Minggu, 21 Januari 2018

MEMANAH DAN BERENANG DI ERA MILENIAL Al-Zastrouw

Muhasabah Kebangsaan

MEMANAH DAN BERENANG DI ERA MILENIAL
Al-Zastrouw

Dalam salah satu hadits shoheh yg diriwayatkan imam Bukhari dan Muslim Nabi pernah besabda: "ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah"

Ada sebagian orang yg saat ini melatih anaknya memanah dan berenang sebagai  bentuk pengamalan dari perintah Nabi tersebut. Ini bukanlah hal yg salah karena bunyi teks tersebut memang demikian. Tapi apakah ini tepat kalo dikaitkan dengan konteks kekinian, era milenial? Ini persoalan yg perlu pemikiran lebih lanjut.

Untuk bisa melaksanakan perintah Nabi secara kontekstual, perlu pemahaman terhadap  konteks munculnya perintah, atau mengkaitkannya dengan hadits lain yg relevan. Karena dari sini akan terlihat maksud dan tujuan di balik perintah tersebut.

Hadits lain yg terkait dengan perintah ini adalah sabda Nabi yang diucapkan dari atas mimbar: "Persiapkanlah semua kekuatan yg kalian miliki. Ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu memanah, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu memanah" (HR. Muslim). Hadits yg lain dari Ibn Umar, Nabi bersabda: "ajarilah anak2 lelakimu berenang dan memanah, dan ajari menggunakan alat pemintal unt wanita" (HR. Baihaqy)

Dari sini dapat dilihat bahwa konteks perintah tersebut adalah membangun kekuatan berperang melalui penguasaan tehnik dan skill yg tinggi terhadap persenjataan dan peralatan perang. Pada zaman itu panah adalah senjatan andalan dalam pertempuran, kuda adalah peralatan perang yg paling utama dan renang adalah skill yg sangat dibutuhkan dalam perang fisik. Sedangkan penguasaan tehnik produksi tekstil dibutuhkan dalam perang ekonomi dan kebudayaan.

Pendeknya perintah tsb merupakan antisipasi Nabi atas terjadinya perang fisik maupun ekonomi budaya. Dalam peperangan tersebut diperlukan kekuatan melalui  kemampuan menggunakan senjata dan peralatan perang dengan skill tinggi. Baik senjata fisik (panah, berkuda dan berenang) maupun senjata ekonomi dan budaya (alat produksi).

Ketika persenjataan dan peralatan perang makin cangging, hadits ini akan kehilangan makna dan fungsi jika hanya dipahami secara tekstual. Kepandaian memanah dan berenang serta ketrampilan menunggang kuda tdk ada artinya ketika berhadapan dengan senjata cangging modern; AK-47, M16, M1 Garand, Staeyr AUG. Di laut ada  kapal selam Kilo, kapal selam Delta yg memiliki 16 pelontar rudal balistik SS-N-18 Stingray dan berbagai jenis kapal Induk yg menguasai lautan. Belum lagi di darat dan udara ada Mirage, MiG, Lockheed Martin F-22 Raptor Air Superiority Fighter, tank, amphiby dsb. Semua senjata ini tdk bisa dihadapi hanya dengan ketrampilan memanah, berenang dan berkuda.

Jelas di sini perlu takwil dan tafsir baru terhadap hadits di atas agar tetap relevan dan sesuai dengan missi dan tujuan dari perintah yg ada di balik teks hadits tersebut. Jika hadits tersebut dipahami dan diamalkan secara tekstual makan yg terjadi bukan mempersiapkan  kekuatan perang yg kuat, tetapi justru mencetak atlit yg yg tangguh karena ketiga ketrampilan tersebut sekarang hanya jd cabang olah raga bukan ketrampilan yg bisa meningkatkan kemampuan tempur modern.

Dalam perang fisik yg mengandalkan senjata canggih, hadits tersebut harus dipahami bahwa anak2 kita harus dilatih mengenal dan memahami ilmu pengetahuan agar bisa menggunakan senjata dan peralatan perang modern yg bertehnologi canggih.

Sebaliknya, dlm perang kebudayaan dan ekonomi yg dikenal dengan istilah Proxy War, persenjataan perang tdk lagi berupa alat pembunuh seperti disebutkan di atas. Pd perang jenis ini senjata yang diperlukan adalah kecanggihan tehnologi informasi (TI)  dan kemampuan membuat konten yg mampu mempengaruhi cara pandang, pola pikir dan gaya hidup masyarakat. Ini artinya, dalam perang kebudayaan dan ekonomi yg dioerlukan adalah kemampuan dan ketrampikan memanfaatkan TI.

Perang kebudayaan yg menggunakan kecanggihan TI ini sdh terjadi di Indonesia dan masuk di kalangan generasi milenial. Hal ini bisa dilihat dari data pengguna medsos di Indonesia, terutama FB, usia 13-29 th yg memcapai angka 61 juta user.  Sedangkan jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2016 mencapai 132,7 juta, setara dengan 51,5% dari total jumlah penduduk Indonesia.

Perang jenis ini jelas tidak memerlukan ketrampilan memanah, berenang dan berkuda. Ketajaman anak panah sudah digantikan oleh ketajaman kata yg bisa  mempengaruhi pemikiran dan gaya hidup masyarakat. Busur untuk melepaskan anak panah digantikan oleh peralatan TI yg bisa melepaskan berbagai issu unt menggerakkan opini publik; smart phone, gatget, laltop dsb. Dalam proxy war ini juga tdk diperlukan lagi kuda dan lautan tempat berenang karena perang jenis ini sudah melampaui ruang dan waktu.

Di kalangan generasi.milenial, memanah harus ditakwil dengan kemampuan menggunakan IT dan membuat konten yg bisa mempengaruhi  kesadaran dan pemikiran masyarakat sehingga bisa menggerakkan mereka sesuai kemauan sang "pemanah". Sedangkan latihan berenang harus dipahami dengan kemampuan literasi media yaitu kemampuan mensikapi informasi secara kritis.

Generasi milenial tidak lagi berenang di air atau gelombang laut, tetapi berenang dalam gelombang dan arus informasi. Jk mereka tidak memiliki ketrampilan  berenang tingkat tinggi (kemampuan literasi media yg canggih) maka akan tenggelam dan hanyut oleh arus informasi. Demikian sebaliknya, mereka yg memiliki ketramlilan literasi media akan bisa berenang, surving dan menyelam dengan baik di tengah pusaran arus informasi yg dahsyat tanpa takut hanyut atau tenggelam. Sedangkan berkuda di era melenial adalah ketrampilan menguasai dan mengendalikan TI.

Di tengah maraknya hoax, fitnah, ujaran kebencian dan caci maki, maka diperlukan generasi tangguh yg bisa melesakkan anak panah unt menebar kebaikan dan perdamaian. Generasi milenial perlu kemampuan yg bisa berburu berita hoax, memblokir conten fitnah yg merusak dan mengejar para penyebar kebencian yg merusak peradaban dan mengancam kemanusiaan, sebagaimana layaknya penunggang kuda berburu musuh.

Inilah takwil kemampuan memanah, berenang dan berkuda yg harus dukuasai oleh generasi milenial. Dg ketrampilan ini missi kebaikan agama akan bisa dipertahankan. Karena tak ada cara terbaik mempertahankan agama melebihi upaya mewujudkan kebaikan, kedamaian dan keadilan untuk semua manusia. *

Tidak ada komentar: