Jumat, 23 November 2018

STRATEGI MEMBUNUH ASWAJA DI NUSANTARA

STRATEGI MEMBUNUH ASWAJA DI NUSANTARA

"Membunuh Dengan Pisau Pinjaman"

(Abu Zein Fardany)
***

Ada sebuah strategi menarik dari bangsa China yang dikenal sejak ribuan tahun silam, yaitu "Jie Dao Sha Ren" alias membunuh dengan pisau pinjaman.

Dikisahkan...
Bangsa Huan dari Zheng merencanakan menyerang negara tetangga. Bagaimana caranya agar rencana ini sukses, padahal negara tetangga memiliki jenderal-jenderal perang yang tangguh. Maka mereka pun menyusun strategi agar terlebih dahulu para jenderal itu yang disingkirkan.

Bagaimana caranya menyingkirkan para jenderal...?
Bangsa Huan tidak mau ambil risiko.
Mereka menggunakan siasat dengan menyebarkan opini bahwa para jenderal negara tetangga memihak mereka dan akan membantu dalam perang terbuka. Agar siasat ini terlihat nyata, informasi disebarkan bahwa mereka tengah menyiapkan posisi atau jabatan untuk para jenderal dan menyiapkan upacara menyambut mereka.

Sampai ke negara tetangga, informasi ini membuat raja dan bangsawan serta rakyat murka. Para jenderal yang diopinikan berkhianat itupun ditangkap dan dihukum bunuh.

Ini adalah strategi jitu ketika suatu negara ataupun kelompok yang lemah ingin mengalahkan negara atau kelompok lain yang lebih kuat.

Aswaja di Indonesia sangat kuat. Pengikutnya mayoritas. Namun, sejatinya pengawal Aswaja adalah organisasi Nahdlatul Ulama. Ormas inilah yang berjuang baik secara pendidikan, pengkaderan maupun secara politik mempertahankan eksistensi Aswaja di negeri ini. Tanpa kekuatan ormas ini, mungkin sudah lama tradisi dan ajaran Aswaja tergerus dari percaturan umat Islam di negeri ini. Karena bahkan kebatilan sekalipun bila terorganisir akan sanggup mengalahakan kebenaran yang tidak terorganisir. Dengan adanya NU maka Aswaja susah untuk dilenyapkan dari bumi Nusantara.

Bagaimana caranya membujuh Aswaja?
Terlebih dahulu NU sebagai pengawalnya yang musti dimatikan.
Tapi, NU terlalu besar dan kuat untuk diajak perang tanding. Apalagi NU selalu pandai bermain politik dengan selalu bergandeng tangan bersama pemerintah. Dari rezim ke rezim NU tidak memposisikan diri sebagai anti pemerintah. Sulit menghancurkan NU karena mitra pemerintah.

Strategi pun dimainkan.
Sebarkan opini buruk atas para petinggi NU dan sayap-sayapnya (semisal Banser). Ciptakan opini buruk atas ketuanya dan pengurus lainnya.
Biarkan opini itu berkembang dan membuat warga NU gerah terhadap para pengurusnya. Lahirkan dan rawat ketidaksukaan penganut Aswaja kepada NU, minimal kepada pengurusnya atau sayapnya.
Bila para penganut Aswaja tidak lagi bersimpati pada pengurus NU bahkan membencinya. Maka tinggal menunggu waktu saja keruntuhannya. Bila NU runtuh maka Aswaja akan mudah disingkirkan dari Nusantara ini.

Tanpa buang energi terlalu banyak dengan menyerang langsung... Biar warga Aswaja sendiri yang membunuh Aswaja tanpa disadari oleh mereka.

Biarkan mereka maulidan, haulan, dan tahlilan. Tapi tanamkan opini kebencian bahkan permusuhan terhadap ormas pengawalnya dan para pengurus ormas tersebut.

Inilah namanya strategi "Jie Dao Sha Ren". Membunuh musuh dengan pisau pinjaman.
***

"JANGAN TERPENGARUH OPINI YANG NAMPAK DIMATA. PERHATIKAN MUKA ASLINYA MESKI VIA KACA".