Sabtu, 09 Juni 2018

Adab safar dalam Islam

#Adab safar dalam Islam#

Setidaknya ada enam adab safar yang bisa diamalkan. Semoga dengan mengetahi beberapa adab safar, maka akan menambah pengetahuan kita sebagai seorang muslim. Sehingga perjalanan jauh yang kita tempuh menjadi lebih barokah dan diberi kemudahan.

1. Disunahkan Safar Pada Malam Hari

Sebagaimana yang disebutkan dalam Hadits Abu Dawud :

"Hendaklah kalian melakukan perjalanan pada malam hari (tatkala safar) karena bumi ketika itu dilipat (dipendekkan) pada malam hari."

(HR. Abu Dawud)


 2. Memperbanyak Doa Ketika Safar

Doa orang yang melakukan safar merupakan salah satu doa yang tidak akan ditolak / waktu mustajab untuk dikabulkannya doa. Sebagaimana yang disebutkan pada penjelasan di atas. Hal ini juga disebutkan dalam hadits riwayat Al-Baihaqi berikut :

"Tiga doa yang tidak akan ditolak: doa orang tua untuk anaknya, doa orang yang sedang berpuasa dan doa orang yang sedang safar."
(HR. Al-Baihaqi)


3. Lakukan Safar Bersama Rombongan

Safar besama - sama dengan rombongan / teman / keluarga dekat adalah lebih utama daripada melakukan perjalanan jauh/ safar hanya sendirian. Khusunya safar yang dilakukan pada waktu malam hari. Sebagaimana hadits berikut ini :

"Seandainya manusia mengetahui apa - apa yang ada pada safar sendirian sebagaimana yang aku ketahui, maka seorang musafir tidak akan melakukan safar pada malam hari sendirian"
(HR. Al-Bukhari)

4. Saat Safar Dianjurkan Mengqasar Shalat dan Meninggalkan Shalat Rawatib Selain Qabliyah Subuh

Mengenai adab yang ke- empat ini adalah mengenai shalat saat sedang safar. Saat melakukan safar dianjurkan untuk menqashar shalat (menyingkat shalat fardhu). Contohnya adalah empat rakaat (Dhuhur, Ashar dan Isya) menjadi dua rakaat. Untuk lebih lengkapnya simak pembahasan mengenai Shalat yang bisa diqashar.

Selain itu juga dianjurkan untuk meninggalkan shalat rawatib (shalat sunnah sebelum dan sesudah shalat wajib/ fardhu). Simak juga mengenai Tatacarara Shalat Rawatib Lengkap.

"Saya pernah menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika safar. Beliau tidak shalat lebih dari 2 rakaat, hingga Allah mewafatkan beliau. Saya pernah menyertai Abu Bakar ketika safar. Beliau tidak shalat lebih dari 2 rakaat, hingga Allah mewafatkan beliau..."
(HR. Muslim)


5. Shalat Sunnah 2 Rakaat Sebelum dan Sesudah Safar

Lakukanlah shalat sunnah 2 rakaat saat akan dan telah melakukan perjalanan/ safar. Dua rakaat saat akan keluar dari rumah dan dua rakaat saat masuk ke dalam rumah. Hal ini dilakukan untuk menghalangi dari kejelekan yang berada di luar rumah maupun kejelekan di dalam rumah. Saat akan keluar rumah juga disunnahkan untuk berdoa keluar rumah , doanya adalah :

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

BISMILLAHI, TAWAKKALTU ’ALA ALLAH, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH

Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.

Hadits shalat sebelum safar/ keluar rumah

"Jika engkau keluar dari rumahmu maka lakukanlah shalat dua rakaat yang dengan ini akan menghalangimu dari kejelekan yang berada di luar rumah. Jika engkau memasuki rumahmu maka lakukanlah shalat dua rakaat yang akan menghalangimu dari kejelekan yang masuk ke dalam rumah,"
(HR. Al-Bazzar)

Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bazzar no. 8567, ad-Dailami dalam Musnadnya (1/108), dan Abdul Ghani al-Maqdisi dalam Akhbar as-Shalah (1/68).

Hadis ini sanadnya jayyid, perawinya tsiqah (terpercaya), perawi shahih Bukhari. Ada sedikit komentar tentang nama perawi Yahya bin Ayub al-Mishri, namun tidak mempengaruhi keabsahan hadis.  Al-Haitsami dalam Zawaid al-Bazzar mengatakan, ‘Perawinya dinilai tsiqqah.’ Sementara al-Munawi dalam Faidhul Qadir menukil keterangan Ibnu Hajar, ‘Hadis hasan. Andai bukan karena keraguan Bakr tentu sesuai syarat hadis shahih.’ (As-Silsilah as-Sahihah, no. 3/315).

Kesimpulannya, hadis ini statusnya hasan.

Hadits shalat sesudah safar .

Ada tiga hadits yang meriwayatkan mengenai shalat setelah melakukan safar. Berikut ini ketiga hadits tersebut :

Hadits 1
Ka’ab bin Malik -radhiallohu anhu- berkata:

"Nabi -shollallahu alaihi wa sallam- dahulu, apabila baru tiba dari safar beliau masuk ke masjid kemudian mengerjakan shalat dua rakaat di dalamnya."
(HR. al-Bukhari, no. 2604)

Hadits 2
Pada riwayat yang lain Jabir bertutur: Aku menjual unta kepada Rasuullah -shollallahu alaihi wa sallam-di tengah perjalanan. Dan tatkala kami sampai ke kota Madinah beliau berkata:

اِئْتِ الْمَسْجِدَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ

Pergilah ke masjid kemudian shalatlah dua rakaat.
(HR. al-Bukhari, no. 2604)

Hadits 3

اعَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: خَرَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزَاةٍ، فَأَبْطَأَ بِي جَمَلِي وَأَعْيَا، ثُمَّ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْلِي، وَقَدِمْتُ بِالْغَدَاةِ فَجِئْتُ الْمَسْجِدَ فَوَجَدْتُهُ عَلَى بَابِ الْمَسْجِدِ. قَالَ: الآنَ حِينَ قَدِمْتَ؟ قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ: فَدَعْ جَمَلَكَ وَادْخُلْ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ. قَالَ: فَدَخَلْتُ فَصَلَّيْتُ ثُمَّ رَجَعْتُ

Dari Jabir bin Abdullah -radhiallohu anhu-, ia berkata: Aku pernah pergi bersama Rasulullah -shollallahu alaihi wa sallam- pada suatu peperangan. Lalu tiba-tiba untaku berjalan melambat dan kondisinya melemah. Dan ketika itu Rasulullah -shollallahu alaihi wa sallam- telah sampai sebelumku, sedang aku baru sampai pada pagi hari. Kemudian aku pergi ke masjid dan aku mendapati beliau berada di depan pintu masjid. Beliau berkata: ”Apakah engkau baru tiba?” Ya, jawabku.”Tinggalkan untamu, masuklah (ke masjid) dan kerjakan shalat dua rakaat”, lanjut beliau. Lalu aku pun masuk (masjid) dan mengerjakan shalat kemudian pulang.
(HR. al-Bukhari, no. 2097, Muslim, no. 715)




6. Membaca Takbir Ketika Jalan Menanjak dan Membaca Tasbih Ketika Jalan Menurun

Saat naik kendaraan melaksanakan safar, disunnahkan untuk membaca takbir dan tasbih. Takbir dibaca saat jalan menanjak sedangkan tasbih dibaca saat jalanan turun. Hal ini juga sebagai bentuk penghambaan kita kepada Allah agar selalu mengingatnya baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring. Allah berfirman (yang artinya), :

"Maka ingatlah Allah di waktu berdiri, duduk dan berbaring."
(QS. An-Nisaa’: 103)

Bacaan takbir :

Allahu-akbar (الله أكبر)

Bacaan tasbih :

Subhanallah (سبحان الله)


Hal ini sebagaimana hadits berikut ini :
"Dulu apabila kami (berjalan) naik, kami bertakbir, dan apabila turun kami bertasbih"
(HR. Bukhari).

zikir saat safar
Berzikir dengan membaca takbir dan tasbih

Itulah beberapa adab safar yang perlu diketahui. Ingatlah untuk selalu mengamalkan sunnah dan kemudahan yang diberikan Allah saat melakukan safar seperti menqasar shalat, shalat sebelum dan sesudahnya, membaca tahmid dan takbir saat jalan menanjak dan menurun, bersafar secara bersama sama dan lain sebagainya. Semoga pembahasan mengenai adab safar / perjalanan jauh ini bermanfaat bagi para pembaca / pengunjung blog ini. Jika ada kesalahan mohon hubungi kami melalui email di halaman kontak atau melalui komentar di bawah tulisan ini ===========================
#yufid dll#