan ada yg mengatakan ratusan ribu nyawa di kedua belah pihak utamanya pihak PKI.

Dengan isu yang massif tentang ancaman kebangkitan PKI diharapkan akan membuka luka lama. Luka dan sakitnya Keluarga , Kyai dan Ulama NU yg dibantai PKI atau sbliknya. Ini memancing anak muda NU ikut kampanye anti PKI.

Dengan ikutnya NU dan Banser berkampanye anti PKI mengisukan kebangkitan kembali PKI dan ikut semangat menggelar nobar film G30S PKI diharapkan akan mengundang simpati pihak luar terhadap anak anak aktifis PKI. Simpati yang diciptakan ini selanjutnya akan membuka celah kasus pembantaian PKI ini diusut kembali di Pengadilan Internasional.

Jika Pengadilan itu dilakukan dipastikan NU akan terseret dibarisan utama sebagai pihak yang terlibat dan bahkan pelaku. Hal itu sudah dikondisikan sejak lama oleh musuh musuh NU sejak th 2012. Tujuanya tidak lain adalah menjatuhkan Citra NU baik di mata Nasional maupun Internasional. Kelompok radikal selalu bermimpi akan kehancuran NU. Mengapa ? Karna NU lah penghalang utama cita cita mereka mendirikan Negara Islam dan Khilafah.

Jika NU berhasil dihancurkan nama baiknya maka tentu saja cita cita mereka semakin mulus untuk menegakkan NKRI Bersyariah atau khilafah Islamiyah.

Gerakan Kelompok Islam Radikal dan Parpol oposisi  dalam menghembuskan isu PKI kali ini  mendapat angin segar dari Militer. Panglima TNI Jend.Gatot telah terang tarangan mengkampanyekan gerakan nobar film G30S PKI hingga pelosok pelosok desa. Ada apakah dibalik semangat mengingat kembali Pembrontakan PKI  yang melibatkan militer ini ?

Sejarah mencatat, seluruh gerakan percobaan kudeta dinegeri ini selalu saja melibatkan oknum oknum militer. Baik pemberontakan G30S PKI, PRRI dan Permesta serta DI TTI selalu disokong bahkan didalangi oleh kelompok  militer yang melawan.

Dan Jangan Lupakan Sejarah, Parpol yang saat ini gencar memprovok isu kebangkitan PKI yakni Gerindra dn PKS di dalamnya mengalir darah separatis pembrontak. Gerindra didirikan oleh Prabowo yang tidak lain adalah anak dari tokoh gerakan PRRI Permesta,Soemitro. Pendiri PKS , Hilmi Aminudin adalah anak dari Panglima  DI TII Pantura, Danu Muhammad. Bukankah dua Parpol tsb terlihat sellu msra berada di jalan yng sama ?

Maka siapakah sebenarnya yang harus dikhawatirkan akan mengganti Ideologi Pancasila ? Bukankah bendera bendera Khilafah dan teriakan Toghut atas negara ini terus menyeruak sampai hari ini di tengah tengah kita? ##
NKRI HARGA MATI.

Bms, 01/10/17

Tidak ada komentar: