Sabtu, 08 Juli 2017

Gus Anam VS Majlis Tafsir Al-Qur’an ( MTA )

MTA menyatakan keberatan dengan pengajian-pengajian Gus Anam yang sering menyinggung-nyinggung MTA.

Gus Anam menjawab, bahwa dia menyinggung ajaran MTA hanya sekadar menggunakan hak jawab, karena ceramah-ceramah MTA sering membid’ahkan dan menyesat amaliah-amaliah umat Islam, khususnya NU. Gus Anam menyarankan agar MTA tidak usah menyinggung-menyinggung soal khilafiah dalam dakwahnya.

MTA adalah singkatan dari Yayasan Majlis Tafsir Al-Qur’an. MTA didirikan oleh Abdullah Thufail Saputra di Surakarta yang awalnya konsentrasi pada pengkajian Al-Qur’an dengan tekanan pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-Qur’an.

Hanya saja setelah Abdullah Thufail Saputra wafat dan digantikan oleh Ahmad Sukino, MTA berubah haluan dengan aktifitas membid'ahkan dan mengkafirkan beberapa ajaran Ahlussunnah Wal Jama'ah seperti Amalan-amalan Nahdlatul Ulama.

Lanjut cerita, MTA tetap tidak bisa menerima penjelasan Gus Anam. Gus Anam kemudian mengusulkan debat terbuka di Banyumas difasilitasi perguruan tinggi dengan guru-guru atau tokoh MTA. Debat disiarkan langsung di TV, diliput wartawan-wartawan untuk membuktikan siapa yang benar.

MTA tidak mau, alasannya agama bukan untuk debat-debatan.

Gus Anam menjawab yang membuat masalah terlebih dahulu bukan dirinya, tapi MTA. Dan didalam Qur’an disebutkan “wa jadilhum billatiy hiya ahsan”

Meski sudah dijelaskan panjang, MTA tetap memaksa Gus Anam jangan menyinggung-nyinggung lagi MTA dalam tiap pengajiannya.

Bosan bertemu dengan orang-orang bodoh tapi ngeyel, Gus Anam akhirnya mengambil kitab, tokoh-tokoh MTA disodori kitab diminta membaca kitab tersebut. Mengetahui akan dites bahasa Arab dan pengetahuan agamanya, rombongan MTA langsung bersiap pamit.

Gus Anam terus meminta agar salah satu rombongan MTA mau membaca kitab itu, tapi tetap tidak mau, bahkan mereka terus berdiri, dan pergi tanpa sempat menikmati minuman dan makanan yang dhidangkan.

Tidak ada komentar: